Sinopsis Ashoka Samrat episode 372 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 372 by Kusuma Rasmana. Di ruang sidang istana Magadha, Pattaliputra, Nirankush membalikkan badan bermaksud pergi, tapi Ashoka menghalangi langkahnya. Dia menatap Nirankush dan meminta dia diam di tempatnya. Charumitra, Mahamatya, Sushima dan Siamak serentak menjadi tegang.
Dari singgasana Bindushara berkata, "Rajkumar Ashoka! Sesuai dengan tuduhanmu terhadap Nirankush, sekarang coba kau buktikan di depan sidang ini!".

Ashoka menjawab, "Samrat, sebelum membuktikan tuduhan terhadap kejahatannya, Pertama-tama Aku memohon izin Anda untuk mempersembahkan Anda sebuah hadiah, seperti yang dilakukan Nirankush lebih dulu dalam ruang sidang ini". Ashoka sambil menoleh kepada Nirankush. Bindushara mengangguk, "Tentu saja"
"Inilah dia persembahan yang lebih besar dari hadiah Nirankush!", Ashoka berteriak seperti mengisyaratkan sesuatu. Nirankush jadi berpandangan. Acharya Radhagupta masuk diikuti anak buahnya yang menggotong beberapa peti besar.


Semuanya heran dan ingin tahu apa isi peti-peti itu. Charumitra, Sushima, Mahamatya tersita perhatiannya, Siamak tampak terkejut, demikian juga yang lain heran dengan alasan yang berbeda. Saat tutup peti-peti itu dibuka di depan sidang, para hadirin semua terperangah dan tegang melihatnya. Karena ada banyak uang dan perhiasan dalam peti-peti itu yang pasti nilainya secara harga sangat banyak. Ditempatnya, Charumitra, Sushima, Mahamatya dan Siamak mejadi tegang, Nirankush tampak bingung. Dharma hanya terbelalak menatap Radhagupta seakan bertanya. Para anak buah acharya yang tidak berkepentingan lagi segera pergi dari ruang sidang. Sushima melirik Siamak yang wajahnya sangat tegang di tempatnya.
Bindushara berkata, "Harta berharga yang sangat banyak. Dimana kau menemukannya? Dan milik siapa ini?", Samrat bertanya kepada Ashoka.

Ashoka menjawab, "Sebelum aku menjelaskan ini, aku ingin meminta maaf atas kebohongan yang sudah aku lakukan. Bahwa Aku mendapatkan rahasia Gondana, itu tidak benar. Namun Aku memiliki kecurigaan bahwa Gondana bisa menjadi begitu kuat, hanya bila seseorang dari sisi dewan administratif kerajaan ada yang mendukung mereka. Aku melakukan itu, agar seseorang akan memperingatkan mereka dan Gondana akan dipaksa memberikan reaksi".
Ashoka lalu menjelaskan segalanya dan mengisyaratkan bahwa panahan dan perburuan bukanlah merupakan gagasannya, tapi ide seseorang yang akan mencoba menyerangnya.
"Kak Sushima, Kau tidak tahu bahwa aku sengaja tidak mengarahkan panahku kepada hewan buruanku waktu itu, tapi seseorang yang mengawasiku!", kata Ashoka. Sushima hanya diam mendengarnya.

Ashoka berkata, "Namun sebelum aku bisa menemukan orang yang akan menyerangku, ada insiden kepada Putri Padmawati, sehingga aku harus segera menyelamatkannya".
Ashoka lalu menceritakan semua yang terjadi setelah dia dan Kaurwaki jatuh dari atas tebing kedalam air terjun dan lalu menemukan peti-peti harta berharga yang disembunyikan di tempat terpencil dekat air terjun. Ini sesuai dengan keterangan dari penagih pajak Gondana yang menyebut harta yang dikumpulkan dimuat ke dalam peti dan dihanyutkan lewat sungai. Ashoka juga menyebut pembantu dekat Gondana yang bernama Dakshina yang menyerangnya dan menghubungkan dengan keterangan oleh pekerja pajak Gondana yang ditangkap bahwa orang yang terkait langsung dengan Gondana adalah Uttara dan Dakshina dan Dakshina memiliki hubungan dengan Nirankush.
Nirankush terkejut dan membantah keras semua tuduhan Ashoka, "Itu semua fitnah! Aku tidak tahu apa-apa tentang Gondana".

