Sinopsis Ashoka Samrat episode 396 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 396 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Di ruangan Samrat, Dharma tengah memeluk suaminya dengan hangat. Dharma berkata, "Aku sangat-sangat berterima kasih kepada Anda, Samrat. Karena Anda telah memilih Kaurwaki untuk Ashoka".
Mereka terus berpelukan.

Dharma berkata, "Anda tidak hanya membuat Ashoka bahagia tapi kau juga memberikan sebuah alasan kepada semua rakyat Magadha untuk bahagia. Aku serasa berada di langit ke sembilan. Aku tidak pernah berpikir Anda akan mengubah pendapat Anda mengenai Kaurwaki. Anda menyebutkan ketidak-pantasannya di ruang sidang tapi Anda memilihya untuk Ashoka. Tindakan Anda patut dipuji. Aku harap semuanya berjalan dengan baik"


Bindushara menjawab, "Aku juga berharap demikian. Tapi tidak ada hal yang akan terjadi dengan tenang dan lancar. Sangat mungkin, akan terjadi sesuatu. Tidakkah kau memikirkan tentang ayah Kaurwaki, Raja Jagannatha?. Dia pasti akan datang ketika mengetahui tentang hal ini. Kita tidak tahu, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi nanti".
Bindushara pergi dari ruangan itu. Dharma memikirkan ucapan samrat barusan, "Ya Tuhan, Aku berharap Jagannatha tidak akan merusak pertunangan ini", batin Dharma.
Di ruangan Anandini, dia sedang sibuk memasukkan pakainnya ke dalam peti pakaiannya. Charumitra datang ke tempat itu.

"Sungguh kasihan, kepada dirimu. Samrat lebih memilih Kaurwaki dari pada kau. Kau juga sudah membuat kesalahan. Aku akan berdiri di sisimu jika kau memilih anakku dari pada anak pelayan itu (Ashoka). Aku tidak egois seperti Dharma. Dia selalu egois dan curang seperti juga Kaurwaki. Penipu hanya mendukung penipu dan semua penipu berkumpul sekarang. Dharma adalah penipu terbesar. Dia merebut cintaku, merebut suamiku dariku. Aku juga kesayangan suamiku waktu itu".
Anandini yang diam lalu menjawab, "Tapi..."

Charumitra tersadar dengan ucapannya, "Sudah, begini maksudku. Aku datang untuk mendorongmu agar jangan pernah merasa kalah. Kau memiliki semua kwalitas seorang ratu tapi kau hanya membuat satu kesalahan. Kau tidak tahu bagaimana caranya memikat pria yang menyukai wanita lain", kata Charumitra.

Charumitra mendekati Anandini dan berjalan mengelilinginya. "Kita tidak bisa melakukan apa-apa. Takdir adalah bukti. Yang buruk bersama orang-orang yang baik. Kita orang-orang baik. Biarkan Dewa yang akan menghukum orang jahat. Jangan berkecil hati. Semoga Dewa memberikanmu kekuatan untuk hidup dengan rasa sakit ini bahwa Kaurwaki telah merebut cintamu darimu dan kau tidak bisa melakukan apapun selain terlihat tak berdaya".
Charumitra berbalik sambil menyunggingkan senyum. Tinggal Anandini yang tegang dan tersinggung dengan ejekan itu.

Keesokan paginya, di ruangannya, Kaurwaki yang terbangun merasa malas turun dari tempat tidur. Dia malah membetulkan selimuatnya membungkus tubunya. Devi datang untuk membangunkannya, "Ingat, hari ini adalah hari pertunanganmu", kata Devi.
Kaurwaki menjawab, "Aku selalu tidur untuk memenuhi impianku sebelumnya. Sekarang impian itu sudah selesai. Aku pantas untuk tidur sedikit lebih lama lagi". Kembali Kaurwaki menutupi badan hingga kepalanya dengan selimut.
Devi berkata ketus, "Kau harus mandi sekarang. Semuanya sudah disiapkan", Devi menarik lengan Kaurwaki hingga terbangun dari pembaringannya, "Aku akan datang untuk membawamu segera". Devi segera pergi.

Kaurwaki senang memikirkan dirinya akan bersatu dengan Ashoka setelah mengikuti semua ritual perkawinannya.
"Tidak akan pernah!", batin Anandini sambil melangkah, "Aku bersumpah untuk menghukum Kaurwaki dan Ashoka karena telah menipuku. Kalian berdua harus dihukum!".
Anandini melihat beberapa pelayan perempuan membuat persiapan ritual mandi bagi Kaurwaki di sebuah ruangan dapur.

