Sinopsis Ashoka Samrat episode 335 bag 2 by Kusuma
Rasmana. Dharma berkata ketus kepada Ashoka, "Apa gunanya menunjukkan
kekuatanmu? Kau akan menjadi pusat perhatian dengan cara ini. Apa kau berpikir
kau berada di atas Ganesha dengan menyelamatkan arca itu? Kau tidak tahu betapa
berdosanya menganggap dirimu diatas dewa!"
Ashoka menjawab, "Ibu benar! Kita tidak perlu perlindungan apapun. Kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri". Dia berkata kepada kepada Witashoka yang sudah diturunkan dari pundaknya, "Ibu adalah orang yang paling khawatir pada arca itu. Sekarang aku telah menyelamatkan arca itu, tapi sekali lagi aku salah! Aku harus disalahkan pada setiap kondisi"
Witashoka berkata kepada ibunya bahwa tindakan dan ucapan kakaknya benar. Devi mendekati Dharma yang memarahi Witashoka, dia ikut mendukung ucapan Ashoka, begitu juga para pekerja dan orang-orang yang ada di jalanan itu.
Mereka semua memuji tindakan Ashoka. "Lupakan apa yang terjadi
dan peluk anakmu", kata salah seorang wanita dari mereka. Namun Dharma tetap
kukuh dengan pendapatnya,
Dharma berkata, "Kalian semua tidak mengerti. Kalian tidak tahu banyak hal"
Devi mengangguk, "Ada banyak hal yang aku tidak mengerti. Aku juga ingin menanyakan sesuatu tapi...!"
Dharma berkata, "Kalian semua tidak mengerti. Kalian tidak tahu banyak hal"
Devi mengangguk, "Ada banyak hal yang aku tidak mengerti. Aku juga ingin menanyakan sesuatu tapi...!"
Seorang pria berlari-lari memanggi nama Chanda dan mendekati
Ashoka. Pria itu menginformasikan beberapa prajurit Nirankush bersama Nanda dan
Kalia sedang menuju jalan itu. Semua orang yang ada disitu terkejut
mendengarnya. Ashoka malah bersiap akan menyongsong rombongan itu. Dia segera
melangkah, namun Dharma menghentikan Ashoka dari pergi menemui prajurit Ujjaini.
Dharma melarang Ashoka dari pergi menghadap mereka. Ashoka menolak untuk mundur
tapi Dharma meminta dia bersumpah.
Ashoka berteriak marah namun segera pergi menjauh dengan sedih.
Ashoka berteriak marah namun segera pergi menjauh dengan sedih.
Pembantu Nirankush dan beberapa prajurit datang ke tempat itu.
Orang-orang dijalanan itu segera menyibak membiarkan rombongan itu lewat.
Pembantu Nirankush menanyakan tentang keberadaan Chanda, namun orang-orang tidak
ada yang menjawab.
Nanda yang ikut rombongan itu mengenali Dharma yang berdiri diantara orang-orang di pinggir jalan. "Dia adalah ibu dari Chanda. Tanyakan dia sekarang. Dia pasti tahu", kata Nanda. Pembantu Nirankush bertanya dengan nada kasar, namun Dharma menyangkal mengetahui tentang keberadaan Chanda. "Tidak ada yang tahu di mana dia saat ini", katanya.
Pembantu Nirankush berkata marah, "Dia akan mati atau kalian semua akan dihukum jika kalian tidak memberitahuku!".
Seth Dhaniram yang ada disitu malah berkata, "Mengapa kami
harus dihukum karena kesalahannya? Dia ada disini! Chanda ada disini! Dia
bersembunyi di suatu tempat saat melihat kalian datang. Kalian seret saja
ibunya! Dia pasti akan keluar dari persembunyian saat itu!". Dharma kaget atas
ucapan Dhaniram yang pengecut, demikian juga Devi dan yang lainnya. Tidak jauh
dari situ, Ashoka juga mendengar semua percakapan mereka.