"Aku minta Anda tidak menyalahgunakan status Anda sebagai pangeran", kata Nirankush.
Ashoka terkejut dan marah, "Kau berbohong! Tidak mungkin jika kau tidak tahu tentang hal ini!"
Entah mengapa Siamak yang malah menjawab. Dia berkata, "Itu mungkin saja. Kau hanya menyebut Gondana, semua terkait Gondana, tapi apa? Sejak awal sebenarnya kau tidak punya bukti apapun".
Ashoka tersenyum sinis mendengar ucapan Siamak, dia berkata, "Bukti katamu? Bagaimana tentang insiden beberapa minggu sebelumnya?".
Ashoka menoleh kepada Samrat Bindushara, "Samrat, Aku sendiri yang berhadapan dengan Niranksuh dan anak buahnya. Aku bertarung melawan prajuritnya untuk membebaskan para pekerja yang diperbudak dan para perempuan yang dikurung!".
"Disini aku bisa hadirkan Devi sebagai saksi atas kejadian itu!", kata Ashoka lagi. Dia minta Devi agar maju ke depan singgasana di tengah ruang sidang itu.

Di depan samrat, Devi berkata, "Benar Samrat, Rajkumar Ashoka benar. Nirankush telah memaksaku, ayahku dan bersama banyak orang lainnya. Ayahku dan pekerja pria dijadikan budak mendorong pedati, sedangkan kami para perempuan dikurung. Kami yakin, kami pasti akan dibawa kepada Gondana oleh Nirankush. Aku sangat berterima kasih kepada Rajkumar Ashoka karena telah menyelamatkanku dan juga yang lainnya".
Nirankush menyangkal, "Dia berbohong, Samrat! Gadis ini pasti telah sepakat dengan Rajkumar Ashoka untuk berbohong!"
Kaurwaki menjawab bantahan Nirankush, "Devi adalah temanku. Jika ada sesuatu, dia tidak akan berbohong!".
Nirankush beralasan, "Samrat, aku mengatakan yang sebenarnya, aku sedang berziarah ke beberapa kuil saat itu. Aku akan memanggil saksi untuk menguatkan alibiku".

Sushima berkata, "Tidak, itu tidak perlu!, tidak ada yang perlu memanggil saksi. Aku percaya kepadamu yang mengunjungi kuil untuk melakukan puja. Aku yakin kau berkata benar! Karena aku percaya tidak ada orang yang akan berbohong atas nama Tuhan. Ashoka, kau harus percaya kepadanya!".
Ashoka marah atas pembelaan Sushima, dia membalas ketus, "Mereka yang takut Tuhan, tidak akan menyiksa orang yang tidak bersalah. Nirankush dengan mudah dan licik menyangkal tuduhan dengan alasan puja dan atas nama Tuhan".
Ashoka maju selangkah sambil berkata lantang, "Samrat, Aku menyajikan diriku sebagai saksi untuk kekejaman yang telah Nirankush tempatkan kepada semua orang, termasuk keluargaku!"
Nirankush berkata "Tidak, Samrat! Itu tidak benar, itu kebohongan! Aku bahkan tidak berada di tempat yang dia katakan saat itu".

Ashoka bertanya, "Lalu mengapa Kau datang ke sini? Untuk menyajikan dan memmbuktikan dirimu?".
Ashoka marah, "Itu kebenaran! Ibu dan adikku bisa jadi saksi atas kelakuanmu kepada warga kerajaan!".
"Itu tidak benar Samrat!", kata Nirankush. "Kau jangan berbohong!", teriak Witthasoka ikut membela kakaknya.
"Aku berkata benar, Samrat! Mereka semua berbohong kepada Anda!", Kata Nirankush.
"Kau tidak percaya kepadaku? Tapi Devi dan Dhaniram juga yang mengalami kejahatanmu bisa bersaksi!", kata Ashoka marah.
"Itu semua bohong, Samrat!. Aku tidak terkait apapun dengan Gondana. Aku tidak mengerti apa yang dia tuduhkan kepadaku, Samrat! Tidak ada bukti aku terkait dengan Gondana".

