Sinopsis Ashokaa Samrat episode 340 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashokaa Samrat episode 340 by Kusuma Rasmana. Di luar pekarangan rumah Seth Dhaniram, tampak Sushima sampai di tempat itu dengan ringkik kudanya. Sushima memandangi rumah besar Dhaniram dari atas dari kudanya. Nirankush dan anak buahnya malah bertingkah kikuk melihat kedatangan Sushima. Dharma kaget melihat Sushima akhirnya benar-benar datang. Ditempat persembunyiannya, WitAshoka mengintip ibunya yang berdiri dekat jendela dengan ketakutan. Sushima lalu turun dari kudanya. Dia melangkah menuju halaman rumah Seth Dhaniram.

Di depan pintu gerbang, Sushima berteriak memanggil adiknya. "Aku disini! Keluarlah Ashoka! Aku datang dari jauh. Aku datang untuk bertemu denganmu setelah bertahun-tahun berpisah. Apakah kau tidak akan memelukku? Sudah 10 tahun, ini adalah waktu yang lama. Tidak ada hari yang berlalu ketika aku tidak gelisah untuk menemuimu, Ashoka!", kata Sushima. "Hari ini telah datang karena bantuan penguasamu, Nirankush. Mengapa kau membuatku menunggu begitu lama? Bawa dia ke sini! Aku akan memberikan hadiah untuk itu", tanya Sushima lalu menoleh kepada Nirankush.

Nirankush bingung sambil berguman, "Bagaimana caranya memberitahu dia bahwa orang yang ingin ia temui tidak ada di sini?". Nirankush mengangguk bermaksud melangkah masuk ke halaman rumah, namun Sushima yang berubah pikiran malah menghentikannya. "Tunggu dulu, dia adalah saudaraku. Hanya aku yang punya hak untuk memanggilnya!", kata Sushima lalu berjalan melewati pintu gerbang menuju halaman. Sushima berhenti di depan teras rumah besar itu. Dari persembunyiannya, Witashoka terkejut melihat ibunya sangat panik.

Kembali Sushima berteriak menggelegar sambil merentangkan tangannya. "Ashoka!!!". Semua orang tampak terkejut mendengarnya. Sementara Ashoka sedang dalam perjalanan pulang dengan menunggangi kudanya yang berderap kencang. Sushima terkejut karena belum ada reaksi dari dalam rumah. "Apa yang terjadi padanya?", guman Sushima.

Devi dan ayahnya semakin panik dan bersembunyi ke tempat yang dianggap aman.

Di halaman, kembali Sushima meminta Ashoka untuk keluar. "Lihat luka yang kau berikan padaku! Aku belum membiarkannya sembuh dalam 10 tahun ini. Luka ini tidak membiarkanku untuk melupakanmu. Luka ini terus mengingatkanku bahwa aku harus membalas dendam untuk itu! Kau adalah pelakunya! Aku telah lama memutuskan hukuman untukmu, hukuman mati! Ini adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan hukuman itu. Aku memiliki keyakinan penuh kali ini, kau pasti akan datang. Dunia telah menganggap bahwa kau tidak ada lagi, tapi aku tidak! Kisah pertarungan kita belum berakhir begitu saja. Aku tahu ini. Sekarang waktunya telah datang. Kau sedang bermain petak umpet. Ini tidak cocok dengan seorang pemberani sepertimu"

Seth Dhaniram tidak bisa mengerti apa yang terjadi, dia keluar dari persembunyian dan mendekati Dharma. "Mengapa Pangeran Sushima di sini? Mengapa kau bersembunyi darinya? Pertanyaannya adalah mengapa Sushima mengkhayal bahwa Pangeran Ashoka masih hidup dan ada di sini? Ditambah lagi dimana Chanda sekarang?", tanya Dhaniram kepada Dharma. Dharma menjawab, "Demi Tuhan, kumohon kau diam".

Witashoka bertanya dalam gumanan, "Siapa orang ini? Mengapa ibu begitu takut kepadanya?".

Di halaman rumah, kembali Sushima berteriak, "Apa yang terjadi padamu Ashoka? Kau adalah kesatria pemberani Magadha. Tetap bersembunyi seperti pengecut itu tidak cocok untukmu. Apakah kau belajar dari ibumu? Ibumu begitu bangga cita-citanya ada di dalam darahmu. Kemana semuanya itu pergi sekarang? Ibumu selalu memberimu inspirasi dan mengirimmu ke medan perang dengan bangga. Mengapa kau tidak keluar hari ini? Apakah kau menyadari kekalahanmu dalam 10 tahun ini? Aku tidak bisa menunggu lagi. Aku akan datang ke hadapanmu jika kau tidak keluar!"

Seth Dhaniram tidak tahan lagi di kamar itu, dia keluar walaupun Devi dan Dharma berusaha melarangnya. Dhaniram menyapa Sushima dengan membungkuk hormat. Sushima bertanya apakah ada orang lain di rumah itu selain dia dan keluarganya, Dhaniram membenarkan bahwa dia menyewakan rumahnya kepada seorang ibu dan dua putranya.

Sushima menyimpulkan dan berkata, "Dengan kata lain, kau memberikan perlindungan bagi Ashoka?"

Dhaniram menyangkal, "Tidak, Pangeran, Aku hanya mengijinkan Chanda dan ibunya tinggal disini".
Sushima terus mencecar Dhaniram dengan pertanyaan tentang identitas Dharma yang juga bernama Subhadrangi dan putranya Ashoka, namun Dhaniram tidak mengerti tentang nama yang disebut dan bersikukuh dia hanya mengenal Chanda, ibunya dan adiknya.

