Sinopsis Ashoka Samrat episode 370 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 370 bag 2 by Kusuma Rasmana. Di tempat Ashoka dan Sushima yang bersama Kaurwaki dan Anandini, kembali mereka mendengar suara mendengus dari beberapa hewan hutan. Keempat bangsawan itu segera bersiaga sambil berusaha mengamati arah datangnya suara dengusan hewan-hewan tersebut. Dari kudanya, Kaurwaki segera memasang anakpanah pada busurnya. Begitu pula Anandini tidak mau kalah, dia juga bersiaga dengan anak panah dibusurnya yang mana tali busurnya sudah tegang ditarik, siap dilepaskan menuju sasaran yaitu arah suara dengusan. Ashoka mengamati kedua putri raja yang sedang mengarahkan panaghnya itu seakan membandingkan keduanya. Kaurwaki segera melesatkan panahnya ke arah sasaran. Ashoka tersenyum tipis melihatnya. Anandini menjadi kesal karena merasa buruannya direbut oleh gadis lain yang merupakan saingannya. Para prajurit segera berlari untuk memeriksa hewan buruan dan datang membawa hasil buruan beberapa saat kemudian. Kaurwaki terlihat lega karena berhasil menembak buruannya. Sementara Anandini yang kesal membuang busur dan panahnya. Ashoka senang di dalam hati melihat keberhasilan Kaurwaki, namun dia tidak menunjukkannya.


"Kau lihat? Rajkumari Padmawati ternyata punya kemampuan lebih dalam memanah. Dia berhasil membunuh buruannya", kata Sushima berkata memuji Kaurwaki sambil menoleh Ashoka. Ashoka hanya tersenyum sambil menggoda Anandini untuk memberikan jawaban tegas bagi keberhasilan Kaurwaki.

Kaurwaki menjadi marah melihat kelakuan Ashoka dan bergegas pergi. Ia menendang kakinya ke badan kuda. Kuda Kaurwaki jadi berlari cepat tidak terkendali. Kaurwaki yang ketakutan spontan berteriak, "Ashoka!!", namun kudanya terus berlari dengan cepat. Ashoka yang kaget mendengar teriakan itu menjadi tegang dan segera mengejar Kaurwaki dengan membedal kudanya. Sushima dan Anandini juga tegang diatas kudanya. Siamak dan Chanda tiba di tempat itu dengan kuda masing-masing. Perhatian keduanya juga tersita melihat kuda yang ditunggangi Kaurwaki berlari tak terkendali dan dibelakangnya dikejar oleh Ashoka yang berkuda dengan tidak kalah cepat. Sepintas tampak kedua penunggang kuda itu, Kaurwaki dan Ashoka sedang beradu balap kuda.
Ditempatnya, Siamak membatin heran, "Mengapa putri Padmawati yang menunggangi kuda Sushima?".
Kuda Ashoka berhasil mendekati kuda Kaurwaki yang terus berlari cepat, membuat Kaurwaki menundukkan badannya memeluk punggung kuda agar tidak jatuh.

"Ulurkan tanganmu!", teriak Ashoka sambil berusaha menjangkau tangan Kaurwaki dari kudanya, namun Kaurwaki takut mengulurkan tangannya. Ashoka mencoba lagi tapi jaraknya kuda keduanya terlalu jauh. Ashoka melompat turun dari kudanya dan berlari mengejar kuda yang masih berlari liar itu. Kuda itu terus membawa Kaurwaki yang hampir tak sadarkan diri karena ketakutan di atas punggungnya.
Ashoka berlari sekuat tenaga mendekati kuda itu untuk menyelamatkan Kaurwaki bagaimanapun caranya. Dia terus berlari sejajar dengan lari kuda. Akhirnya Ashoka berhasil memegang tangan Kaurwaki dan segera menariknya turun dari kuda dan segera menangkapnya. Lari kuda yang cepat membuat keduanya jatuh menggelinding di tanah yang miring yang tanpa disadari mengarah ke pinggir sungai di atas tebing yang cukup dalam. Ashoka dan Kaurwaki yang bergulingan kemudian melewati tebing dan jatuh di air terjun menuju sungai deras dibawahnya.

Putri Anandini, Chanda, Sushima dan Siamak segera berlari untuk melihat ke bawah tebing tapi tidak menemukan orang dalam air terjun yang curam dan sungai yang jauh dibawahnya itu. Keempatnya diam dengan wajah tegang seakan tidak percaya. Mereka sulit percaya bahwa Ashoka dan Kaurwaki masih hidup setelah jatuh dari tebing yang demikian dalam.
Chanda merasa sedih atas nasib yang menimpa Kaurwaki, putri raja yang memang dikenalnya dengan baik. Namun Anandini meminta Chanda untuk tidak perlu khawatir, "Ashoka tidak bisa mati dan setidaknya bukan untuk Padmawati itu. Ia pasti akan datang kembali, sehingga cinta kami tetap bertemu". Chanda menjadi kesal mendengar ucapan Anandini.
Sushima berpikir, "Aku seharusnya senang melihat Ashoka mati. Tapi jika itu benar, ayah tidak akan mengampuniku!".

