Sinopsis Ashoka Samrat episode 364 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 364 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Kaurwaki menjawab, "Terima kasih, sanjungan Anda terlalu berlebihan, Rani Dharma. Aku datang kemari karena berpikir bahwa Kalian telah mengundang kami dan Magadha ingin menjalin hubungan dengan kami. Namun jika Pangeran Ashoka tidak ingin aku disini, maka tidak benar jika aku masih ada disini".
Di tempatnya, Ashoka berpikir, "Aku tidak menyangka dia akan begitu tersinggung".
Kaurwaki dan Devi segera memutar badan bermaksud untuk pergi.
"Kau tidak akan pergi kemana-mana, Putri Padmawati!", kata Dharma dengan nada keras menghentikan langkah Kaurwaki dan Devi. "Orang yang telah membuat kesalahan kepadamu yang akan meminta maaf kepadamu", kata Dharma lagi.
Bindushara melihat ke arah Dharma, Ashoka terkejut mendengar ucapan Dharma yang menatapnya.
Dharma berkata, "Ashoka! Tak peduli dia seorang putri atau bukan, ini bukanlah cara yang benar dalam memperlakukan atau pun berbicara kepada seorang wanita. Aku minta Kau meminta maaf kepadanya saat ini juga!".


Ashoka dengan kesal dan berat hati harus menuruti perintah ibunya, sementara Sushima menggelengkan kepala melihat Ashoka yang mati kutu di depan ibunya. Radhagupta tersenyum, sedangkan Siamak melihatnya heran. Demikian juga Putri Chanda dan Anandini heran sambil menunggu kejadian selanjutnya.
Kaurwaki hanya berdiri menunduk sementara Ashoka menatap ke arahnya. Ashoka mencakupkan tangannya dan meminta maaf. "Maafkan aku, Putri, karena tidak mengenali Anda sebagai Putri dari Kaushali, Padmawati", kata Ashoka sambil melihat ke arah Kaurwaki.
Sushima membatin geli, "Pada akhirnya seorang gadis telah membuat Ashoka meminta maaf kepadanya".

Bindushara lalu mempersilakan Kaurwaki menuju kursi. Karena Kaurwaki tidak ada dalam daftar, seorang pelayan perempuan istana membantu Kaurwaki dan Devi menunjukkan tempat duduk untuk mereka. Sedangkan Ashoka yang duduk kembali ke kursinya merasa jengkel setengah mati.
Di kursinya, Charumitra dengan berbisik meminta Sushima agar memusatkan perhatiannya hanya kepada Putri Chanda karena putri ini mempunyai pengaruh besar dihadapan ayahnya dan kerajaannya. "Dan sekali kita punya hubungan baik secara ekonomi-sosial dengan kerajaannya maka tidak akan ada masalah dalam mewujudkan impian kita", bisik Charumitra lagi. Sushima manggut-manggut melirik Putri Chanda sambil tersenyum melihatnya dan Putri Chanda membalas dengan senyumannya yang manis.
Mahamatya segera berkata, "Dengan demikian semua para putri telah diperkenalkan. Acara akan dilanjutkan lagi".

Dharma yang berdiri dari kursinya terlihat khawatir, dia menoleh kepada Bindushara dan bertanya, "Apakah undangan untuk Kalingga sudah dikirimkan? Aku memiliki harapan yang besar bahwa Putri Kaurwaki akan datang".
Devi yang mendengar ucapan Dharma melirik kepada Kaurwaki yang hanya diam dan sedih, rupanya dia sedang melihat Ashoka yang duduk dengan perasaan kesal.
Bindushara menoleh pada Mahamatya dan bertanya, "Mahamatya, apakah ada jawaban yang diterima dari Kalingga?"
Mahamatya menjawab, "Tidak, Samrat, tidak ada jawaban apapun".
Dharma segera duduk kembali, batinnya bertanya-tanya, "Dimana Kaurwaki? Dia seharusnya datang. Aku selalu menganggap Kaurwaki sebagai menantuku, tapi mungkin takdir menginginkan hal yang lain".
Devi yang seakan mendengar keluhan Dharma melirik pada Kaurwaki yang hanya diam dan merasa gelisah.

