Sinopsis Ashoka Samrat episode 353 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 353 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Di arena pertarungan, Ashoka yang masih terbaring tiba-tiba terbatuk-batuk. Dia kembali sadar, wajahnya yang membiru kembali cerah. Radhagupta dan Acharya peramal merasa lega. Ashoka yang tersadar penuh segera bangkit dan mengejutkan semua orang. Dan yang paling terkejut adalah Sushima, Mahamatya dan Charumitra. Bindushara terkejut dan tersenyum dikulum, demikian juga Helena dan siamak. Sushima terlihat marah saat orang yang hadir disana semua tersenyum lega. Acharya Radhagupta dan Acharya peramal segera kembali ke tempat mereka di sisi penonton sedangkan Ashoka berdiri menatap lawannya.
Mahamatya berkata "Petarung Chanda ini ternyata tidak akan menyerah begitu saja. Kita akan melihat siapa yang menang hari ini!".

Sushima dan Ashoka memulai pertarungan mereka, keduanya berlari dari arah berlawanan untuk saling menerjang. Keduanya saling mendorong dengan kekuatan lengan dan tubuh mereka. Ashoka mendapat kesempatan memutar badan dan melakukan bantingan tubuh Sushima ke arah depan melewati punggungnya. Disusul dengan tendangan keras ke arah dada Sushima yang membuatnya terpental dan jatuh terbanting di pasir arena. Charumitra memekik di kursinya melihat kejadian itu. Sushima segera bangkit, namun sinar putih dari liontin kalung yang dikenakan Ashoka menyilaukan matanya. Dia menutupi pandangan matanya dari sinar itu dengan kedua tangannya. Ashoka melompat dan menerjang Sushima dengan kedua kakinya. Kembali Sushima terjatuh dan berguling-guling. Helena dan Siamak dengan penuh minat memperhatikan hal itu.


Ashoka berdiri menunggu, dia teringat saat Sushima selalu menyalahkan dia untuk setiap tindakan yang salah dan bagaimana mengambil keuntungan dan pujian saat situasi perang.
Sushima segera maju dan menyarangkan tendangan, namun kakinya berhasil ditangkap oleh Ashoka dan melakukan bantingan yang membuat tubuh Sushima salto ke belakang dan jatuh terbanting di arena. Melihat sesuatu yang bersinar di kalung Ashoka tidak ada lagi karena karena masuk ke kain selempang Ashoka, Sushima segera menyerang lagi dengan tendangan. Sementara Ashoka berpikir tentang bagaimana Sushima menendang ibunya saat dia pergi dari Magadha. Ashoka menepis tendangan lawannya, sambil menyerang dengan pukulan berkali-kali di pipi dan wajah Sushima. Dia melampiaskan kemarahan atas kesalahan Sushima yang dilakukan kepada dia dan keluarganya. "Ini untuk ibuku dan ini untuk Guruku!, kata Ashoka disela-sela hantaman tinjunya. Sushima jatuh telungkup dengan wajah berdarah. Charumitra kembali terpekik, sedangkan para penonton terbelalak dan heran atas aksi Ashoka.

Di tempatnya, Mahamatya berguman heran, "Bagaimana bisa? Mengapa Pangeran Sushima tiba-tiba begitu lemah?"
Para penonton bersorak mengelukan nama Chanda dengan riuh. Sushima seluruh badannya terasa sakit namun perasaannya lebih sakit mendengar sorakan penonton mengelu-elukan lawannya.
Dharma, Witashoka dan Nayaka yang sedang menyusuri koridor bangunan itu juga mendengar sorakan para penonton yang mengelu-elukan Chanda. Witashoka berkata, "Sepertinya Bhaiya menang saat ini!". Mereka semua terus melangkah dengan bergegas.

Di arena pertarungan, Ashoka berteriak kepada Sushima yang masih berusaha bangkit. "Ayo bangun, Pangeran Sushima!, Ayo bangun! Atau Kau tidak akan menikmati aku membunuhmu dengan begitu mudah".
Ashoka mendekati Sushima yang masih kesakitan, dia berbisik, "Penantian selama 10 tahun tidak boleh berakhir begitu cepat! Aku harus menghukummu atas banyak kejahatanmu". Kembali Ashoka mundur dan berteriak, "Bangunlah, Rajkumar Sushima! Bangun!".
Charumitra mulai khawatir, demikian juga Mahamatya. Sushima yang terluka cukup parah berusaha tetap bangkit, dia berusaha berdiri dengan terhuyung-huyung.
Mahamatya berkata, "Salah satu dari mereka akan kalah dan hanya satu yang akan menang. Kita akan lihat siapa yang kalah!".

