Sinopsis Ashoka Samrat episode 377 bag 2 by Kusuma
Rasmana. Di ruang interogasi atau penyiksaan tahanan, Nirankush yang
dalam posisi terikat dan dirantai, tubuhnya basah kuyup setelah diguyur air dari
atas. Nirankush tampak kelelahan dan kesakitan setelah siksaan yang dialami.
Acharya Radhagupta yang ada di tempat itu meminta Nayaka untuk lebih
berhati-hati.a
"Akan baik jika memindahkan Nirankush ke tempat lain. Dan itu harus dilakukan dengan benar-benar rahasia", kata Acharya. Nayaka hanya mengangguk dengan patuh.
"Akan baik jika memindahkan Nirankush ke tempat lain. Dan itu harus dilakukan dengan benar-benar rahasia", kata Acharya. Nayaka hanya mengangguk dengan patuh.
Dua prajurit lalu menggiring Nirankush menuju sel penjara dan mengurungnya disana.
Keesokan harinya, Dharma, Charumitra dan seluruh puteri
berkumpul mengelilingi pohon suci untuk melakukan puja, yang merupakan bagian
dari ritual puasa Wat Sawitri.
Dharma berkata, "Kalian semua bisa memakan buah-buahan setelah kita melakukan puja".
Para putri hanya tersenyum menyimak, sedangkan Rani Charumitra hanya diam. Dharma pun mulai melakukan ritual di pohon suci pertama kali. Tampak Witthasoka dari jauh melihat ibu dan para putri yang akan melakukan ritual di pohon suci.
Dharma berkata, "Kalian semua bisa memakan buah-buahan setelah kita melakukan puja".
Para putri hanya tersenyum menyimak, sedangkan Rani Charumitra hanya diam. Dharma pun mulai melakukan ritual di pohon suci pertama kali. Tampak Witthasoka dari jauh melihat ibu dan para putri yang akan melakukan ritual di pohon suci.
Setelah Dharma selesai,
Kaurwaki akan melakukan ritual itu, namun Anandini langsung mendahuluinya.
Kaurwaki hanya diam dan memilih mengalah dari Anandini, dia pun menunggu
gilirannya. Setelah Anandini, Rani Charumitra melakukan ritual yang diikuti oleh
putri Chanda yang juga melakukan puja. Dia tersenyum melihat Charumitra yang
melakukan puja bersamanya di depan pohon suci itu. Dalam ritualnya, Chanda
berdoa dalam hati, "Calon suamiku, Sushima, semoga Kau panjang umur sehingga
kita bisa hidup bersama dengan bahagia. Dirimu hanya milikku! Aku berharap,
semoga tidak ada mata wanita jahat yang jatuh kepadamu. Tidak ada wanita lain
yang datang mendekatimu".
Setelah putri Anantha, putri Srishti melakukan ritual di pohon suci tersebut. Kaurwaki masih menunggu giliran putri Srishti selesai melakukan ritual di pohon suci. Kaurwaki membatin, "Aku akan meminta maaf kepada Dewa karena tidak mempercayai Ashoka sementara ini. Semoga dengan bantuan-Nya, bisa memperjelas semua perbedaan antara aku dan dia".
Giliran Kaurwaki melakukan ritual itu. Didepan pohon suci, Kaurwaki bingung tidak tahu cara tahapan dalam melakukan puja di depan pohon itu. Dia melirik pun Devi dan Devi mengangguk pelan dan memahami kesulitan putri Kaurwaki. Devi lalu melangkah menuju pelataran yang mengelilingi pangkal pohon dan bergabung dengan Kaurwaki. Dharma tersenyum melihat Devi yang mulai melakukan tahapan ritual puja dan diikuti oleh Kaurwaki yang menirukannya.
Putri Anandini dan Rani Charumitra tersenyum sinis memandang remeh putri Padmawati yang tidak tahu melakukan puja di pohon itu. Sedangkan Witthasoka yang melihatnya dari jauh hanya tersenyum melihatnya. Witthasoka berguman, "Puteri Kaurwaki melakukannya persis seperti kak Devi. Dia rupanya hanya mengikutinya".
Di bawah pohon, Devi dan Kaurwaki pun hampir selesai melakukan ritual puja tersebut.
Di ruangan sel penjara, seorang prajurit mengantarkan makanan
untuk Nirankush yang hanya duduk di bangku sekaligus dipan untuk tempat
tidurnya. Entah karena kelaparan atau apa, Nirankush segera menyantap makanan
yang disuguhkan dengan terburu-buru. Nirankush menemukan sebuah kertas catatan
berupa pesan di sela-sela makanannya.
Dalam pesan itu tertulis, “Nirankush, Kami bersamamu. Ikuti apa yang aku tulis dalam surat, sehingga kau dapat melarikan diri dari penjara. Lalu kau akan bisa menemui kami, Dari Gondana”.
"Ini dari Gondana...", guman Nirankush senang seakan tidak percaya. Namun dia segera menyembunyikan pesan tersebut karena mendengar langkah kaki seseorang mendekati selnya. Nirankush berpura-pura makan lagi. Nayaka mendekati sel Nirankush dan berkata dari luar jeruji.
"Kalau Kau tidak mau angkat bicara kebenaran tentang informasi Gondana, maka ini akan menjadi makanan terakhirmu, Nirankush", kata Nayaka memperingatkannya. Dia lalu pergi dari dalam ruangan sel tersebut.
