Sinopsis Ashoka Samrat episode 348 bag 3 by Kusuma
Rasmana. Para penonton mulai bersorak menyerukan nama Mallu sekarang.
Sementara Ashoka terbaring telungkup di lantai arena tidak bergerak. Acharya
melihat itu dengan tegang, sedangkan Mahamatya gembira, para penonton masih riuh
bersorak menyerukan Mallu yang diam berdiri menunggu lawannya
bangkit.
Mahamatya berdiri dari kursinya dan mengumumkan, "Mallu akan dinyatakan sebagai pemenang jika Chanda tidak bangun sampai hitungan ke-10. Dan nasib lawannya akan menjadi keputusan Mallu. Dia bisa melakukan apapun yang dia ingin lakukan kepada Chanda. Dia bisa membunuh Chanda atau mengampuni nyawanya!"
Mahamatya berdiri dari kursinya dan mengumumkan, "Mallu akan dinyatakan sebagai pemenang jika Chanda tidak bangun sampai hitungan ke-10. Dan nasib lawannya akan menjadi keputusan Mallu. Dia bisa melakukan apapun yang dia ingin lakukan kepada Chanda. Dia bisa membunuh Chanda atau mengampuni nyawanya!"
Para penonton ramai bersorak. Seorang pria di tepi arena mulai melakukan penghitungan, "Satu!.. Dua..", teriaknya.
Acharya yang sama menatap Ashoka dengan lekat, dia berharap Ashoka segera bangkit sebelum hitungan selesai.
Sementara hitungan masih berjalan, saat hitungan ke-6, Samrat Bindushara masuk bersama dengan prajurit pengawalnya. Ashoka yang terbaring membuka matanya saat melihat kedatangan Bindushara. Bindushara melangkah menuju kursi kebesarannya, para Acharya pejabat Magadha dan orang-orang yang dilewatinya semua mengucapkan salam kepadanya.
Dengan tubuh masih terbaring telungkup, Ashoka mengingat (dalam kilas balik) bagaimana ayahnya menghukum dia tanpa mendengar penjelasannya dan kemudian mengusirnya dari Magadha dan memutuskan semua hubungan mereka.
Bindushara lalu duduk di atas kursi kebesarannya yang
disediakan khusus di tempat itu. Acharya menatap Ashoka yang masih terbaring
dengan tegang, demikian juga Mahamatya tegang menantikan hitungan yang hampir
selesai.
Saat hitungan yang diteriakkan seorang pria mencapai hitungan ke-9, Ashoka bangkit dengan mantap dan mengejutkan semua orang dan para penonton.
Saat hitungan yang diteriakkan seorang pria mencapai hitungan ke-9, Ashoka bangkit dengan mantap dan mengejutkan semua orang dan para penonton.
Mahamatya yang kaget segera berkata, "Sepertinya Chakrawarti Chanda telah memanggil kematian bagi dirinya sendiri. Kita akan lihat berapa lama dia akan bertahan menghadapi lawannya".
Di arena, Ashoka berdiri menatap Bindushara dengan marah, Mallu datang menghantamkan pukulannya, namun Ashoka memegang tangannya. Dengan sekali gerakan, dia berhasil menahan kedua tangan Ballu yang berusaha memukulnya.
Sambil terus menatap Bindushara dengan marah, dia membantin, "Pembunuh guruku berkeliaran dengan bebas dan mendapatkan rasa hormat darimu. Ibuku melarikan diri dan bersembunyi sejak 10 tahun lalu padahal dia masih memiliki rumah dan keluarga. Aku yang seorang Pangeran Ashoka harus berubah menjadi Chanda! Kau yang bertanggungjawab untuk semuanya itu, Samrat Bindushara! Hanya Kau!"
Ashoka melampiaskan kemarahanya dengan memuntir kedua lengan Ballu, Ballu mengerang kesakitan saat kedua tinjunya diadukan sesama tinjunya sendiri. Ashoka lalu menghantamkan kepalanya ke dada Ballu dan disusul dengan tendangan kakinya. Tendangan dan pukulan tinju beruntun menghajar Ballu tanpa bisa membalas. Ashoka menghempaskan tubuh Ballu ke pasir arena.
Acharya yang sama melihatnya bersemangat dari sisi penonton, dan giliran Mahamtya yang menjadi tegang. Bindushara dari kursinya menikmati tontonan itu.
Ballu yang mencoba menyerang lagi, kembali menjadi bulan-bulanan pukulan dan tendangan Ashoka. Mallu terkapar dengan mulut dan wajah penuh darah. Ashoka menerjangnya dengan tinjunya yang akan menghantam wajahnya. Mallu segera mencakupkan tangan kepada lawannya sebagai tanda menyerah. Ashoka akhirnya menahan pukulan geledeknya dan tidak jadi menghantam wajah Ballu. Ashoka tersengal menahan tenaga dan kemarahannya, tangannya terus mengepal didepan wajah Ballu.
Para penonton bersorak menyerukan nama Chanda. Ashoka berusaha
menentramkan hatinya dari kemarahannya.
Mahamatya yang tegang terlihat terkejut karena situasi terbalik sekarang, Mallu menyerah di tangan Ashoka. Mahamatya pun mengumumkan Chakrawarti Chanda sebagai pemenang.
Mahamatya yang tegang terlihat terkejut karena situasi terbalik sekarang, Mallu menyerah di tangan Ashoka. Mahamatya pun mengumumkan Chakrawarti Chanda sebagai pemenang.
Bindushara tampak gembira melihat penampilan petarung muda itu. Namun Ashoka melihat Bindushara dengan pandangan hina. Mahamatya meminta Ashoka untuk memberi hormat kepada Samrat yang duduk di kursinya sambil menundukkan kepala. Ashoka hanya berdiri diam di arena tidak peduli dengan perintah itu. Seorang pria dari panitia pertandingan juga minta Ashoka memberi hormat kepada Samrat, namun Ashoka hanya menggelengkan kepalanya. Dia malah berdiri meninggikan wajahnya dengan angkuh.
"Aku tidak akan menundukkan kepalaku!", kata Ashoka. Acharya yang sama yang disisi penonton terkejut. Mahamatya dan semua orang yang ada disitu juga terkejut mendengar ucapan Ashoka yang dikenal sebagai Chanda dalam arena itu. Di kursinya, Bindushara menatap pemuda yang melihatnya dengan angkuh tersebut.
CUPLIKAN : Bindushara bertanya pada Ashoka, "Apakah kau tidak
membungkukkan kepalamu pada ayahmu? Dimana dia sekarang?". Ashoka menjawab, "Dia
sudah mati!"
Mahamatya berkata kepada Sushima, "Pangeran, dia ada di sini! Dia menyebut dirinya Chakrawarti Chanda", sambil menceritakan tentang Ashoka. Ashoka ada di atas arena, dia melihat Sushima yang sedang melangkah dengan marah. Sushima berlari masuk ke dalam arena pertarungan, disisi lain Ashoka berlari menyongsongnya.
Mahamatya berkata kepada Sushima, "Pangeran, dia ada di sini! Dia menyebut dirinya Chakrawarti Chanda", sambil menceritakan tentang Ashoka. Ashoka ada di atas arena, dia melihat Sushima yang sedang melangkah dengan marah. Sushima berlari masuk ke dalam arena pertarungan, disisi lain Ashoka berlari menyongsongnya.