Sinopsis Ashoka Samrat episode 376 by Kusuma Rasmana.

Sinopsis Ashoka Samrat episode 376 by Kusuma Rasmana. Di istana Magadha, Pattaliputra, Kaurwaki memasuki ruang sidang sambil dikawal dua prajurit perempuan. Dia segera menuju ke tengah ruangan itu berhadapan dengan Samrat Bindushara di tahtanya. Semua hadirin melihat ke arahnya, Kaurwaki memberi salam hormat kepada Samrat Bindushara.
Samrat bertanya kepadanya, "Apakah kau memiliki petunjuk mengenai siapa yang menambahkan racun dalam makanan yang kaumasak?. Beritahu kami jika kau tahu sesuatu. Keterangan yang kau sebutkan bisa melawanmu sendiri, jika Kau mencoba menyembunyikan sesuatu. Aku harap kau memahami kerumitan dari situasi saat ini. Pelakunya pasti akan dihukum!".
Suasana ruang sidang hening sejenak, karena Kaurwaki belum menjawab pertanyaan samrat, semua orang menatap ke arahnya.


Sushima bertanya Kaurwaki, "Rajkumari Padmawati, apakah Ashoka sempat datang ke dapur?".
Kaurwaki inga,t saat itu Ashoka sempat mengunjungi dapurnya, "Tapi makanan belum siap ketika ia datang ke dapur saya. Jadi ini tidak mungkin kalau dia yang telah menambahkan atau meracuni makanan. Setelah Rajkumar Ashoka, bahkan Anda, Rajkumar Sushima, Rani Charumitra dan Rani Dharma juga telah datang ke sana", kata Kaurwaki.
Charumitra tersinggung dengan jawaban Kaurwaki, dia langsung memotong, "Putri, kau harus mengingat batasanmu. Apakah maksudmu bahwa Aku akan mencoba untuk membunuh anakku sendiri?".

Kaurwaki menjelaskan, "Maksud saya adalah, saya tidak tahu siapa yang melakukan ini.Saya tidak selalu sendirian di dapur itu. Orang terus datang dan pergi ke dan dari dapur sepanjang waktu".
Bindushara berkata, "Bagaimana mungkin Kau tidak tahu apa-apa tentang siapa yang datang dan menambahkan racun dalam makanan yang Kaumasak?. Bagaimana Kau akan menangani tugas sebagai seorang Rani (ratu) nanti jika Kau tidak bisa menangani dapurmu sendiri?".
Kaurwaki diam menunduk, tidak langsung menanggapi ucapan Samrat Bindushara.
"Bukan Rajkumari Padmawati yang bersalah, Samrat! Tapi saya sendiri yang telah membuat kesalahan", menjawab seorang perempuan yang masuk ke ruang sidang. Semua orang yang melihat perempuan yang datang itu terkejut. Karena dia adalah Devi yang langsung maju ke depan sidang dan berdiri disamping Kaurwaki.

Devi menambahkan, "Putri Padmawati tidak sehat sehingga saya menawarkan untuk membantunya dalam memasak. Dia berusaha menolak, tapi saya tidak ingin dia kehilangan kompetisi karena hal kecil. Saya akhirnya bisa membuatnya mengerti dan saya bersembunyi di dapur itu saja saat saya melihat seseorang datang ke dapur. Tapi saya tidak bisa melihat wajahnya".
Siamak terhenyak ditempatnya, namun dia berusaha menyembunyikannya. Dia menanggapi keterangan Devi, "Itu hanya karangan ceritanya saja. Dia telah mengerti bahwa dia yang akan disalahkan. Dia pasti berbohong untuk mengalihkan perhatian kita".
Rani Dharma berkata membela Devi. "Devi berkata benar, dia tidak pernah bisa berbohong. Aku kenal dia dengan baik. Gadis yang tidak berani membunuh tikus tidak mungkin berani mencoba membunuh pangeran", kata Dharma. Kaurwaki terlihat sangat bersyukur atasan dukungan Devi.