Sedangkan Siamak yang melihat ke arah sungai, dalam hatinya gembira karena rencananya berhasil baik. "Ashoka mati dan Sushima akan dimintai pertanggungjawaban oleh ayahanda raja", batinnya sumringah.
Di dalam sungai, agak jauh dari air terjun yang mengalir deras dari sisi tebing diatasnya, Ashoka keluar dari dalam air sambil membawa Kaurwaki yang pingsan di pelukannya. Ashoka membopong Kaurwaki menuju tepi sungai dan menempatkan Kaurwaki berbaring di tepi sungai itu. Ashoka berusaha menyadarkan Kaurwaki dengan memanggil namanya. "Kaurwaki..Kaurwaki!", sambil menepuk-nepi pipi Kaurwaki. Ashoka mendekatkan telinganya ke hidung Kaurwaki dan mendengar tarikan napasnya yang sangat lemah. "Aku dapat menanggung semua kemarahan dan hukuman tapi bukan ini! Ayo! bangunlah!", kata Ashoka panik sambil memegang leher dan pipinya

Ashoka lalu mencoba melakukan tekanan dibawah dada Kaurwaki dengan kedua tangannya sambi terus menerus memanggil namanya. Sejenak kemudian air yang keluar dari mulut Kaurwaki menyebabkan dia terbatuk dan mulai sadar. Ashoka segera mengangkat kepalanya dan memeluknya. Dia merasa lega sambil terus menyebut nama Kaurwaki. Kaurwaki akhirnya membuka matanya dan dalam keadaan bingung, namun dia mendengar Ashoka berbicara tentang keadaan dirinya sambil memegang tangannya. Kaurwaki yang tenang akan membalas belaian Ashoka, namun dia menyadari gelang Raksha Kawacha di tangan kirinya hilang. Kaurwaki berguman, "Raksha Kawacha...", lalu terkulai pingsan lagi. Ashoka terbelalak mendengar gumanan itu. Dia membaringkan Kaurwaki di tepi sungai dan bergegas pergi untuk mencari benang Raksha Kawacha milik Kaurwaki.

Ashoka melihat di sekeliling di sekitar tempat itu dan akhirnya menemukan benang suci itu tergeletak diatas dedaunan hutan. Ashoka tersenyum senang sambil melihat benang suci di tangannya itu. Namun pandangannya yang mendongak jatuh pada beberapa peti harta karun yang di letakkan tak beraturan dibawah ceruk karang di tempat terpencil dekat air terjun itu. "Bagaimana mungkin, ada peti harta di tempat ini", batin Ashoka dengan heran.
Masih ditempat yang sama, Sushima berpikir, "Ini tidak mungkin hanya kecelakaan! Pasti ini adalah konspirasi. Ada sesuatu yang lebih dari yang kelihatan oleh mata biasa!".
Sementara Siamak diam-diam mengamati Sushima yang tengah berpikir keras. Sushima menoleh ke arah kuda yang sebelumnya ditunggangi Kaurwaki. Kuda itu tampak sudah tenang di tempatnya. Sushima segera mendekati kuda itu dan dia kaget karena menemukan tali pelana kuda yang terpotong. Melihat Sushima mendekati kudanya, Siamak segera meninggalkan sisi tebing.

Di dekat kudanya, Sushima membatin, "Apakah Ashoka ingin membunuhku? Tapi Ashoka tahu pasti bahwa dia bisa dihukum mati bila berani melakukannya".
"Ini bukan perbuatan Ashoka, tapi siapa yang bisa melakukan ini?", batin Sushima yang terus berpikir. Sejenak kemudian dia kaget karena melihat Siamak berlari bergegas meninggalkan tempat itu. Sushima yang berpikir jadi curiga, "Ya, Siamak mungkin yang ada di balik ini, karena peristiwa hanya mungkin dilakukan olehnya!".
Masih di tempat sebelumnya, Ashoka berguman, "Terima kasih kepadamu, Raksha Kawacha! Karena kau telah menghubungkan aku dengan harta karun yang sangat mungkin terkait dengan Gondana". Sambil terus mendongak memandangi beberapa peti harta karun tersebut.


CUPLIKAN : Siamak berkata pada Helena, "Nenek harus melihat ekspresi ketakutan di wajah Sushima yang takut akan kematiannya, bukan kebahagiaan dari kematian Ashoka". Helena menimpali, "Aku berharap Bindushara ingat dan menepati janjinya". Di ruang sidang keluarga, Bindushara berkata, "Jika sampai sore hari ini kita tidak mendapat berita tentang Ashoka yang masih hidup, maka pada malam hari Sushima harus menutup matanya juga!". Sushima mendengarnya tegang, demikian juga Mahamatya, Dharma dan Acharya Radhagupta.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top