Sinopsis Ashoka Samrat Episode 401 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 401 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Jagannatha beralasan, "Cinta tidak akan berhasil karena perbedaan. Perbedaan yang aku taburkan antara Magadha dan Kalingga tidak akan pernah membiarkan mereka bersatu kembali. Tidak akan ada hubungan kekerabatan dari dua keluarga. Aku bisa bertaruh jika Kaurwaki dan Ashoka, si putra pelayan itu tidak akan pernah menikah. Tidak akan ada pernikahan tanpa restuku!".
Devi menjawab, "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Aku akan melawan takdir yang datang di antara Ashoka dan Kaurwaki, bahkan jika aku harus bertarung melawab dewa sekalipun atau mati karenanya! Aku akan menyatukan mereka apa pun yang terjadi! Anggap itu sebagai janjiku atau tantanganku! Aku tidak akan menyerah untuk menyatukan mereka!"

Devi menunjuk wajah Jagannatha dengan marah, lalu pergi meninggalkan Jagannatha yang terlihat tidak senang.
Ashoka dan Kaurwaki masih bertarung. Ashoka terus melakukan serangan dengan ayunan pedangnya dan Kaurwaki terus menahan serangan itu.
Ashoka yang pedangnya tertahan berkata kepada Kaurwaki, "Kau akan menjadi istriku namun kau bertarung melawanku".


Kaurwaki membalas "Aku hanya menjalani ujianmu. Apa pun itu akan menjadi milik kita".
Kaurwaki yang menahan pedang Ashoka melakukan putaran pedang dan melakukan sabetan ke arah Ashoka. Entah mengapa kali ini Ashoka agak ceroboh. Pedang Kaurwaki berhasil menggores pangkal lengan kirinya, hingga berdarah.
Kaurwaki terbelalak melihat goresan merah di pangkal lengan Ashoka, namun Ashoka melihat luka itu hanya tersenyum. Kaurwaki berlutut dan meletakkan pedangnya di lantai sambil menangis. "Aku tahu bahwa kau tahu yang sebenarnya. Lalu kenapa kau tidak menghukumku?", tanya Kaurwaki. Ashoka menatap Kaurwaki yang berlutut dan menangis.

Ashoka yang pura-pura tidak tahu, malah bertanya, "Kebenaran apa yang kau bicarakan, Kaurwaki?".
Kaurwaki mengangkat wajahnya dan menjawab, "Orang yang telah menipumu, Magadha dan aku sendiri, tidak lain adalah ayahku. Anggota keluargaku telah mencuri harta perbendaharaan Kalian!".
Ashoka kaget hingga menjatuhkan pedangnya ke lantai. Dia mendekati Kaurwaki, memegang kedua bahunya dan membuatnya berdiri. "Jadi kau tahu? Mengapa kau tidak menceritakan semua itu? Apa kau tidak percaya padaku atau..?"
Kaurwaki menyela, "Aku ingin mengatakannya.."
"Diam!", kata Ashoka sambil mendorong Kaurwaki dengan marah. "Apakah kau akan mengatakan kepadaku saat harta perbendaharaan itu semakin menjauh dariku? Apakah kau tahu apa artinya harta perbendaharaan itu?", kata Ashoka dengan nada lantang karena marah.

Kaurwaki menjawab sambil menangis, "Kau punya hak untuk marah padaku. Namun yang lebih penting membawa kembali harta itu dengan aman sekarang. Kau harus percaya padaku. Kau tidak boleh memberitahukan hal ini kepada siapa pun sebelum kita mendapatkannya kembali dengan aman. Sejauh yang aku tahu, setelah pembicaraan kita kemarin, ayah akan meminta kakaknya untuk memindahkan harta ke tempat lain. Tapi yakinlah, Aku tidak akan membiarkan dia berhasil, jadi aku akan pergi!".
Kaurwaki segera pergi dari hadapan Ashoka, namun Ashoka menghentikan dengan memegang tangannya. "Kau tidak akan pergi sendiri!", kata Ashoka tegas.

Di suatu tempat di luar Pattaliputra, Kewalnatha sedang memindahkan beberapa peti harta dari sebuah gua menuju tempat lain dengan mengangkutnya memakai dua pedati. Dia dibantu beberapa prajurit memindahkan beberapa peti barang tersebut. Kewalnatha menyuruh para prajuritnya agar bekerja dengan cepat sebelum kehabisan waktu. Kewalnatha kaget saat melihat salah seorang prajuritnya terkapar oleh serangan panah. Kewalnatha menoleh saat prajurit lainnya juga mengalami nasib yang sama, roboh tertembus panah. Kewalnatha marah melihat prajuritnya jatuh bergelimpangan. Dia pun terhenyak kaget saat sebatang panah menghajar wajahnya, namun anak panahitu tidak melukainya. Dia segera bangkit dan bertambah marah saat melihat si penyerangnya itu adalah Kaurwaki yang merupakan keponakannya sendiri yang berdiri tegak dengan busur dan anak panahnya.

