Sinopsis Ashoka Samrat episode 375 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 375 by Kusuma Rasmana. Di istana Magadha, Pattaliputra, dalam ruangan Ashoka yang temaram, Kaurwaki terbelalak menyadari pria yang ada didepannya itu adalah Sushima, bukan Ashoka. Sushima menyeringai dan berkata, "Aku akan menghancurkan diriku sendiri dengan menghancurkanmu, Padmawati. Aku tidak pernah memikirkan ini sebelumnya. Aku mengerti isyaratmu tapi aku tidak tahu bagaimana caranya bereaksi atau mundur. Ini semua masih baru bagiku. Aku tidak menyadari itu tapi sekarang aku jujur kepadamu, aku merasakan daya tarik yang sama seperti perasaanmu kepadaku. Aku menyadari bahwa kita telah diciptakan untuk bersama. Ketika aku pertama kali melihat matamu, aku merasakan hal yang sama walaupun kita sama-sama canggung. Sekarang Aku tidak ragu bahwa kau memberikanku racun itu. Bagaimana bisa seseorang sayang kepadamu akan membunuhmu?".

Sushima mendekati Kaurwaki dan memegangnya dengan paksa.
Kaurwaki berusaha melepaskannya, namun Sushima menahannya dan melihatnya dengan lekat. Kaurwaki yang ketakutan melihat Ashoka yang muncul di pintu samping. Dia merasa cemas, Ashoka menatap mereka dengan tajam.
Sushima yang ikut menoleh ke arah pintu segera melepaskan Kaurwaki. Kaurwaki segera menjauh dari Sushima. Sushima menyeringai menatap Ashoka dan Kaurwaki bergantian.
"Apa kau takut kepada Ashoka yang bodoh ini?", tanya Sushima.
Sushima tertawa nyengir melihat mata Kaurwaki yang berkaca-kaca cemas melihat Ashoka.

"Oh, perempuan! Perempuan memang biasa jika dia merasa malu. Aku tidak tahu tentang semua ini karena aku telah jatuh cinta untuk yang pertama kalinya", kata Sushima. Ashoka hanya melihatnya marah, tangannya mengepal.
"Tapi Ashoka yang sudah berpengalaman. Dia telah jatuh cinta pada masa remajanya ketika dia baru 15 tahun. Dia bahkan memiliki kekasih yang bernama... siapa ya namanya?", tanya Sushima sambil mendekati Ashoka.
"Oh... siapa namanya, Ashoka?", tanya Sushima, namun Ashoka hanya diam tidak menjawab.
"Namanya...ya, namanya Kaurwaki", kata Sushima lagi, "Kau tentu ingat itu semua?".
Kaurwaki terkejut, demikian juga Ashoka. Namun Ashoka dan Kaurwaki hanya saling memandang satu sama lain.
Ashoka membalas, "Aku tidak ingat apa-apa", sambil mengalihkan pandangannya, membuat perasaan Kaurwaki terluka, dia menangis. Ashoka melihat Kaurwaki menangis namun dia diam berusaha meredakan gejolak hatinya.

Sushima yang melihat Kaurwaki menangis berkata, "Tidak... tidak!..Ini bukanlah kesalahan Ashoka. Ini adalah kesalahan dari darahnya. Darahnya kotor! Darahnya begitu encer sehingga dia tidak memiliki kekuatan untuk mengerti perasaan seseorang ataupun hubungan apapun. Dia tidak bisa memiliki cinta siapapun. Sekarang pergilah, Rajkumari!"
Kaurwaki dengan berlinang air mata segera pergi dari ruangan itu.
Tinggal Sushima dan Ashoka yang saling menatap tajam satu sama lain. Sushima tampak marah, demikian juga Ashoka.
Sushima mendekatinya, "Kau mencoba membunuhku?"
Ashoka menjawab tegas, "Kau tidak akan hidup jika aku benar-benar menginginkan itu".
Sushima marah dan mencengkeram leher Ashoka, "Aku ingin bertarung denganmu secara terbuka untuk mengakhiri babak ceritamu"

Ashoka ikut membalas memegang leher Sushima. "Kau berpikirlah dulu sebelum berharap banyak, Sushima! Karena tidak ada yang tahu kapan kau bisa mengubah harapanmu menjadi kenyataan", kata Ashoka.
Dengan tetap saling memegang leher masing-masing, keduanya saling mendorong sekuat tenaga. Dalam adu dorong itu Sushima rupanya kalah kuat dibanding Ashoka. Sushima terdorong ke belakang beberapa langkah. Sejenak kemudian mereka berdua melepaskan pegangan masing-masing. Sushima yang masih marah segera pergi. Ashoka menatap kepergian Sushima dengan pandangan tajam.
Di ruangannya, Kaurwaki menangis pilu di pembaringannya, dia menangis atas prilaku Ashoka yang tidak mengenalinya sebagai kekasihnya.