Bindushara berbicara sambutan yang hangat kepada semua para putri yang datang di istana Pattaliputra dan meminta mereka untuk menganggapnya sebagai rumah mereka sendiri, dengan semua kemewahan dan kenyamanannya.
"Akan ada banyak kompetisi dimana kualitas Kalian akan dipertaruhkan. Dan hanya dua putri raja yang beruntung akan menjadi istri kedua putraku dan menjadi menantu kerajaan ini", kata Bindushara.
Para putri raja kecuali Kaurwaki, semuanya tersenyum senang mendengar sambutan Samrat Bindushara. Di tempatnya, Putri Anindini berpikir, "Tidak ada putri disini yang sepadan dengan bakat yang kumiliki. Aku hanya menunggu satu kesempatan untuk bertemu dengan Ashoka karena aku telah datang untuk mengalahkan Ashoka dengan cintaku saja!".

Bindushara segera berdiri dari singgasana dan melangkah keluar dari ruang sidang terbatas diiringi Rani Dharma dan Charumitra. Semua pangeran dan para pejabat berdiri memberi penghormatan, dan ini berarti sidang terbatas untuk mulainya sayembara dibubarkan. Orang-orang mulai meninggalkan ruang sidang itu.
Kaurwaki berpikir, "Aku telah memberikan hatiku kepadanya tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan menghancurkan hatiku seperti ini!".
Acharya Radhagupta menghentikan Ashoka yang akan melangkah keluar. "Aku ingin membicarakan sesuatu", kata Radhagupta lalu pergi. Sementara Ashoka yang diam menatap Kaurwaki tajam beberapa kejap dan kemudian pergi. Kaurwaki merasa tegang melihat tatapan Ashoka barusan.
Dharma sedang melangkah menyusuri koridor bersama seorang pelayan, dari arah lain Kaurwaki dan Devi juga melangkah menuju koridor itu. Kaurwaki masih terlihat memikirkan kejadian tadi. Sementara Devi langsung mencakupkan kedua tangannya saat berpapasan dengan Dharma.

"Salam, Bibi!", kata Devi, sejenak dia terkejut menyadari bahwa Dharma adalah seorang Rani.
"Maafkan saya atas kelancangan ini. Salam, Rani Dharma", kata Devi lagi menyalami Dharma dengan formal. Dharma tersenyum membalas salam Devi. "Kau boleh tetap memanggilku bibi", kata Dharma.
"Baik Bibi rani", jawab Devi. "Hanya Bibi!", kata Dharma lagi. Kaurwaki tersenyum dan juga memberi salam kepada Dharma.
Dharma melihat ke arah Kaurwaki, " Aku meminta maaf atas nama Ashoka, dia tidak biasanya berbicara pada wanita seperti itu. Aku tidak tahu mengapa ia berperilaku seperti itu hari ini".
Kaurwaki meminta Dharma untuk tidak merasa keberatan ataupun meminta maaf kepadanya atas kelakuan putranya. Kaurwaki menunduk dan berpikir, "Tapi Ashoka tampaknya juga menikmati mempermalukanku".
"Anda kenapa?", tanya Dharma yang melihat Kaurwaki menunduk. "Ah tidak apa-apa", jawab Kaurwaki.

Dharma tersenyum melihatnya, namun dia berpikir, "Mengapa aku merasa bahwa aku sudah mengenalmu sebelum kita bertemu di hutan".
Dharma jadi teringat janji yang ia minta kepada Kaurwaki di istana ini saat Kaurwaki masih remaja, dimana saat itu di depan Ashoka Dharma minta kepada Kaurwaki untuk tetap berada disisi Ashoka apapun yang terjadi.
Kaurwaki yang memandang Dharma juga teringat saat pertemuannya dengan Rani Dharma bersama Ashoka di istana ini. "Beberapa tahun yang lalu, Anda pernah memintaku berjanji untuk mendampingi putra Anda. Tapi tampaknya aku tidak akan bisa memenuhi janji itu sendiri", batin Kaurwaki sambil terus memandangi Rani Dharma. Demikian juga rani Dharma juga masih menatapnya lekat.


CUPLIKAN : Kaurwaki menegur Ashoka karena ia berani masuk ke kamarnya tanpa izin. Ashoka berkata, "Ini bukanlah kamarmu tapi kamarku!". Mereka mendengar Dharma memanggil Ashoka. Mereka berdua panik mungkin karena berduaan di kamar itu. Keduanya lalu berpura-pura mencari sesuatu.
Mereka bertabrakan tak sengaja dan Kaurwaki jatuh di pelukan Ashoka. Keduanya saling berpandangan lekat dan dekat. Dharma melihat kejadian itu dan terlihat kaget.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top