Pembantu Nirankush mengulurkan tangannya bermaksud memegang
Dharma. Namun sekepal batu menyambar tangannya. Orang-orang kaget, Pembantu
Nirankush mengaduh kesakitan. Ditempatnya, Ashoka sekali lagi melemparkan batu
yang langsung menyambar muka Pembantu Nirankush dengan telak. Pembantu Nirankush
segera memerintahkan prajurit memburu Ashoka ke arah datangnya lemparan
batu.
Beberapa prajurit mencoba untuk menangkap Ashoka namun Ashoka melemparkan debu di mata mereka. Kalia yang ikut mencari Ashoka memarahi prajurit yang kesakitan karena debu itu. Namun Ashoka menyergap Kalia dari belakang, menutupi wajahnya dengan kain dan membantingnya ke tanah. Nanda yang juga mondar-mandir mencari Ashoka dijatuhkan oleh Witashoka. Ashoka, Witashoka, dan Devi tertawa melihat Nanda yang jatuh berjumpalitan. Sekali lagi Ashoka mempercundangi prajurit Nirankush dengan menyumpalkan kepala mereka pada pot. Ashoka melemparkan pot berasap di tengah jalan. Pot yang pecah mengeluarkan asap membuat pandangan orang-orang terganggu dengan rasa perih selama satu menit. Ashoka segera meninggalkan tempat itu tanpa diketahui para pengejarnya.
Di istana Kalingga, Kaurwaki sedang berdandan dan memakai
perhiasan mewahnya. Bela, pelayannya, memuji Kaurwaki yang berpenampilan sangat
cantik. Kaurwaki menyebut masih ada yang kurang dan tidak lengkap. "Matanya
hilang. Jika dia tidak melihatku maka ini semua tidak berarti. Aku berharap
tidak ada masalah yang datang dalam jalanku sekarang", kata Kaurwaki menatap
jauh ke atas.
Di istana Ujjaini, Pembantu Nirankush melaporkan hasil
perjalanannya hari itu kepada rajanya. "Anda benar! Orang itu memang Pangeran
Ashoka! Hanya dia yang bisa melakukan tindakan seperti itu. Tidak ada yang
melihat wajahnya tapi aku melihat kalungnya. Aku harus memberitahu Sushima
secepatnya. Tapi sampai saat itu, Ashoka alias Chanda harus kita pastikan masih
di sini. Jika Anda gagal maka Anda sudah sangat menyadari apa yang akan
dilakukan Sushima!", kata Pembantu Nirankush.
Di istana Magadha, Pattaliputra, di sebuah arena latihan
berkuda yang melingkar, seorang pria rakyat biasa sedang memohon belas kasihan
kepada Sushima yang sedang menikmati santapan daging panggang. Tidak jauh dari
tempatnya tampak Charumitra dan Mahamatya. Sushima menjawab permohonan kawula
biasa itu dengan memanggil kudanya. Kuda hitam milik Sushima datang ke arena itu
dan malah mengejar orang itu. Pria itu berusaha menyelamatkan diri hingga jatuh,
namun kuda itu terus berusaha menginjak pria itu. Pria itu masih selamat, dia
berusaha memanjat tiang yang ada di tengah arena, namun kuda milik Sushima yang
terlatih itu terus mengejarnya dan berusaha mencelakakannya. Sushima hanya
tersenyum melihat adegan itu yang mungkin dianggapnya hiburan, sedangkan
Charumitra dan Mahamatya menatap Sushima dengan pandangan aneh dan tidak
mengerti.
Kuda Sushim terus berusaha mencelakakab korbannya.
Kuda Sushim terus berusaha mencelakakab korbannya.