Sushima berkata, "Nirankush berkata benar, tidak ada bukti yang menghubungkan dia dengan Gondana!". Sushima bertanya lagi, "Ashoka, apakah kau memiliki bukti yang kuat sehingga kami bisa percaya kepadamu?".
Siamak ikut mendukung pendapat Sushima menyudutkan tuduhan Ashoka. Ashoka hanya diam menatap tajam kedua saudaranya itu.
Dari tahtanya, Bindushara berkata, "Setelah Nirankush menyangkal tuduhan yang dibuat terhadap dirinya, kau membutuhkan bukti yang lebih kuat tak terbantahkan, Ashoka!"
Ashoka berteriak marah, "Bukti! Bukti akan kebenaran! Kalian perlu bukti! dan bukti akan diperlihatkan!"
Ashoka menambahkan, "Tuhan sendiri tidak terlihat, tetapi Kalian masih percaya kepada-Nya dan tidak menuntut bukti yang terlihat!"

"Bukti!", teriak Ashoka lantang dan sebuah karung jatuh dari atas ruang sidang dan jatuh tepat di depan Ashoka dan Nirankush. Karung kain yang terbuka itu menampakkan isinya berupa jasad pria yang penuh luka masih berdarah yang sudah mengering. Semua orang terkejut melihat kejadian itu, termasuk Nirankush yang terkejut dan memekik.
"Dakshina! Ini Dakshina!", teriak Nirankush melangkah mundur.
Ashoka bertanya "Dakshina? Dakshina siapa? Siapa dia?".
Nirankush menjawab ketakutan, "Dia adalah ajudan Gondana, Dakshina!". Siamak dan Sushima mendadak terperangah atas kecerobohan Niranksuh. Sejenak kemudian, Nirankush terkejut menyadari apa yang baru dia katakan, dia memegang mulutnya. Ashoka tersenyum mendengar Nirankush yang keceplosan, demikian juga Kaurwaki, Devi dan Witthasoka tersenyum lega. Sementara Dharma tegang dan Bindushara menjadi marah. Radhagupta hanya diam menantikan perkembangan itu, sedangkan Charumitra dan Mahamatya menjadi tegang.

Ashoka yang merasa senang berkata "Samrat, Aku telah berbohong tentang penyerang yang masih hidup, hanya supaya aku bisa membuat Nirankush terkejut. Tapi inilah kebenarannya!". Ashoka menunjuk jasad Dakshina dan juga Nirankush.
Ditempatnya Nirankush tampak gelisah dan ketakutan karena kebohongannya terungkap. Sekilas dia melirik kedepan, dilihatnya Bindushara menatapnya dengan marah. Sementara Sushima dan Siamak mulai ikut tegang dan gelisah.
"Aku kecewa setelah kehilangan Dakshina karena harus terbunuh. Tapi Acharya Radhagupta yang menemuiku memberi harapan baru kepadaku", kata Ashoka lagi.

Kilas balik ditampilkan, Acharya Radhagupta bersama anak buahnya sambil menuntun kuda putih milik Ashoka bertemu dengan Ashoka yang sedang berjalan bersama Kaurwaki di hutan. Acharya meminta dia untuk pulang secepatnya karena semua orang telah menunggunya. Ashoka menuruti permintaan Acharya, namun dia meminta kudanya, Garuda agar mengantarkan Kaurwaki lebih dulu dengan aman menuju istana Pattaliputra. Ashoka mempersilakan Kaurwaki naik ke punggung Garuda, Kaurwaki hanya diam dan cemberut menunggangi kuda itu sambil dituntun oleh para anak buah Acharya. Tinggal Ashoka dan Radhagupta yang masih ditempat tersebut.
Acharya Radhagupta bertanya, "Apa langkahmu selanjutnya sekarang, Ashoka. Nirankush sedang menuju Pattaliputra, yang pasti akan menyangkal tuduhanmu!".
Ashoka berkata "Aku telah kehilangan arah, Acharya. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya setelah kehilangan Dakshina. Tapi sekarang aku telah memiliki ide dan jasadnya akan membantuku untuk mengungkap kebenaran. Tetapi dengan beberapa pengaturan dan dengan bantuanmu, Acharya". Kilas balik berakhir.

