Sinopsis Ashoka Samrat Episode 401 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 401 by Kusuma Rasmana. Di istana Magadha, Pattaliputra, Ashoka yang masuk ke kamar Kaurwaki melihatnya yang tampak tegang. Dia segera bergegas mendekati Kaurwaki. "Darimana saja kau?", tanya Ashoka.
"Ada apa?", tanya Kaurwaki agak kikuk.
"Wit sudah mencarimu, dia bilang Kau tidak ada di kamarmu", kata Ashoka menatap Kaurwaki.
"Ayo katakan!", kata Ashoka melihat Kaurwaki yang hanya diam.
Namun Devi yang mendekat menjawab, "Aku tadi membawanya mandi".
Ashoka bertanya kepada Kaurwaki yang tampak kikuk dan tegang. "Apa kau baik-baik saja? Aku melihat tetesan darah, apa kau terluka?", tanya Ashoka. "Darah?", tanya Devi.
"Ya, Aku melihat tetesan darah di depan pintu", kata Ashoka.

Devi menjadi tegang dengan ucapan Ashoka, demikian juga Kaurwaki terlihat semakin tegang.
Namun Devi langsung menutupi rasa tegangnya. Dia seketika tertawa kecil melihat ke arah Ashoka yang masih tegang dan serius. "Prajurit sepertimu mungkin hanya tahu warna merah hanyalah darah. Tapi Pangeran, itu adalah bekas tetesan Alta".
Alta adalah pewarna merah yang yang dipakai perempuan India di kaki mereka selama acara pernikahan dan festival keagamaan. Nama lainnya adalah Mahawar atau Mawar Bengali.
Ashoka melihat Devi yang sibuk menjelaskan dan hanya manggut-manggut.


"Alta itu aku bawa untuk ditaruh di kakinya, itu pasti jatuh menetes. Aku akan meminta pelayan untuk membersihkannya", kata Devi sambil melihat ke arah Kaurwaki dan segera pergi dari ruangan itu.
Ashoka melirik Devi yang keluar dari ruangan, segera dia berbalik melihat Kaurwaki yang hanya diam. Suasana hening dan kaku terjadi sejenak di ruangan itu.
"Kaurwaki...", kata Ashoka namun Kaurwaki langsung menyela. "Maafkan aku, tapi Aku akan bersiap untuk melakukan Surya puja", kata Kaurwaki.

"Baiklah", kata Ashoka yang segera berbalik untuk pergi. Ashoka melangkah pelan sambil melihat bekas darah di jarinya, "Aku merasa Kaurwaki menyembunyikan sesuatu dariku", batin Ashoka.
Sementara di belakang Ashoka, Kaurwaki menyeka air matanya. Melihat Ashoka berbalik, Kaurwaki menurunkan tangannya, sehingga selendang yang menutupi luka di lengannya jatuh dan tampak lukanya dengan jelas sudah bersih dan kering.
"Kaurwaki, Aku...", Ashoka yang berbalik kaget saat melihat luka di lengan kanan Kaurwaki. Dia teringat saat bertarung melawan sosok perempuan bercadar di hutan perbatasan Magadha beberapa saat sebelumnya. Ashoka ingat sempat melukai perempuan itu di lengan kanannya. Ashoka bergegas mendekat segera memegang lengan kanan Kaurwaki dan melihat luka gores yang cukup dalam itu.
"Luka ini, kau dapat darimana? Kenapa bisa terjadi?", tanya Ashoka menatap Kaurwaki.

Kaurwaki membalas, "Ini bukan apa-apa", dia berusaha melepaskan tangannya yang dipegang Ashoka dan segera membelakangi Ashoka.
Ashoka menanggapi, "Luka ini tak akan terlupakan jika seseorang yang kau kenal menyakitimu. Apakah kau masih ingat bagaimana cara menggunakan pedang? Aku mengajarkanmu di masa remajamu. Apakah kau masih ingat atau tidak? Aku merasa ingin memberikan ujian kepadamu hari ini".
Kaurwaki berkata, "Kau terlalu banyak memberikan ujian kepadaku. Apakah semua ujian itu belum selesai juga?".

