Sinopsis Ashoka Samrat episode 304 by Meysha
lestari. Kata Charu, Shushim dan Siamak bergema di kepala Bindusara.
Dia memegangi dadanya sambil menahan sakit. Tak lama kemudian dia terjatuh di
koridor. Dharma dan Ashoka bergegas menolongnya. Anggota keluarga yang lain juga
datang.
Siamak segera menemui Helena dan memberitahunya tentang kondisi
Bindusara. Helena terlihat sangat gembira, "tidak ada kabaryang lebih baik dari
ini! Ashoka telah membuat mungkin apa yang tidak bsia kulakukan sejak lama.
Sengketa antara ayah dan anak ini akan menghancurkan dinasti Maurya. Kita akan
tertolong. Bindu tidak sehat. Shushim bersama kita dan Ashoka tidak tahu kalau
dia akan berhadapan dengan pasukan besar. Pasukan Yunani akan menang mudah
karena kas negara sedang kosong. Ini waktu yang tepat untuk menyerang."
Raj Vaid memeriksa Samrat. DIa menegur keluarga kerajaan,
"sudah kubilang agar menjauhkan Samrat dari tekanan. Jantungnya sangat lemah.
Aku tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang. Segalanya bisa terjadi. Biarkan dia
sadar dulu."
Shushim marah-marah, "mengapa aku tidak mendapatkan segalanya
tepat waktu? AKu coba untuk membunuh ayah melalui Ashoka dua hari yang lalu.
Jika itu sukses, aku pasti akan menjadi Samrat. Tapi takdir punya rencana lain.
Ayah akan mati dan semua hak akan jatuh pada Ashoka." Mahamatya juga cemas,
"Ashoka akan mengakhiri kita seperi dia mengakhiri tradisi das. Siapa yang
menyelamatkan kita?" Sushim teringat Tantrik.
Tantrik menampar Sushim karena menanyakan kemampuan dirinya.
Tantrik berkata, "kau meragukan kemampuanku dengan menanyakan pertanyaan itu.
Kau harus menunggu saatyang tepat." Shushim menyimpulkan kalau saat itu tiba,
Samrat pasti telah mati.
Dharma dan Ashoka mengompres kepala Samrat dengan kain basah
bergantian. Ashoka menjaga ayahnya dengan baik. Dia sangat cemas, dan berharap
agar Bindusara segera sadar.
Nikator berjanji akan membunuh semua orang, "aku harus balas
dendam pada Bindusara atas apa yang dia lakukan pada puteriku." Mir juga ingin
menyelesaikan hutangnya dengan Patliputra, "aku rasa saatnya telah tiba."
Nikator meminta kepala pasukannya untuk menyiapkan 10 ribu prajurit. Mir
menyarankan agar serangan itu di lakukan secara mendadak agar magadha tidak
punya persiapan, "kita butuh alasa. Maka mereka akan mencurigai kita." Nikator
berkat akalau kali ini mereka akan bermain holy dengan darah di Patliputra,
"yang paling penting ita harus membunuh Ashoka!"
Dharma dan Ashoka tak pernah meninggalkan Bindusara selama dia
tidak sadar. Keduanya tertidur di samping Bindusara. Paginya Subhrasi
membangungkan Sharma dan Ashoka. Dharma memeriksa suhu tubuh Bindu.
Helena penasaran dengan apa yang di rencanakan ayahnya.
Sementara itu Nikator telah mempersiapkan pasukannya untuk menyerang
magadha.
Bindu belum sadar juga setelah beberapa hari. Ashoka sangat
cemas. Dharma meyakinkan Ashoka kalau ayahnya akan segera baikkan, "dia akan
memaafkanmu setelah dia tahu kalau kau telah merawatnya selama dia sakit. Tidak
ada ayah yang marah pada anaknyauntuk waktu yang lama." Seorang prajurit datang
untuk memberitahu Dharma dan Ashoka kalau Tabib memanggil mereka. Mereka segera
peri. DI saat bersaman, Charu, Shushim dan Mahamatya datang.
Shushim berkata kalau ayahnya sangat keras kepala, "kita
melakukan banyak hal, tapi tak ada yang melukainya. Hatinya menjadi lemah ketika
dia mendengar sesuatu yang menentang Ashoka." Charu menyahut dengna marah, "aku
merasa ingin membebaskan dia dari kesakitannya sesegera mungkin."
Tiba-tiba mata
Bindu terbuka. Charu dan Shushim tersentak kaget. Bindu meminta air. SHushim
memberikan air padanya. Mahamatya berkata, "terima kasih tuhan, karena Rani
Charumitra dan pangeran Shushim berada di sisimu ketika tak seorangpun perduli
padamu. Karena merekalah anda sembuh." Setelah berkata begitu, Mahamatya keluar
untuk memberitahu semua orang kalau Samrat telah sadar.