Sinopsis Ashoka Samrat episode 375 bag 2 by Kusuma Rasmana.
Di ruang sidang kerajaan yang dipimpin oleh Samrat, Nayaka menghadirkan
beberapa orang yang bertanggungjawab atas pengadaan bahan makanan bagi para
putri saat kompetisi memasak ke dalam ruang sidang itu.
Nayaka segera memberi penghormatan kepada Samrat, diikuti oleh orang-orang yang dibawanya.
Samrat memberi perintah, "Masukkan mereka semua ke dalam penjara!". Ashoka dan Radhagupta terkejut, demikian juga Nayaka dan orang-orang yang dibawanya serentak saling pandang.
"Tapi, samrat..", tanya Nayaka. "Orang-orang ini juga harus bertanggungjawab!", kata Bindushara lagi.
Nayaka segera memberi penghormatan kepada Samrat, diikuti oleh orang-orang yang dibawanya.
Samrat memberi perintah, "Masukkan mereka semua ke dalam penjara!". Ashoka dan Radhagupta terkejut, demikian juga Nayaka dan orang-orang yang dibawanya serentak saling pandang.
"Tapi, samrat..", tanya Nayaka. "Orang-orang ini juga harus bertanggungjawab!", kata Bindushara lagi.
Orang-orang yang dibawa serentak memohon ampunan samrat, namun samrat tak peduli.
Bindushara berkata, "Putri dari beberapa kerajaan telah diundang ke Pattaliputra ini untuk sayembara tapi salah satu dari pangeran terkena racun. Kalian harus menanggung kesalahan kalian! Bersyukurlah kepada Tuhan karena kalian masih diberikan hukuman penjara bukan hukuman mati".
"Cepat bawa mereka!", kata Samrat lagi. Nayaka dan prajurit segera membawa mereka menuju ruang tahanan.
Mahamatya berkata, "Mereka harus dihukum jika mereka memang bersalah, tapi mereka tidak berada di dekat dapur tepat memasak bagi para putri pada hari kejadian"
Bindushara berkata, "Bisakah kau berbicara lebih jelas, Mahamatya?".
Mahamatya akan menjawab, namun Sushima berkata mendahului Mahamatya.
"Maksud Mahamatya, Ashokalah yang paling dekat dengan tempat memasak itu, Samrat. Anda harus mempertimbangkan kemungkinan itu", kata Sushima .
Ashoka berkata, "Kuingatkan kau, Sushima! Aku adalah orang yang disalahkan secara membabibuta dan membuatnya diusir dari Magadha 10 tahun yang lalu. Kalian tentu tidak bisa meragukannya. Semua orang tahu bahwa aku tidak menyerang dari belakang dan aku juga tidak berkomplot. Aku sangat menyukai makanan yang beracun itu. Aku pikir akulah targetnya disini, bukan kau!. Bahkan setelah mengetahui aku akan disalahkan untuk kematianmu, mengapa aku akan membahayakan hidupku? Aku tidaklah sebodoh itu!"
Sushima berkacak pinggang berkata, "Disini kau merasa tidak bersalah? Bagaimana aku percaya?"
Ashoka menjawab, "Aku tidak bersalah. Kau tahu, Aku yang ingin mencicipi makanan itu pertama kali"
Sushima membantah, "Tapi, Akulah orang pertama yang mencicipinya"
Ashoka berkata "Karena kau memaksa untuk itu!".
Bindushara teringat kelakuan Sushima saat itu yang memaksa mencicipi makanan Kaurwaki pertama kali, bahkan sambil menghalangi Ashoka.
Siamak ikut bicara tentang kebenaran Ashoka yang selalu memusuhi Sushima.
Ashoka menanggapi ocehan Siamak, "Aku curiga kaulah yang punya kepentingan dengan ini, Siamak!".
Siamak berkata, "Aku? Bagaimana aku bisa terlibat masalah diantara kalian?"