Sushima tertawa mendengarnya, "Mereka berdua cukup berbakat untuk mengubah nama dan identitas mereka, juga membodohi orang".

Di tempatnya, Dharma berdoa kepada Dewa agar melindungi mereka dari bahaya yang mulai mengancam dia dan keluarganya. Dalam keranjang persembunyiannya, Witashoka ingat janjinya bahwa ia akan mengurus ibunya dan rumah saat kakaknya tidak ada dirumah.

Witashoka segera keluar dari persembunyiannya, dia bermaksud keluar dari kamarnya, namun Dharma melarangnya.

Dia mengingatkan putra bungsunya itu tentang janjinya kepada kakaknya beberapa waktu lalu. "Biarlah semua akan terjadi sesuai kehendak Dewa", kata Dharma. Devi hanya melihat sedih namun tak mengerti tentang yang terjadi pada Dharma dan putranya.

Dharma dan Witashoka berbalik melangkah ke tempat persembunyian, ketika sesorang menepuk bahunya. Dharma kaget dan berbalik untuk melihatnya. Tampak seorang wanita yang sebaya dengan dirinya dan seorang anak lelaki yang seumuran Witashoka. Wanita itu mengenakan pakaian yang sama seperti Dharma sedangkan anak lelakinya berpakaian seperti Witashoka. Dharma dan Witashoka heran melihat kedua orang itu, wanita dan anak lelaki itu memberikan senyum ramah mereka.

"Anda tidak akan perlu keluar tetapi kami sebagai bayanganmu yang akan keluar sekarang", kata wanita itu.

Dari arah pintu belakang kamar, muncul Acharya Radhagupta dan Nayaka. Radhagupta tersenyum, Nayaka mengangguk hormat. "Penjaga dan penyelamat Akhanda Bharata (persatuan India) kini dalam bahaya. Adalah tugasku untuk menyelamatkan penjaga dan keluarganya", kata Radhagupta.

Dari persembunyiannya, Devi melihat orang-orang itu dan yang mereka lakukan dalam kebingungan.
Wanita itu dan anak lelakinya pergi keluar kamar dan melangkah mendekati Sushima yang sedang berhadapan dengan Dhaniram. Wanita itu menutupi wajahnya dengan dupatta (kerudung selendang) sebagaimana yang biasa dilakukan Dharma. Dhaniram merasa lega, demikian juga Nirankush yang ikut masuk ke halaman rumah itu bersama seorang pembantunya. Dharma mengamati kejadian itu dari tempatnya di kamar.

Sushima tersenyum memandang wanita itu dan berkata, "Ibu, Aku telah menunggu hari ini sejak lama. Tidakkah ibu mau menunjukkan wajah ibu dan memberikan berkat kepada putramu ini?"
Radhagupta dan Nayaka yang mengintip ikut juga mengamati kejadian itu.

Wanita itu mulai melepaskan dupatta yang menutupi wajahnya. Sushima yang melihatnya terkejut karena wanita itu bukan Dharma atau Subhadrangi tetapi ternyata orang lain. Nirankush, Pembantu Nirankush dan Seth Dhaniram juga terlihat terkejut karena mereka tahu itu bukan ibu dan adik dari Chanda.

Sushima berteriak marah, "Apa dia memang ibunya Chanda?", matanya menatap Dhaniram, Nirankush dan pembantunya.

Wanita itu meyakinkan Sushima bahwa dirinya memang ibu dari Chanda, "Aku meminta maaf kepada Anda atas kesalahan yang Chanda lakukan"

Asisten Nirankush ingat sosok ibunya Chanda saat penangkapan Chanda di jalan besar. Dia menyebut wanita itu pembohong, "Tidak, Pangeran, wanita ini orang lain, bukan ibu Chanda. Anda bisa bertanya kepada Nirankush jika Anda tidak percaya padaku".

Nirankush yang hanya ingin menyelamatkan dirinya meyakinkan Sushima bahwa wanita itu memang ibu Chanda, dia bahkan menyebut pembantunya yang justru berani berdusta. Dhaniram bingung atas apa yang terjadi dengan Nirankush. Sementara wanita itu dan anak lelakinya semakin gelisah dengan perkembangan itu. Pembantu Nirankush yang tidak mau disalahkan yakin Nirankush yang berbohong demi kepentingannya karena Chanda sudah kabur dari rumah itu.

Sushima yang marah atas perdebatan itu menuntut agar bertemu orang yang disebut Chanda.

Wanita itu pun bersandiwara seakan memanggil anak sulungnya yang bernama Chanda. Seorang pemuda berperawakan sedang keluar, dia berpakaian seperti sosok Chanda yang biasa di tempat itu. Kembali tiga orang di halaman itu, Dhaniram, Nirankush dan pembantunya kaget karena orang yang keluar itu bukan Chanda yang mereka tahu dan kenal.

Sushima yang sadar itu hanya orang lain dan bukan Ashoka, mulai marah kepada ketiga orang di depannya. Sushima mulai percaya kepada mereka memang bukan Ashoka dan keluarganya. "Chanda bisa jadi orang yang tidak meleleh dan marah bila mendengar seseorang berbicara menghina ibunya, tetapi Ashoka tidak akan melakukannya!", kata Sushima.

Namun pembantu Nirankush yang berusaha meyakinkan Sushima meminta dia untuk datang ke kuil Ganesha bersamanya. "Aku akan membuktikan bahwa aku tidak berbohong!"

Sushima mendadak pusing dan panik mendengar nama dewa dan kuil, dia menutupi kedua telinganya. Semua orang yang ada disitu heran melihat tingkahnya. Dharma, Radhagupta dan Nayaka juga melihat kejadian itu dari dalam rumah.

PREV  1  2
Bagikan :

Related Post:

Back To Top