Acharya Radhagupta berkata, "Samrat, aku mohon izin Anda untuk menjelaskan sesuatu yang penting. Racun di dalam Khiir yang dicicipi pangeran adalah racun khusus dan tidak biasa. Tidak mudah bagi siapa pun untuk mendapatkan racun ini. Kedua pangeran tahu bahwa Anda akan membunuh pangeran lain jika salah satu pangeran meninggal. Saya tahu pasti, mereka (kedua pangeran) tidak akan melakukan itu. Saya yakin ada orang ketiga dibalik kejadian ini karena dia tahu itu dengan baik, tindakan ini membuat jalan serangan bagi keluarga istana dan Magadha akan berakhir menjadi lemah tanpa dua pangerannya".

Siamak semakin gelisah ditempatnya walaupun berusaha menutupinya. Sementara itu, mendengar penjelasan Acharya, Bindushara jadi menyadari sesuatu.
Bindushara berkata pelan, "Gondana...! Pasti dia yang dibelakang ini".
"Jika dia bisa menggantung mayat di lapangan umum, maka dia juga bisa berani masuk dalam istana untuk menebar racun dalam makanan. Dia telah melewati semua batasnya kali ini. Apakah Nirankush mengatakan apa-apa tentang Gondana?", kata Bindushara bertanya kepada Ashoka.
Ashoka menjawab, "Masih belum, namun segera itu akan terjadi, Aku yakin itu!".

Sebuah kilas balik ditampilkan, di ruangan interogasi atau penyiksaan tahanan, Nirankush menangis ketakutan saat air diguyurkan terus menerus ke tubuhnya melalui pot yang digantung di atas kepalanya. Sementara dia dalam kondisi dirantai, kedua tangannya diikat menuju ke arah tiang di kiri dan kanannya. Nirankush terus berteriak, "Aku tidak tahu apa-apa tentang Gondana! Hentikan ini dan lepaskan aku!".
Ashoka dan Acharya yang ada di ruangan itu melihat ke arah Nirankush. Ashoka menggelengkan kepala pelan, saat Acharya menatapnya, kilas balik berakhir.

Bindushara mengumumkan, "Dua hari, kau hanya punya 2 hari. Bila Nirankush tidak mengatakan apa-apa dalam waktu 2 hari, maka ia akan dijatuhkan hukuman mati secara terbuka, baru Gondana menyadari itu sekarang. Gondana harus mendapatkan pesan ini bahwa kita tidak akan membiarkan dia dan para pendukungnya hidup".
Semua orang mendengarkan keputusan Samrat dengan serius. Di tempatnya, Siamak semakin resah dan gelisah.
"Aku berkesimpulan Rajkumari Padmawati dan Devi tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut. Tapi Kalian telah berusaha curang dalam kompetisi ini".

Rani Dharma berkata, "Cukup Samrat!, mohon Anda tidak menyalahkan Rajkumari Padmawati. Dia menerima kesalahannya sebelum banyak orang di sini melihat kesalahan itu. Dia sudah berdiri di depan kita dan menghadapi semua pertanyaan dan dia tidak menyalahkan Devi sama sekali. Ini menunjukkan dedikasi Putri Padmawati akan persahabatannya", kata Dharma.
Pangeran Sushima berkata, "Benar, Samrat. Pendapat Rani Dharma benar".
Bindushara menanggapi, "Sushima, Aku lebih percaya Dharma daripada ucapanmu". Sushima terdiam mendengar tanggapan Samrat, sementara Charumitra terheran dengan tanggapan samrat.
"Dengan ini, Aku bebaskan Devi dan Putri Padmawati dari segala macam hukuman", kata Bindushara. Kaurwaki dan Devi tersenyum senang. Ashoka dan Sushima menatap ke arah Kaurwaki namun tetap diam.

Charumitra memandang Kaurwaki sambil berpikir, "Aku adalah orang yang bisa menaklukkan orang lain dengan mantra sihir, tetapi Padmawati ini telah mempesona anakku (Sushima) dengan ucapannya".
Kaurwaki mencakupkan tangannya didepan Bindushara. "Kami sangat berterima kasih, Samrat. Kami berterima kasih kepada Anda karena telah mengampuni kami. Dan maafkan kami karena telah mengambil jalan pintas dalam kompetisi ini".
Bindushara meminta kedua gadis itu kembali ke ruangannya.

PREV  1  2 
Bagikan :
Back To Top