Ashoka balik bertanya "Sekarang kau takut tantangan ujian?".
Kaurwaki menggeleng dan berkata ketus sambil menatap tajam ke mata Ashoka. "Aku tidak takut akan apapun!", katanya.
Kaurwaki lalu melangkah ke pojok ruangan, mengambil 2 pedang panjang dan mengangsurkan sebilah pedang kepada Ashoka.
Keduanya lalu melangkah mengambil posisi masing-masing sebelum menyerang.
Ashoka yang tahu Kaurwaki berbohong bertanya dalam hati, "Apakah dia tidak cukup mempercayaiku untuk berkata jujur?". Dia melangkah melingkar sambil menatap Kaurwaki yang juga melakukan hal yang sama.

Sementara Kaurwaki berpikir, "Apakah dia tidak cukup mempercayai cintaku sehingga ia meragukan niatku?".
Kaurwaki melakukan serangan pertama dengan mengayunkan pedangnya ke atas mengincar kepala lawannya. Ashoka menepis dengan pedang disertai dorongan tenaga. Kaurwaki terdorong ke belakang hingga keluar kamar yang pintunya terbuka sampai di koridor. Keduanya melanjutkan pertarungan di koridor depan kamar. Beberapa kali serangan Kaurwaki mentah karena tepisan pedang di tangan Ashoka atau karena dia mengelak.
Ashoka berkata, "Seperti sebelumnya, kau masih cepat merasa puas dengan dirimu! Segera kekalahanmu akan tampak bila terus begitu!".

Kaurwaki menyerang lagi dengan tusukan mendatar dan rendah, namun Ashoka memutar badannya dan mengelak dari serangan itu. Serangan kilat pedang Ashoka yang menuju lehernya membuat Kaurwaki merendahkan tubuhnya dan segera mengayunkan pedangnya. Pedang itu ditahan dengan pedang oleh Ashoka dan segera melakukan swing berputar, namun Kaurwaki tetap bisa mempertahankan pedang di tangannya. Kaurwaki menyerang dengan pedang, Ashoka menghindar atau menepis dengan pedang demikian juga sebaliknya terjadi silih berganti.
Devi yang datang terkejut melihat Kaurwaki dan Ashoka terlibat pertarungan. "Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan gadis ini? Mengapa Ashoka menyerangnya? Apakah Ashoka mengetahui kebenarannya?", guman Devi dengan mata terbelalak.

Devi mendekati kedua orang yang terlibat pertarungan dan saling menahan pedang mereka.
"Berhenti Ashoka! Hentikan ini semua! Apa yang kalian lakukan", teriak Devi.
"Jangan ikut campur! Ini adalah pertarungan kami!", kata Kaurwaki dan Ashoka hampir bersamaan.
Devi yang merasa takut dan tegang segera pergi dari koridor itu. Sementara Kaurwaki dan Ashoka terus saling menahan pedang mereka masing-masing. Ashoka menyentakkan pedangnya hingga Kaurwaki terdoromg ke belakang. Namun Kaurwaki kembali menyerang dan Ashoka menahan pedangnya. Ashoka membatin, "Aku tidak bisa mengerti mengapa Kaurwaki menyembunyikan itu dariku".

Kaurwaki berpikir, "Ini bukan tentang kita saja, tapi tentang dua kerajaan, Ashoka. Itulah mengapa aku diam, tidak mengungkapkan kebenaran kepadamu, Ashoka".
Keduanya kembali bertarung, Ashoka melampiaskan rasa kecewanya atas ketidak jujuran Kaurwaki.
Devi yang berlari tiba di kuil Devi Maa (Dewi Ibu atau Ibu Dewi), dia langsung membunyikan loncengnya dengan keras hingga berayun dengan suara dentangan keras. Devi berdoa sambil meratap sambil menangis ke arah arca Dewi, "Ya, Devi Maa, apa yang Anda kehendaki Aku menerima semua yang terjadi sampai sekarang. Tapi apa yang terjadi hari ini tidak akan berakhir baik. Mohon Anda jangan menguji kesabaran manusia sehingga mereka kehilangan kepercayaan. Jika masalah apapun muncul di antara Ashoka dan Kaurwaki maka itu tidak akan hanya membuat keduanya patah hati tetapi akan membuatku kehilangan keyakinankku".

