Sinopsis Ashoka Samrat episode 340 bag 2

Sinopsis Ashokaa Samrat episode 340 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Sushima yang panik dan marah tidak membuang waktu, dia memberi perintah agar pembantu Nirankush itu ditangkap. Dua prajurit Magadha yang muncul segera menyergap pembantu Nirankush yang terus menyebut dirinya tidak berbohong. Sushima segera pergi meninggalkan halaman rumah itu.
Dharma manarik nafas lega, dia mulai menenangkan dirinya, Witashoka dan Devi mendekatinya. Dharma berdoa mengucapkan terima kasih kepada Dewa karena telah menyelamatkan mereka hari ini. Radhagupta dan Nayaka tersenyum berusaha menenangkan Dharma.

Di jalan yang tidak jauh dari tempat Kumbha Mela yang ramai dengan orang yang lalu lalang. Kaurwaki, pelayan dan prajurit pengawal sedang dalam perjalanan meninggalkan tempat tersebut. Kaurwaki merasa putus asa karena orang yang dicari-cari belum ditemukan juga. Dia bertanya, "Mengapa Bela? Semua usahaku untuk bertemu dengannya selalu gagal?".


"Kau akan bertemu dia sesuai dengan takdir", Seseorang menjawab pertanyaan Kaurwaki. Kaurwaki menoleh, orang itu ternyata Acharya yang pernah bertemu dengannya beberapa waktu sebelumnya.

"Kita hanya harus fokus pada karma kita bukan menentukan hasilnya. Ini akan tergantung pada karmamu. Salah satu harus pergi sesuai dengan arah angin untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Orang-orang yang mencoba untuk melawan itu akan gagal", kata Acharya itu lagi, lalu pergi meninggalkan rombongan Kaurwaki.

Kaurwaki berguman, "Arah angin? Ya, arah angin. Orang itu mengisyaratkan kita agar menuju Awantipuram, Ujjaini. Mata-mata kita mengisyaratkan hal yang sama. Aku akan ke sana!"

Di jalan berbatu, Sushima sedang memacu kudanya yang berlari kencang bersama dua prajuritnya. Prajurit yang dibelakang sedang menyeret tubuh seseorang dibelakang kudanya. Entah masih hidup atau sudah mati, pembantu Nirankush yang diseret itu posisinya terbaring telungkup dengan tangan terikat tali, sehingga tubuhnya terus terantuk tanah, batu-batu jalan dan debu yang berhamburan. Di tempat lain, Ashoka sedang berderap diatas kudanya, Garuda yang berlari kencang menuju Awantipuram. Namun kudanya tiba-tiba berhenti di tengah jalan seakan ada sesuatu.

"Ada apa, teman?", tanya Ashoka kepada kudanya. Garuda menjawab dengan ringkikan. Ashoka akhirnya melihat jalan berbatu yang melintang di depannya ada ceceran darah dan bekas sesuatu yang diseret di jalan itu sebelumnya. Ashoka akhirnya mencoba membuat Garuda mengerti agar melanjutkan perjalanannya kembali, walaupun kuda itu berusaha menolak.

Di dalam rumahnya, Seth Dhaniram masih bingung dengan kejadian barusan dan yang dilakukan oleh beberapa orang asing yang masuk ke rumahnya tanpa permisi. Dhaniram bertanya, "Siapa kalian semua? Apa yang kalian lakukan disini, apa yang sebenarnya terjadi?"

Devi yang ada disitu mengingat saat pertengkaran antara Chanda dan ibunya, bagaimana dia melihat dua orang di depannya saat ini, sebelumnya juga bertemu dengan Dharma. "Aku sudah tahu ada sesuatu yang salah, apakah Kalian ini memang terkait dengan orang yang dicari Pangeran Sushima", kata Devi. Dharma, Radhagupta, Nayaka hanya diam, tidak menanggapi.

Dhaniram berkata lagi, "Pangeran Sushima mencari Ashoka atas informasi dari penguasa disini, namun hari ini Aku tidak mengerti mengapa semua orang berbohong dihadapannya. Aku yakin Nirankush tidak akan tinggal diam. Dia memiliki beberapa rencana. Ada apa yang sebenarnya? Apakah Chanda adalah Pangeran Ashoka sesungguhnya?".

Dhaniram bertanya kepada Dharma, Radhagupta dan Nayaka yang ditatapnya bergantian.

Ashoka melewati jalanan pasar yang sepi, tidak ada keramaian seperti biasa. Dia bertanya kepada seorang pria yang ditemui tentang Pangeran Sushima yang datang di kota itu. Pria itu mengatakan bahwa Sushima dan prajuritnya sudah pergi meninggalkan kota itu.

Ashoka yang mengetahui bahwa Sushima telah pergi merasa kesal. "Aku kehilangan kesempatan untuk bertemu dia lagi!", gumannya menyesali keterlambatannya.

Di rumah Seth Dhaniram, Acharya Radhagupta melemparkan kantung uang kepada Dhaniram. "Ashoka tidak pernah bisa menjadi Chanda, demikian juga sebaliknya Chanda itu bukan Pangeran Ashoka", kata Acharya itu.

Dhaniram menjawab, "Kalau itu benar, mengapa kalian semua harus berbohong di depan Sushima?".
Nayaka yang dari tadi diam saja, berkata, "Kau tidak perlu tahu terlalu banyak, atau hal itu dapat mendatangkan masalah bagimu saja".

Devi membenarkan keingintahuan ayahnya, dia berbicara hal baik tentang Chanda kepada Nayaka dan Radhagupta. "Dia tidak pernah mencoba untuk menyakiti siapa pun. Maka adalah tugas kami untuk membantu kalian", kata Devi

Tapi Dhaniram tidak suka putrinya memuji Chanda, dia khawatir bahwa dirinya dan putrinya bisa mendapatkan masalah karena Chanda dan keluarganya dan juga orang-orang yang mendukungnya itu.

Terdengar suara ringkikan kuda di luar rumah, mereka semua kaget dan saling pandang. Witashoka yang mengintip di lubang jendela, merasa senang melihat yang datang adalah kakaknya. "Bhaiya?", gumannya lalu memberitahu ibunya. Radhagupta dan Nayaka saling pandang penuh arti, Radhagupta menganggukkan kepalanya Dharma.

Dharma yang melihat Witashoka akan menyongsong kakaknya ke halaman segera menghentikan langkahnya. Dengan berbisik Dharma minta Witashoka untuk tidak memberitahu kakaknya tentang apa yang terjadi di rumah itu beberapa waktu sebelumnya. Witashoka hanya mengangguk dan segera pergi.


CUPLIKAN : Malam hari, Nirankush bersama lebih banyak prajurit datang ke rumah Dhaniram lagi. "Dimana dia? Dimana Ashoka?", tanyanya kepada Dhaniram dan Devi yang menyambut mereka. Saat itu Dharma, Witashoka dan Ashoka bersama kudanya sedang menuju suatu tempat. Nirankush menangkap Dhaniram dan Devi dan memerintahkan prajurit membakar rumah mereka. Dhaniram dan Devi berteriak panik sambil menangis melihat bencana yang akan menimpa rumahnya. Ashoka yang badannya penuh luka-luka lecet mendatangi pintu gerbang sebuah benteng yang dijaga prajurit, dia tampak sangat marah.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top