Kewalnatha berteriak marah, "Kaurwaki!!! Demi cintamu Kau sampai melawan keluargamu?!"
Kewalnatha mengambil menghunus pedangnya, dia berteriak marah bermaksud menerjang ke arah Kaurwaki dengan pedangnya. Namun Ashoka melompat menghalangi serangan Kewalnatha. Dia pun kaget melihat siapa yang menghalangi langkahnya. Kewalnatha yang mengenali siapa Ashoka seketika runtuh keberaniannya. Dia segera berlutut menyerah dan meletakkan pedangnya di tanah.
"Ampuni aku! Mohon kasihanilah aku", kata Kewalnatha menunduk sangat dalam.
Ashoka memandang Kewalnatha dengan tajam, dia berkata, "Sesuai hukum Magadha, seorang yang menyerah tidak dibunuh tapi kau harus menerima hukuman!".

Ashoka menyuruh Kewalnatha berdiri dengan pedangnya. Dia lalu mengayunkan pedangnya ke arah dada Kewalnatha hingga kain selempang dadanya terlempar dan jatuh beberapa langkah dari tempatnya. "Kau harus hidup dengan cara ini di sepanjang hidupmu dengan menyesali tindakanmu setiap saat!", kata Ashoka lagi dengan tegas. Kewalnatha yang sudah telanjang dada segera pergi dengan perasaan malu.
Kaurwaki berkata tanpa memandang Ashoka, "Ayahku adalah penjahat bagi Magadha. Kau segera ambil keputusan apapun terhadap ayahku karena dia adalah pelakunya".
Kaurwaki menoleh kepada Ashoka, wajahnya sedih. "Tapi aku memintamu untuk tidak menyebutkan namanya kepada siapa pun dan tidak menghukumnya juga", katanya.
Ashoka terkejut dan berkata, "Aku tidak percaya kau akan mengatakan itu".

Kaurwaki menjawab, "Itu keegoisanku! Kita akan bersama-sama setelah melewati begitu banyak rintangan. Jika Samrat tahu bahwa ayahku yang terlibat pencurian harta itu, maka kita tidak akan dibiarkan menikah, Ashoka. Pikirkanlah sejenak, ini adalah bukan permintaan seorang putri Kalingga, bukan putri milik warga suatu kerajaan. Tapi permintaan seorang gadis biasa yang berdiri dihadapanmu, yang meninggalkan segalanya demi mencintaimu".
Kaurwaki mencakupkan tangannya di depan Ashoka yang diam.
Kaurwaki bertanya, "Aku mempertanyakan cintaku sekali lagi. Apakah ada yang salah dengan cintaku?".
Ashoka menoleh dan memegang tangan Kaurwaki, dia menurunkan tangan yang tercakup itu dan menyeka air matanya.
Kaurwaki merasa terhibur, dia pun mendekat dan menyandarkan kepalanya di dada Ashoka yang memeluknya.

Di balkon atas bagian depan istana Magadha, Devi mondar-mandir dengan gelisah di tempat itu.
"Dimana Ashoka dan Kaurwaki? Aku berharap tidak ada yang salah terjadi kepada mereka berdua", guman Devi.
Devi tersenyum lega saat melihat Ashoka dan Kaurwaki tampak di kejauhan sedang kembali menuju istana dengan menunggang kuda masing-masing. Dibelakang mereka tampak dua pedati yang membawa peti-peti harta perbendaharaan mengikutinya menuju bangunan istana. Devi terlihat gembira melihat kedua pasangan itu telah kembali bersama harta perbendaharaan kerajaan. Jagannatha yang datang juga ke tempat itu berdiri disamping Devi di balkon atas istana.

"Mengapa kau tampak bahagia?", tanya Jagannatha. Devi menoleh dengan sinis.
"Harta perbendaharaan telah kembali bukan berarti Ashoka dan Kaurwaki akan bersama-sama!", kata Jagannatha diselingi tawanya, "Ashoka harus memberitahu bagaimana dan darimana ia mendapatkannya kembali. Setelah itu keduanya akan tidak akan bersama lagi. Dengan kata lain, Ashoka dan Kaurwaki akan dipisahkan bahkan sebelum mereka bersatu!".
Jagannatha tertawa senang dan segera pergi dari balkon tersebut. Devi yang mendengar ucapannya menjadi tegang.


CUPLIKAN : Bindushara mengangkat pedangnya menyerang Ashoka. Dharma mencoba untuk menghentikannya tetapi Bindushara malah mendorongnya hinga jatuh. Ashoka dengan marah menyerang ayahnya dengan pedang yang disambut dengan ayunan pedang juga. Dharma berteriak meminta keduanya untuk berhenti dan mengarahkan belati di lehernya sendiri."Berhenti atau aku akan membunuh diriku sendiri!", teriak Dharma.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top