Sepeninggal Nayaka, Nirankush membaca surat itu lagi. Dia lalu melakukan sesuai petunjuk yang ditulis dalam pesan itu. Dia menggulingkan batu besar yang ada di dalam jeruji sel, mengambil sebuah pisau melengkung yang ada dibawah batu. Dengan pisau besar itu dia menjebol dinding kayu dekat pilar yang seperti petunjuk pesan. Namun saat mendengar langkah seseorang mendekat, Nirankush langsung merebahkan diri di dipan dan berpura-pura tidur. Orang yang datang itu adalah Acharya Radhagupta. Dia melihat Nirankush yang sedang tidur.
"Jangan khawatir tentang tidurmu, Nirankush. Jika kau tidak mau bicara hingga matahari terbenam sore ini, maka pikirkan saja, Samrat akan membuatmu tidur untuk selama-lamanya", kata Radhagupta lalu pergi dari tempat itu. Nirankush segera bangun lagi setelah memastikan Acharya Radhagupta sudah pergi. Kembali dia berusaha menjebol dinding kayu tersebut dengan pisaunya. Setelah dinding papan itu jebol, tampaklah sebuah tuas yang bisa diputar melingkar. Nirankush memutar tuas itu ke kanan. Tampaklah dinding papan disebelahnya bergeser dan memperlihatkan lorong rahasia menuju suatu tempat.
Nirankush lalu memasuki lorong itu dan mencoba kabur dari sel penjara. Di lorong rahasia yang diterangi beberapa obor minyak, Nirankush melangkah tanpa kesulitan. Namun Nirankush berhenti karena mendengar suara Ashoka dari arah depan. Nirankush segera bersembunyi dibalik pilar saat Ashoka, Nayaka, dan Acharya Radhagupta yang menyusuri lorong itu melewatinya menuju sel penjara. Nirankush segera kabur begitu rombongan Ashoka lewat, langkah kaki Nirankush membuat kegaduhan. Ashoka, Nayaka dan Acharya mendengar kegaduhan dari belakangnya itu tapi mereka tidak melihat apapun saat menoleh ke belakang. Ketiganya lalu meneruskan langkah mereka menuju sel penjara.
Di ruangan Sushima, Siamak berkata memuji Sushima, "Bagus, Kak,
bagus! Aku senang rencanamu berhasil baik!", kata Siamak. Sushima bingung dengan
ucapan Siamak.
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti", kata Sushima.
"Nirankush, Kak! Nirankush berhasil melarikan diri dari penjara", kata Siamak.
Sushima berkata, "Apa? Aku tidak melakukannya!".
Siamak yang bingung sekarang, "Bukan kau? Bukankah kau yang mengirimkan pesan kepadanya dan memandunya agar kabur?", tanya Siamak.
"Aku belum mengirimkan surat itu! Surat yang aku tulis masih disini. Aku ingin membunuhnya", kata Sushima marah. Kedua pangeran itu terkejut kebingungan mengetahui ada yang aneh.
"Suratnya masih disini! Lalu siapa yang melakukan itu?", tanya Siamak yang bingung.
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti", kata Sushima.
"Nirankush, Kak! Nirankush berhasil melarikan diri dari penjara", kata Siamak.
Sushima berkata, "Apa? Aku tidak melakukannya!".
Siamak yang bingung sekarang, "Bukan kau? Bukankah kau yang mengirimkan pesan kepadanya dan memandunya agar kabur?", tanya Siamak.
"Aku belum mengirimkan surat itu! Surat yang aku tulis masih disini. Aku ingin membunuhnya", kata Sushima marah. Kedua pangeran itu terkejut kebingungan mengetahui ada yang aneh.
"Suratnya masih disini! Lalu siapa yang melakukan itu?", tanya Siamak yang bingung.
Sushima berkata marah saat menyadari sesuatu, "Ashoka! Itu pasti Ashoka!". Sushima marah sambil menendang meja di depannya.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Ashoka!", kata Sushima serak.
Ashoka, Acharya Radhagupta, dan Nayaka tiba di depan sel
penjara Nirankush dan melihat dalam jeruji sel itu sudah kosong tanpa penghuni.
Ashoka tersenyum senang karena rencana mereka bekerja dengan baik, demikian juga
Acharya dan Nayaka.
Kilas balik ditampilkan, di ruang rahasia tempat dia memergoki Sushima, Ashoka berkata kepada Acharya, "Nirankush tidak mau berbicara, jadi aku harus memancingnya".
Kilas balik ditampilkan, di ruang rahasia tempat dia memergoki Sushima, Ashoka berkata kepada Acharya, "Nirankush tidak mau berbicara, jadi aku harus memancingnya".
Kemudian tampak Nayaka dari balik pilar mengawasi Nirankush saat dia membaca surat atau pesan yang didapat dari piring makanannya. Dan Acharya Radhagupta mengawasi Nirankush saat dia berusaha keluar dari penjara dengan menjebol papan kayu dengan pisau melengkung. Kilas balik berakhir.
Ashoka berkata, "Sekarang Nirankush akan pergi menemui tuannya, Gondana dan aku akan mengikuti jalannya!".
Acharya dan Nayaka senang mendengar ucapan Ashoka yang penuh semangat. Lagu Ashoka Haa Ashoka Hai menutup episode ini.
CUPLIKAN : Nirankush lari menyusuri jalan besar melewati di
hutan. Ashoka mengikuti langkahnya dengan berkuda. Nirankush datang ke pondok
persembunyian Gondana, Ashoka mengintip ke dalam gubuk, namun Ashoka tidak
melihat wajah Gondana karena Gondana mengenakan jubah panjang dan tudung yang
menutupi kepalanya. Ashoka terus mengamati ke dalam dengan saksama.