Sinopsis Ashoka Samrat episode 378 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 378 by Kusuma Rasmana. Di depan sel penjara Nirankush yang sudah kosong, Ashoka yang sedang bersama Nayaka dan Acharya Radhagupta merasa bahagia karena rencana awal mereka berjalan dengan lancar. Ashoka berkata, "Sekarang Nirankush akan pergi menemui tuannya, Gondana dan aku akan mengikutinya!". Acharya dan Nayaka senang mendengar ucapan Ashoka yang penuh semangat.

Nirankush lari menyusuri jalan besar melewati di hutan. Ashoka mengikuti dari belakang dengan menunggangi kuda putihnya, Garuda namun tetap menjaga jarak, sehingga Nirankush tidak tahu bahwa pelariannya diikuti. Sementara Nirankush terus berlari mekewati hutan dan semak-semak, tidak jauh dibelakang Ashoka dengan arah yang sama, Sushima juga mengikuti mereka dan membayang-bayangi Ashoka. Sushima memperlambat kudanya, dia bergumam, "Aku tidak akan pernah membiarkanmu untuk mencari tahu siapa Gondana!". Sushima lalu membedal kuda hitamnya kembali.


Ashoka yang membuntuti Nirankush melihat dia masuk ke dalam sebuah pondok sederhana setelah lebih dulu celingak-celinguk memastikan tidak ada orang yang mengikutinya .
"Gondana pasti ada di dalam sana!", guman Ashoka lalu dia turun dari kudanya.
Sushima yang membayangi Ashoka juga sampai di tempat agak dekat dengan pondok tersebut dan melihat kuda Ashoka yang ada disitu, dia segera menghentikan kudanya, karena memikirkan sesuatu. "Ashoka rupanya menemukan persembunyian Gondana, Aku harus memperingati Rajmata sebelum dia tertangkap!", guman Sushima
Di dalam pondok, Helena kaget dan bingung melihat Nirankush datang ke pondoknya, dia segera memakai jubah yang sekaligus tudung yang menutupi kepalanya.
"Kau? Apa yang kau lakukan disini?", tanya Helena bingung.
Nirankush menjawab, "Aku mengikuti pesan Anda, Anda telah menyuruhku kemari".
Helena berkata, "Aku? Aku tidak menolongmu. Lalu bagaimana kau bisa keluar dari tahanan dan datang kemari?"

Nirankush menjawab, "Aku bisa keluar atas bantuan dari pesan yang Anda kirimkan kepadaku"
Helena menyangkal, "Aku tidak pernah mengirim surat kepadamu".
Nirankush berpikir dan berkata, "Mungkin salah seorang anakbuah Anda yang telah membantuku".
"Bagaimana bisa demikian?", tanya Helena sambil berpikir. Sementara itu, diluar pondok Ashoka sedang mengintip ke dalam pondok, dia bisa melihat Gondana yang berjubah hitam, namun wajahnya tidak tampak karena tudung hitam itu menutupi kepala dan wajahnya. Sementara di dalam pondok Helena yang masih bingung melihat keluar dan dia kaget melihat asap yang merupakan isyarat bahaya dari seseorang.

Masih ditempat sebelumnya, Sushima yang sudah membakar jerami kering dan mengeluarkan asap pekat, memandang ke arah pondok Gondana di kejauhan dan berpikir, "Sekarang Rajmata akan mengerti isyaratku, dia pasti segera lari menyelamatkan diri dan Ashoka tidak mendapatkan apapun".
Helena yang melihat asap pekat dari suatu arah, mengerti itu adalah isyarat dari Sushima, pertanda ada bahaya yang akan datang kepadanya. Helena mendekati Nirankush dan mendampratnya, "Bodoh! Kau bodoh, Nirankush! Ini adalah rencana Ashoka! Kau jadi umpan untuk menangkap Gondana!". Nirankush hanya bingung ketakutan.
Ashoka yang mengintip diluar pondok memperhatikan dengan saksama. "Gondana ini ternyata seorang wanita?", batin Ashoka heran setelah mendengar suara Gondana yang mengerubungi badan dan kepalanya dengan jubah hitam tersebut.

"Cepat! Kau pergi dari sini!" perintah Helena kepada Nirankush yang segera melarikan diri. Helena dengan jubah hitamnya juga segera kabur dari pondok itu. Ashoka yang mengintip dari sela-sela dinding belakang terlambat mengantisipasi hal itu. Ashoka segera masuk ke dalam pondok sambil menghunus pedang Chandraguptanya. Namun didalam pondok tidak ada siapapun lagi.
Namun sejenak kemudian, beberapa anakbuah Gondana muncul dari beberapa arah di sekeliling pondok dan langsung mengitari Ashoka dengan senjata pedangnya.
"Jangan biarkan dia lolos!", teriak seorang anakbuah Gondana. Disusul oleh serangan pedang orang itu, namun Ashoka berhasil melumpuhkan lawannya. Dua anakbuah Gondana yang lain dibuat tak berdaya dengan sabetan pedang Ashoka dilehernya.

Di istana Magadha Pattaliputra, saat itu para putri dan dua rani sudah selesai melakukan ritual puja dibawah pohon suci. Dharma berkata kepada semua puteri, "Sekarang puja sudah selesai. Tiba saatnya bagi Kalian semua akan mengikatkan benang suci ini di pohon dan memegangnya lalu melakukan parikrama (mengelilingi searah jarum jam) pohon suci ini beberapa kali dan mengikatkan benang suci ini di pohon". Dharma lalu melakukan ritual parikrama dengan benang suci pertama kali sebagai contoh, dia mengelilingi pohon tiga kali dan mengikatkan ujung benang di pangkal pohon. Para putri menyimak dengan antusias dan segera melakukan ritual itu secara bvergiliran. Dimulai dari Anandini, Chanda, Rani Charumitra, Anantha dan Srishti. Tiba giliran putri Kaurwaki kembali dia bingung karena tidak tahu cara mengikat benang pertama kali sebelum melakukan parikrama. Para putri lain dan Charumitra kembali tersenyum sinis mentertawakannya.