Ashoka berkata kepada Bindushara, "Aku harus melakukan drama ini agar Samrat dapat melihat sendiri kalau Nirankush pasti berusaha menyangkal tuduhan baginya dan tidak berbicara kebenaran".
Bindushara berkata marah, "Beraninya kau melakukan ini, menyangkal tuduhan dan mengkhianati kami dengan memihak kepada Gondana!". Nirankush bingung tidak bisa berkata apapun.
Bindushara bertanya, "Apakah kau tahu, apa hukuman bagi pengkhianat kepada kekuasaan Magadha?"
Nirankush berkata memelas, "Ampuni aku Samrat, mohon ampuni aku. Aku meminta maaf yang sebesar-besarnya. Aku tahu hukuman itu, tapi Dakshina yang membantu mereka. Aku terlalu takut untuk melaporkan, tapi percayalah, aku tidak memiliki petunjuk tentang siapa Gondana atau dimana Gondana tinggal".

Ashoka berkata, "Kedua saudaraku tercinta hanya diam sekarang. Mengapa Kalian tidak membela Nirankush sekarang juga? Kebisuan Kalian bisa berarti dua hal, Kalian memang pendukung Nirankush atau Kalian bodoh!".
Siamak menanggapi pasrah, "Bisa jadi kami memang bodoh..", namun Sushima langsung memotong ucapannya.
"Bukan begitu, Samrat, Kami sudah salah paham. Nirankush harus dihukum hukuman mati untuk pengkhianatannya!", kata Sushima seperti tergagap. Ashoka hanya menggelengkan kepala atas tingkah kedua saudaranya itu.
Di tempatnya Nirankush merasa takut setengah mati dan dia terus merengek meminta maaf kepada Samrat.
Bindushara tidak peduli dan berkata lantang, "Prajurit! Bawa dia ke tahanan!".

"Kau ditahan sementara dalam penjara! Kau akan tetap hidup, hanya untuk dihubungkan dengan Gondana dan jika kau tidak mematuhi, maka kematianmu sudah pasti!", kata Bindushara lagi, "Cepat bawa dia!".
Sementara Nirankush terus memohon saat digelandang oleh dua prajurit menuju tahanan. Beberapa pengawal juga mengangkut jasad Dakshina dengan tandu untuk dibawa pergi dari ruang sidang. Siamak, Sushima, Mahamatya dan Charumitra saling berpandangan atas keputusan Samrat.
Bindushara berkata, "Acharya Radhgupta, Aku minta Anda menyita semua harta dari pajak Gondana itu dalam bentuk uang dan barang berharga agar mejadi milik kerajaan". Acharya Radhagupta mengangguk mematuhi perintah itu.
Ashoka maju selangkah di depan sidang, dia berkata pelan, "Samrat, aku ingin mengusulkan sesuatu", Ashoka mencakupkan tangannya. "Baik, tentu saja", kata Samrat Bindushara.

"Aku ingin memperbaiki kesalahan yang Aku buat pada sepuluh tahun yang lalu. Karena mengakhiri tradisi Dasa (perbudakan) berakibat anggaran kerajaan untuk bidang keamanan dan militer dikurangi. Kalau diijinkan, Aku ingin meminta setengah bagian dari nilai harta ini untuk anggaran pembangunan bidang keamanan dan militer kerajaan. Sedangkan setengah sisanya untuk kekayaan negara sebagai pajak dan menjaga orang dari pajak yang dibebaskan Magadha tahun ini".
Dharma dan Radhagupta senang dengan usulan Ashoka, sedangkan Siamak, Sushima, Charumitra hanya bisa menahan kemarahan dan kecewa mereka.
Bindushara sumringah dan berkata, "Aku, Samrat Magadha menyatakan setuju dengan usulan itu. Semoga Tuhan memberi kemakmuran bagi warga seluruh kerajaan".
Semua orang senang dengan keputusan Samrat, kecuali orang-orang itu yang tidak senang dan memusuhi Ashoka. Orang-orang bersorak merayakan keputusan ini. "Hidup pangeran Ashoka! Hidup Pangeran Ashoka!, demikian pujian dan sorakan untuk Ashoka.