"Aku harus bisa mengalihkan perhatian mereka", batin Anandini mencari akal. Melihat pelayan lain akan masuk ruangan itu, Anandini sengaja mengganjal dengan kaki hingga pelayan itu jatuh dan barang dibawanya berserakan. Pelayan yang jatuh mengaduh membuat rekan-rekanya meninggalkan pekerjaanya dan mendekati untuk menolongnya. Anandini tak peduli dengan pelayan perempuan yang jatuh itu. Segera dia mendekati meja yang penuh beberapa ramuan mandi. Anandini melihat Uptan atau lulur mandi yang terletak diatas meja. Namun sebelum melakukan sesuatu dia mendengar suara Devi menginstruksikan pelayan lain untuk tugas mereka dan segera melangkah menuju dapur. Anandini tersenyum mendengar suara Devi, dia bersembunyi untuk menghindari Devi namun seorang pelayan bertanya yang membuatnya terkejut.

Pelayan bertanya, "Apa yang Tuan puteri lakukan di sini?". "Sugandhi!", kata Anandini berpura-pura menyemprotkan sesuatu pengharum dalam botol ke tubuhnya dan melemparkannya ke mata pelayan itu. Dia segera berlalu setelah berhasil melakukan sesuatu pada Uptan, dia melewati yang masih sibuk dengan pelayan. Devi melihat Uptan di tempatnya, namun batinnya curiga, dia bertanya kepada pelayan, "Untuk apa Anindini datang kesini?".
Pelayan menjawab, "Dia mengambil Sugandhi (pengharum)".
Devi berpikir, "Anandini bisa melakukan sesuatu tapi dia tidak akan berhasil".
Anandini melihatnya dari balik tirai, "Aku melakukan apa yang harus kulakukan. Aku telah mencampur sesuatu pada Uptan. Kaurwaki setelah memakai itu akan berubah menjadi jelek sekarang dan wajahnya akan menghancurkan hidupnya!"

Devi menuntun Kaurwaki menuju ruang ritual mandi bersama pelayan perempuan. Kaurwaki pun bersiap untuk mandi, dia pun berganti pakaian dengan kain putih sesuai dengan tradisi ritual mandi.
Kaurwaki masuk dan melangkah masuk ke dalam bak mandi besar yang dikelilingi tirai putih. Dalam bak sudah penuh air hangat bercampur susu dan penuh ramuan rempah dan bunga-bunga. Dia senang dan malu memikirkan persiapan ritual perkawinan mereka.
Devi membawakan Ubtan itu untuknya, tanpa mengetahui Uptan itu berbahaya bagi kulit Kaurwaki. Juga para pelayan yang membawa ramuan lain.

Devi mengangkat mangkuk yang berisi Uptan dan akan memakaikannya. "Biarkan disitu, Aku sendiri yang akan memakainya", kata Kaurwaki. Devi menjawab dengan menggodanya, lalu dia dan pelayan meninggalkan Kaurwaki sendirian dalam bak mandi itu dan menunggu diluar tirai.
Kaurwaki menyentuh Uptan itu, namum tidak langsung mengoleskannya ke tubuh. Dia teringat perkataan Ashoka tadi malam, "Kau akan menjadi milikku, tidak ada yang bisa memisahkanmu dariku untuk 7 generasi berikutnya", dan Kaurwaki pun tersenyum.
Di sisi lain, Anandini melangkah sambil berguman, "Lupakan tentang 7 generasi, Ashoka bahkan tidak akan melihatmu selama 7 menit!". Dia tersenyum membayangkan rencananya.
"Aduh!", Kaurwaki menjerit kesakitan. Devi yang menoleh segera bergegas ke dalam ruangan mandi. Mereka melihat jari tangan Kaurwaki yang melepuh. Devi jadi memikirkan sesuatu.


CUPLIKAN: Devi melihat perubahan pada Uptan di mangkuk. "Aku yakin seseorang mencampurkan sesuatu pada Uptan ini", batin Devi. Dia teringat melihat Anandini yang pergi dari dapur. Devi lalu pergi ke ruangan Anandini dengan membawa Ubtan celaka itu.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top