Sushima maju menyarangkan pukulannya, namun ditahan oleh Ashoka. Sebaliknya Ashoka berhasil memukul Sushima berkali-kali tapi kali ini Sushima berhasil menahannya dan beberapa kali bisa melakukan pembalasan kepada Ashoka. Ashoka kembali menyarangkan pukulan, Sushima berhasil menahannya mereka berdua melakukan kuncian, namun akhirnya kedua saling melepaskan pukulan, hingga keduanya terdorong menjauh.
Sementara itu di dalam hutan, Kaurwaki masih berlari tak tentu arah. Nampaknya dia tersesat karena mengenali tempat yang didatangi itu adalah tempat yang sudah dilewati sebelumnya. Kaurwaki berteriak, "Mengapa? Mengapa Anda menguji kesabaranku?". Kaurwaki jatuh lemas dan terduduk dengan nafas memburu ngos-ngosan. Dia berteriak tak berdaya, "Ashoka!". Dia berusaha mengatur nafasnya yang masih cepat.

Di arena pertarungan, Sushima dan Ashoka saling melompat dan memegang leher satu sama lain.
Sushima berkata, "Cukup sudah permainan ini! Aku akan membunuhmu segera!"
Ashoka menjawab, "Kau memiliki cukup peluang tapi sekarang tidak lagi!"
Mahamatya berkata, "Tampaknya kedua petarung terlihat dengan keputusan saling membunuh".
Sushima teringat bagaimana Ashoka telah merampas hak putra mahkotanya dan telah melukai dadanya saat masih remaja. Dia marah dan mulai memukul Ashoka disusul tendangan kakinya yang membuat Ashoka terdorong. Ashoka berusaha membalas, namun Sushima berhasil mengelak dan menyarangkan pukulan dipunggungnya, hingga Ashoka terdorong ke samping. Ashoka segera maju menyerang, demikian juga Sushima yang makin bernafsu menyongsong.
"Ashoka!", suara teriakan dari seorang wanita dari pintu masuk ruang arena mengejutkan mereka. Ashoka terkejut mengenali itu adalah teriakan ibunya, demikian juga Sushima. Keduanya langsung menahan langkah mereka masing-masing. Di pintu masuk arena, tampak Dharma, Witashoka dan Nayaka berdiri di tempat itu.

Bindushara tertegun melihat wanita itu, demikian juga Charumitra, Mahamatya, Helena, Siamak dan beberapa Acharya yang duduk dikursi masing-masing. Para penonton yang belum mengenali memandang mereka dengan heran.
Dharma, Witashoka dan Nayaka segera maju mendekati kedua petarung yang masih berdiri siaga. Bindushara berdiri, Dharma terbelalak kaget karena melihat Samrat yang merupakan suaminya. Ashoka terlihat kesal karena ibunya telah membuat pertarungan terhenti.

Seorang Acharya mengenalinya sebagai Rani Dharma, "Dia menyebut Chakrawarti Chanda dengan panggilan Ashoka yang berarti dia memang Rajkumar Ashoka!". Acharya itu berkata sambil tersenyum yang membuat Bindushara terlihat bangga karena ternyata mereka adalah anak dan istrinya. Di tempatnya, Dharma terbelalak dan Ashoka menjadi kesal karena identitas mereka sekarang sudah terungkap jelas.
Di sisi lain 5 sekawan pembunuh Chanakya, yaitu : Charumitra, Sushima, Mahamatya, Siamak dan Helena yang berusaha menutupi kecurigaan mereka atas petarung yang bernama Chanda, harus menerima kenyataan Bindushara sudah mengenali mereka sebagai istri dan putra-putranya. Ashoka, Dharma dan Bindushara, ketiganya sibuk dengan pikiran dan gejolak hati mereka masing-masing.


CUPLIKAN : Masih di arena pertarungan di Nalanda, Ashoka berkata, "Aku tidak akan kembali ke Pattaliputra!".
Bindushara berkata pelan, "Kali ini janganlah kau begitu keras hati, Putraku".
Ashoka berkata marah, "Anda jangan memanggilku putra lagi dan lagi, Samrat Bindushara, karena Anda sendiri yang mengumumkan bahwa ayahku sudah mati beberapa tahun yang lalu. Sekarang Aku tidak punya ayah!". Bindushara terluka perasaannya mendengar ucapan Ashoka. Di tempat lain, Ashoka bertemu Kaurwaki yang sedang berdiri dengan pikiran kosong dan putus asa.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top