Devi yang melihat kesulitan Kaurwaki, kembali bergabung dengan Kaurwaki dan segera memulai ritual dengan mengikat benang di pohon suci, Kaurwaki menirukanannya. "Anda bisa mengikuti setelah aku", kata Devi memulai merentangkan benang yang tergulung ditangannya dan mulai mengelilingi pohon sambil berdoa kepada Dewi Ibu Sawitri. Kaurwaki mengikuti yang dilakukan Devi dengan senang hati termasuk mengulangi ucapan doanya. Devi berdoa kepada Dewi Ibu Sawitri bagi calon suaminya yang bernama Ashoka semoga dikarunia panjang umur dan selalu dalam perlindugan-Nya. Anandini yang mendengar doa Devi dan Kaurwaki, tampak tidak suka dengan keinginan putri tersebut, lain halnya dengan Chanda, merasa agak lega, karena Kaurwaki ternyata menginginkan Ashoka untuk jadi suaminya, bukan Sushima.
Sementara itu Witthasoka mendekati Dharma dan tertawa melihat Devi dan Kaurwaki yang sedang mengelilingi pohon sambil merentangkan benang di tangannya.
Dharma bertanya, "Mengapa kau tertawa?"

Witthasoka berkata, "Lihat mereka, Bu. Tampaknya bukan Putri Padmavati yang berdoa dan akan menikahi Kakak Ashoka, tapi Kak Devi yang mungkin mendapatkannya".
Dharma agak kaget dengan ucapan Witthasoka, dia minta Witthasoka agar diam dengan memegang pipinya.
Sementara itu dalam pondok milik Gondana, Ashoka kembali harus bertarung melawan prajurit anakbuah Gondana yang terus berdatangan. Ashoka yang marah melumpuhkan para penyerangnya satu persatu atau terpaksa membunuh mereka dengan kejam. Ashoka terus waspada menjaga kemungkinan para anak buah Gondana masih bermunculan. Ashoka memandangi puluhan anakbuah Gondana yang sudah menjadi mayat setelah bertarung dengannya.
Di tempat ritual Wat Sawitri, Kaurwaki berdoa mengikuti Devi setelah selesai mengikatkan benang saat ritual parikrama di pohon suci itu tuntas.

"Puja sekarang sudah berakhir. Kini kalian bisa berbuka puasa dan makan sesuatu", kata Dharma. Para putri pun segera mulai mencicipi sesuatu termasuk prasad (persembahan)n setelah dipakai ritual tadi. Putri Anantha tampak semangat mengambil beberapa laddu dari nampan seorang pelayan, sedangkan Charumitra meminta putri Chanda agar segera mengambil makanan yang ada di nampan yang dibawanya. Chanda tersenyum gembira dengan keramahan Charumitra.
Kaurwaki yang sedang mengambil buah melihat Dharma akan pergi. "Rani Dharma, apakah Anda tidak mau makan buah-buahan ini bersama kami?", tanya Kaurwaki.
Dharma berbalik dan menjawab, "Tidak, wanita yang sudah menikah akan makan setelah suaminya makan lebih dulu. Ini menunjukkan tanggungjawab dari seorang istri. Aku akan meminta kepada suamiku agar makan dahulu dan aku akan makan dari tangannya. Karena Kalian semua belum menikah, jadi kalian bisa makan saat ini juga".

"Aku akan permisi dulu", kata Dharma lalu pergi dari tempat itu bersama putra bungsunya.
Kaurwaki berpikir, "Sepuluh tahun yang lalu, Aku sudah menikah dengan Ashoka. Jadi Aku akan tetap berpuasa hingga aku bisa makan sesuatu hanya dari tangan Ashoka. Aku harus menemui Ashoka sekarang!"
Devi yang menerima laddu dari pelayan berbalik bermaksud akan makan bersama Kaurwaki. Namun dia kaget karena melihat Kaurwaki pergi menuju ke dalam istana. "Apa yang akan dilakukannya?", guman Devi.
Di koridor dalam, Acharya Radhagupta dan Nayaka sedang berbicara, Kaurwaki yang akan melewati koridor itu segera bersembunyi.

Acharya Radhagupta berkata, "Aku seharusnya tidak mendengarkan ucapan Ashoka. Aku seharusnya tidak membiarkannya pergi kesana sendirian. Situasi ini sangat berbahaya bagi Ashoka. Jika Sushima sudah mengetahui ini dan juga segera menuju tempat Gondana, maka nyawa Ashoka akan berada dalam bahaya. Pergilah cari dan selamatkan Ashoka. Dia pasti sedang menghadapi banyak masalah di tempat Gondana. Aku akan memberitahu Samrat". Nayaka mengangguk dan segera pergi dari hadapan Acharya. Setelah Nayaka pergi, Acharya juga segera berlalu dari koridor itu.
Kaurwaki yang keluar dari persembunyiannya sangat mengkhawatirkan Ashoka. "Ashoka...", guman Kaurwaki sangat resah. Sementara itu di pondok Gondana, seorang anak buah Gondana yang tersisa masih menyerang Ashoka. Ashoka membuat penyerangnya terkapar dengan sabetan pedang Chandragupta dilehernya. Ashoka lalu keluar dari pondok itu untuk mengejar Gondana yang sudah melarikan diri.

PREV   1  2 
Bagikan :
Back To Top