Sedangkan Ashoka yang berdiri di ruangannya menyadari kesalahan kepada Kaurwaki, "Apa yang telah aku lakukan? Apakah aku telah membiarkan Kaurwaki dekat dengan Sushima dalam upaya untuk menjauhkan dia dariku? Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, Kaurwaki. Aku tidak akan membiarkan hidupmu dihancurkan. Aku harus berkata yang sebenarnya!", batin Ashoka.
Kaurwaki menangis sambil meratap, dia menyesal menyembunyikan kebenarannya dari Ashoka, dia teringat saran Devi yang minta dia berterusterang kepada Ashoka, namun saran itu ditolaknya.
"Aku membuat kesalahan terbesar dengan melakukan ini. Aku harus berkata semua kepadanya. Aku telah menjadi tidak murni hari ini karena keegoisanku Saat mandi aku akan memurnikan jiwaku. Aku harus memberitahu Ashoka bahwa aku adalah Kaurwaki yang dia cintai", guman Kaurwaki menyesal disela isak tangisnya.

Dia ingat pembicaraan Ashoka dan Sushima sebelumnya di ruangan Ashoka. "Mungkinkah dia tidak pernah mencintaiku atau dia tidak pernah merasakan itu terhadapku? Mungkin itulah mengapa dia tidak mengenaliku. Lalu apa gunanya berkata yang sebenarnya kepadanya jika itu benar?", batinnya lagi.
Namun Kaurwaki teringat tentang bagaimana dia diselamatkan Ashoka beberapa kali sebelumnya, dia memegang gelang suci Rakhsa Kawacha di lengannya."Jika dia tidak mencintaiku, kenapa dia mempertaruhkan nyawanya untukku? Jika tidak, mengapa aku melihat kecemburuan di matanya? Aku merasakan kecemburuan yang sama ketika aku melihat Ashoka bersama Anandini. Mengapa aku melihat perasaan yang sama? Cinta dimatanya yang ingin aku lihat... Apakah Ashoka berbohong kepadaku? Dia sebenarnya tahu dan mengenaliku tapi dia tidak berkata apapun? Aku harus segera bertemu dengannya. Aku harus mengetahui kebenaran!", guman Kaurwaki lagi lalu pergi dari ruangannya.

Keesokan harinya, Ashoka dan Kaurwaki, keduanya saling menuju kamar masing-masing untuk berbicara kebenaran. Keduanya teringat masa remaja yang mereka habiskan bersama, saat Takhshasila, Pattaliputra dan Kalingga. Keduanya segera bertemu tanpa direncanakan sebelumnya di koridor. Keduanya saling berpandangan dengan jarak terpisah beberapa langkah.
Kaurwaki melangkah mendekati Ashoka, Ashoka memandangnya Kaurwaki lekat, namun suasana romantis itu terganggu karena Nayaka muncul dari arah lain koridor diantara pangeran dan putri itu.
Nayaka berkata, "Yuwraj, Samrat mengadakan pertemuan penting di ruang sidang hari ini dan Anda harus segera hadir".
Entah mengapa Nayaka tetap memanggil Ashoka dengan panggilan Yuwraj (Putra Mahkota) padahal gelar itu sudah dicopot oleh Samrat dan belum ada pangeran yang dinobatkan lagi sebagai putra mahkota.

Ashoka mengangguk pelan. Nayaka segera pergi, karena mungkin merasa telah mengganggu pertemuan kedua insan itu.
Ashoka melangkah sambil menatap Kaurwaki, namun segera berbelok menyusul Nayaka pergi ke ruang sidang tanpa berkata sepatah kata pun kepada Kaurwaki.
Kaurwaki berniat memanggil, namun diurungkannya, dia membatin, "Aku tidak akan pernah menjadi halangan dalam tugas kerajaannya. Tidak akan pernah!". Dia segera berlalu dari tempat itu.

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top