Ashoka berkata "Orang-orang yang ingin melihatmu duduk di atas tahta sudah tidak ada lagi sehingga kau akan mencoba sendiri. Dan tindakan itu salah satunya cara yang bisa memenuhi semua kepentinganmu".
Siamak hanya diam tidak menanggapi ucapan Ashoka.
Ashoka kembali berkata, "Atau mungkin saja Sushima yang melakukannya sendiri untuk menyalahkanku".
Sushima tertawa sinis, "Ashoka... Ashoka, adikku! Mengapa kau bisa menuduhku mencelakakan diriku sendiri?"
"Karena kematianmu akan mencelakakanku juga!", jawab Ashoka. Sushima dan Ashoka terus berdebat beradu kata-kata.
Ashoka beralasan, "Kau mungkin telah berpura-pura setelah memasukkan racun ke dalam masakan Padmawati. Aku tahu dengan baik bahwa itu tidak akan membunuhmu tapi hanya membuat denyut nadimu lemah. Aku pantas memiliki kecurigaan kepadamu juga".
Di tahtanya Samrat jadi terpengaruh dengan kemungkinan itu juga, Charumitra dan Mahamatya menjadi tegang.
Siamak berkata, "Kita harus meminta keterangan dari Putri Padmawati. Karena dia yang memasak, jadi dia pasti tahu kemungkinan itu".
Ashoka berkilah, "Samrat, Rajkumari Padmawati tidak mungkin terlibat dalam hal ini".
Siamak bertanya, "Kenapa? Apakah kau tidak mencurigai tujuannya bagi kelangsungan tahta kerajaan Magadha?"
Sushima berkata tegas, "Tidak...tidak, itu tidak mungkin. Aku tahu pasti dia tidak bisa melakukannya. Aku sendiri yang menjaminnya".
Charumitra heran dengan Sushima yang membela Putri Padmawati, demikian juga Ashoka, Dharma, Bindushara dan Siamak.
Bindushara berkata, "Aku tidak peduli tentang jaminanmu, Sushima. Ini bukanlah penyelidikan seorang ayah bagi keselamatan putranya, tapi tugas Samrat Magadha yang ingin mengetahui siapa orang yang berusaha membunuh salah satu dari kedua calon Samrat. Jika ada bahaya pada kedua pangeran Magadha, maka masa depan tahta ini tidak akan aman".
"Aku minta Putri Padmawati dihadirkan dalam ruang sidang ini, segera!", perintah Samrat Bindushara lantang.
Di tempatnya, Dharma ingat Kebaikan Padmawati kepadanya saat bertemu di hutan. Dia juga teringat Padmawati yang pandai memasak makanan yang disukai oleh Ashoka.
Dharma berpikir, "Aku selalu berpikir bahwa Padmawati menyukai Ashoka, tapi melihat Sushima yang juga membelanya aku rasa ada kemungkinan lain lagi!".
Sejenak kemudian... "Rajkumari Padmawati akan hadir di ruang
sidang!", berteriak seorang petugas istana memberi pengumuman di ruang sidang
itu. Kaurwaki memasuki ruang sidang sambil dikawal dua prajurit perempuan. Dia
segera menuju ke tengah ruangan itu berhadapan dengan Samrat Bindushara di
tahtanya. Semua hadirin melihat ke arahnya.
CUPLIKAN : Dari tahta, Bindushara bertanya, "Bagaimana kau akan
melakukan kewajiban seorang Ratu nanti jika kau tidak bisa mengurus dapurmu
sendiri?". Kaurwaki kaget saat Dharma memergokinya di sebuah koridor yang menuju
tempat rahasia. "Mengapa Aku menemukanmu di tempat yang tidak biasa ini? Apakah
kau menyukai Sushima? Katakan kebenaranmu hari ini. Apa yang kau sembunyikan?",
tanya Dharma dengan tegas. Kaurwaki diam menatap Dharma.