Di koridor istana, pertarungan antara Ashoka melawan Kaurwaki masih berlangsung. Ashoka yakin Kaurwaki menyembunyikan sesuatu darinya.Ashoka yang marah terus menyerang Kaurwaki dengan pedangnya, namun Kaurwaki bisa menghindar atau menahan ayunan pedang Ashoka dengan pedang panjangnya. Kembali Ashoka mengayunkan pedangnya berputar yang membuat Kaurwaki harus berputar mundur untuk menahan keseimbangan tubuhnya karena terdorong.
Di kuil Devi Maa, Devi masih berdoa, "Kaurwaki telah melakukan begitu banyak hal demi cintanya kepada Ashoka. Dia telah banyak melakukan Japa (meditasi pengulangan nama Tuhan), tapa (pengekangan diri) pengorbanan dan puasa untuk mendapatkan Ashoka. Bagaimana bisa Anda mengabaikannya? Bagaimana bisa Anda tidak membantu Ashoka? Mengapa semua hal yang salah terjadi dengan orang-orang yang baik, Ibu Dewi?". Devi menangis menunduk di depan arca Ibu Dewi dengan air mata bercucuran.

"Memangnya siapa dirimu yang bisa memutuskan apa yang benar dan salah?", berkata seorang pria setengah baya di belakang Devi. Devi segera berbalik, dia melihat Jagannatha, raja Kalingga, ayah Kaurwaki berdiri di tempat itu dengan wajah dinginnya.
"Aku adalah ayahnya. Hanya aku yang memiliki hak untuk memutuskan apa yang benar atau salah untuk dirinya. Ini adalah keputusan terakhirku. Kaurwaki tidak bisa menikah dengan Ashoka. Bagaimana bisa seorang ayah menyerahkan putrinya ke tangan seseorang yang keluarganya bersekongkol melawan dia, yang merupakan putra pelayan, yang saudaranya mencoba untuk membunuh satu sama lain demi mendapatkan tahta, yang ayahnya tidak mempercayai dia, yang telah dibuang oleh kerajaannya sendiri, yang orang-orang tercinta mencoba untuk menjatuhkannya, yang orang-orang terkasih tidak kehilangan kesempatan untuk menunjukkan rendahnya dia dan yang didorong untuk menjadi Chanda (kejam). Jika Magadha memperlakukan dia demikian, bagaimana aku membiarkan dia bersama putriku?", kata Jagannatha sambil menatap Devi dengan marah.

Devi marah mendengar ucapan raja Kalingga, dia melangkah mendekati Jagannatha dan menatapnya tajam.
"Anda hanya pandai merendahkan orang lain dan menyebut keburukan keluarganya. Bagaimana dengan keluarga Anda sendiri? Tidakkah keburukan ada dalam keluarga Anda? Saudara Anda sendiri telah menipu Anda! Dia meninggalkan Anda sendirian di saat Anda akan mati di Takshashila. Anda hidup tenang hari ini di Kalingga hanya karena Ashoka! Anda berkuasa di Kalingga semua hanya berkat Ashoka! Putri Anda masih hidup hari ini karena Ashoka!", Devi berkata meledak-ledak di depan Jagannatha.
Devi melanjutkan, "Aku sangat tahu apa yang telah Anda lakukan demi memisahkan mereka. Bahkan Dewa membungkuk hormat pada kemurnian cinta sejati. Aku memiliki keyakinan penuh pada Kaurwaki. Dia akan memenangkan cintanya kembali!". Devi berkata dengan penuh keyakinan.


PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top