Bindushara turun dari tahtanya dan melangkah mendekati dan memeluk Ashoka. Dharma terharu melihat adegan itu.
Bindushara berkata memuji, "Aku bangga padamu karena kau adalah anakku yang paling mampu".
Seketika Ashoka menyadari bahwa itu hanya khayalannya saja. Ia melihat Bindushara yang sebenarnya mendekatinya dan hanya memegang kedua bahunya, bukannya memeluknya.
Bindushara berkata, "Kau telah membuat Gondana lemah oleh serangan ini dan aku yakin bahwa kita akan menemukan Gondana segera!". Ashoka hanya mengangguk. Dharma, Witthasoka, Kaurwaki dan Devi tersenyum melihatnya.
Bindushara lalu meninggalkan ruang sidang, Ashoka hanya menatap kepergian samrat. Ditempatnya Siamak dan Sushima memandangi Ashoka dengan marah.

Di koridor istana, Nirankush dalam kondisi di rantai sedang dibawa menuju sel penjara oleh dua prajurit. Mahamatya datang dari arah lain dan segera melangkah disamping Nirankush, membuat dia kaget. Mahamatya berkata pelan memperingatkannya, "Jangan pernah berpikir untuk berkata kebenaran tentang Siamak dan Sushima dalam hubungannya dengan Gondana. Jika kau melakukannya, bersiaplah kau menanggung akibatnya!".
Nirankush ketakutan mendengar ancaman itu, namun Mahamatya segera keluar dari koridor itu menuju arah lain. Sejenak kemudian, Nirankush yang sedang melangkah kembali terkejut karena Ashoka berdiri menghadangnya. Ashoka membawa ketel air dan menumpahkan sedikit isinya di depan Nirankush, yang membuat Nirankush berteriak ketakutan, karena Nirankush memang takut dengan air.
Ashoka berkata, "Aku minta kau menceritakan semua yang kau tahu tentang Gondana karena itu akan menguntungkan dirimu. Hari ini ataupun besok, aku akhirnya akan mencapai Gondana!".

Kembali Ashoka menumpahkan air dari dalam ketel dan membuatnya jatuh ke lantai koridor. Nirankush terus berteriak ketakutan sambil membungkuk dan memegang telinganya, hingga ketel itu kosong dan jatuh di lantai koridor. Nirankush yang berdiri menyadari Ashoka tidak ada lagi di tempat itu, namun kekagetannya bertambah karena sekarang Sushima yang datang didepannya. Nirankush kembali ketakutan karena Sushima mengancamnya dengan kematian yang paling sadis bila berani membocorkan rahasia mereka.
Setelah Sushima pergi, Nirankush bingung dan dilema apa yang harus dilakukan. Kembali dua prajurit menyuruhnya berjalan. Nirankush tampak ketakutan saat harus melewati tumpahan air di lantai koridor.
Ashoka berjalan di koridor dalam istana, dia melihat Kaurwaki namun berpura-pura tak peduli. Kaurwaki yang telah menunggunya segera menghalangi langkah Ashoka. Dia bertanya, "Mengapa kau melakukan ini?"

Kaurwaki menunjukkan kepada Ashoka tentang benang suci Raksha Kawacha yang ada di tangannya. "Kau ingat mengikatnya dengan baik dan sama persis dengan yang kau lakukan dulu saat ada di sebuah sebuah kuil", kata Kaurwaki mengingatkan dia tentang kejadian yang lalu.
Ashoka berkata, "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, aku tidak pernah mengikatkan apapun di kuil"
Kaurwaki berkata "Aku ingat sebagian. Kau pasti ingat karena kau juga memanggil namaku".
Ashoka segera berlagak tidak serius dan menjadi sangat santai berusaha mengalihkan perhatian Kaurwaki, "Tapi Aku tidak tahu namamu".
Kaurwaki berharap jika Ashoka akhirnya mengenalinya. Ia menunggu Ashoka berbicara. Namun Ashoka malah minta Kaurwaki menuju kamarnya dengan menunjuk suatu arah, sedangkan dia segera menuju ke arah tempat lain. Kaurwaki segera pergi dengan wajah cemberut kepada Ashoka.

CUPLIKAN : Ini adalah cuplikan pada mahaepisode berikutnya, hidangan milik Kaurwaki yang disajikan dalam kompetisi kuliner untuk para pangeran diam-diam diberi racun oleh seseorang. Sushima yang memaksa mendahului Ashoka untuk mencoba hidangan itu seketika lehernya seperti tercekik dan dia langsung terkapar dengan tubuh membiru setelah mencicipi hidangan tersebut, Ashoka kaget melihatnya. Bindushara berteriak, "Ashoka!", katanya sambil menempelkan pedang dileher Ashoka.


Bagikan :
Back To Top