Di Awantipuram, Ujjaini, Dharma menarik lengan Ashoka dan
mengajaknya masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Witashoka. Dharma segera
mengeluarkan barang-barang Ashoka dan menumpulkannya. "Pergi jauh sebelum
seseorang menemukanmu! Apa yang telah kau lakukan hari ini akan menyebar seperti
api. Ini akan mencapai dia (Sushima) dengan pasti", kata Dharma. Ashoka hanya
diam dan hanya duduk di sebuah kursi di kamar itu.
Witashoka bertanya,"Siapa yang ibu bicarakan? Siapa yang ibu takuti? Kemana ibu ingin mengirim kakak dan mengapa?". Dharma hanya diam, demikian juga Ashoka juga diam membelakangi ibunya sambil menahan gejolak hatinya.
Witashoka bertanya,"Siapa yang ibu bicarakan? Siapa yang ibu takuti? Kemana ibu ingin mengirim kakak dan mengapa?". Dharma hanya diam, demikian juga Ashoka juga diam membelakangi ibunya sambil menahan gejolak hatinya.
"Tidak ada yang menjawab pertanyaanku. Aku hanya media bagi kalian berdua untuk saling mengatakan apa yang kalian inginkan. Wit, bilang kepada kakakmu. Wit, katakan kepada ibu...!. Sekarang Aku tidak berarti apa-apa lagi bagi salah satu dari kalian!", kata Witashoka lagi lalu melangkah pergi keluar kamar.
Dharma mulai mengepak barang-barang milik Ashoka. Dharma menemukan kain yang ada bekas kaki yang mengingatkan dia saat ditendang keluar dari istana pada 10 tahun yang lalu. Dia trauma dan ketakutan mengingat peristiwa itu.
Ashoka yang melihat ibunya ketakutan sambil memegang kain itu
segera bangkit. Ashoka merampas kain itu dari tangan ibunya dan meminta ibunya
untuk berhenti.
"Kita sudah melarikan diri sejak 10 tahun terakhir. Siapa yang ingin ibu selamatkan? Mereka pantas dihukum, biar mereka merasakan itu! Ibu memaksaku bersumpah untuk menghentikanku pergi ke sana. Sekarang biarkan dia datang ke sini!", kata Ashoka dengan nada tinggi.
"Kita sudah melarikan diri sejak 10 tahun terakhir. Siapa yang ingin ibu selamatkan? Mereka pantas dihukum, biar mereka merasakan itu! Ibu memaksaku bersumpah untuk menghentikanku pergi ke sana. Sekarang biarkan dia datang ke sini!", kata Ashoka dengan nada tinggi.
Dharma menanggapi dengan kesal, "Kau tidak bisa melihat apapun
kecuali balas dendam. Apa masalah saat ini belum cukup sehingga kau mengundang
lebih banyak masalah lagi?"
Ashoka menjawab, "Ibu khawatir tanpa alasan! Percayalah Ganapati (Dewa Ganesha)-ibu jika ibu tidak percaya kepadaku. Ayah telah melupakanku, tapi Tuhan tidak akan pernah lupa apa yang aku lakukan untuk melindungi arca-Nya. Aku melakukan apa yang ibu minta aku lakukan. Aku tidak datang menghadap mereka. Aku bukan orang yang baik tapi aku tahu hanya pengecut yang menyerang dari belakang. Ibu mengajarkan Chanda hari ini untuk menyerang dari belakang. Ibu putuskan hari ini, siapa yang benar dan siapa yang tidak!" Sinopsis Ashoka Samrat episode 336 by Kusuma Rasmana
CUPLIKAN : Kaurwaki dan Bela sedang bersemangat pergi ke
festival Kumbha Mela dengan harapan untuk bertemu dengan Ashoka. "Ashoka pasti
ada di Kumbha Mela", kata Kaurwaki. Di Pattaliputra, Sushima berkata, "Aku
sangat ingin mendengar pesan ini sejak 10 tahun terakhir. Buat persiapan bagiku
untuk pergi ke Ujjaini!. Seorang adik akan mati ditangan kakaknya sekarang!"