Sinopsis Ashoka Samrat episode 282 by Meysha
lestari. Ashoka terkejut melihat radhagupta berdiri di sana. Dia
memanggilnya Achary, tapi Radhagupta melarang Ashoka memanggilnya seperti itu,
"ada masanya aku merasa sangat bangga kau panggil dengan sebutan itu, tapi tidak
hari ini. APakah ini orang yang sama yang dipercayai Ashoka untuk merealisasikan
impiannya? AKu tiba di sini setelah memalui banyak rintangan untuk melihat hal
seperi ini? Tidak! Aku datang kesini untuk melihat Ashoka yang adalah kesatria
pemberani. yang bisa merubah kekalahan menjaid kemenangan.tapi sekarang, aku
melihat seorang pengecut berdiri di hadapanku. Inikah sebabnya achary Chanakya
meninggal? Inikah sebabnya ibu dan ayahmu mengirimmu kemari? Siapa yang
mengajatimu ketakutan untuk mati itu?"
Ashoka menjawab, "Aku tidak takut mati. tapi sampai kapan aku
harus berjuang? Aku telah kehilangan banyak dalam prosesnya. Banyak orang tak
bersalah dan banyak achary yang meninggal." Radhagupta bertanya, "apakah kau
akan mengabaikan tanggung jawabmu hanya karena ketakutan itu? Apakah gurumu dan
kakekmu juga memilih jalan yang mudah itu untuk melarikan diri dari tanggung
jawabnya? Mereka tidak punya prioritas lagi. Sama denganmu. Takdir telah
memilihmu untuk memimpin Magadha ke puncak kejayaannya. Kau ingin melarikan
diri?"
Ashoka merasa lelah mendengar ceramah tentang takdir, "tidak
mudah menanggung beban begitu banyak harapan. AKu juga merasakan kesakitan.Jika
semua terserah padaku maka aku akan meninggalkan semuanya dan pergi dari sini."
radhagupta berkata kalau itu dulu, "sekarang kau bermain dengan impian dan emosi
orang-orang yang mempercayaimu. Membahayakan nyawa mereka untukmu. Sudah
terlambat sekarang. Kau tak punya pilihan lain. Kau bisa pergi, tapi rakya akan
mengalami kekalahan karena itu. AKu tidak tahu betapa banyak tanggungjawab yang
kau emban. Kau harus memenuhinya dan mencapai tujuanmu! Jika kau mundur, maka
tak seorangpun akan mempercayai Ashoka lain di masa depan!"
Ashoka minta maaf pada radhagupat, "maafkan aku, aku kehilangan
visiku. Aku lupa dengan janjiku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan berhenti
sampai aku memenuhi nya." Ashoka melangkah keluar dari kuil dengan perasaan
berbeda.
Lichak bertanya pada Amadhya, "apa yang kau pikirkan tentang
surat yang kukirimkan ke Bindusara? Mengapa dia belum juga membalasnya sampai
sekarang?" Amadhya juga bingung. Tiba-tiba mereka mendengar suara drum di pukul
dengan keras dan bertalu-talu. Mereka bergegas melihatnya keluar. Yernyata
Ashoka yang melakukan itu. Dharma juga mendengar suara itu dan merasa yakin
kalau itu adalah Ashoka.
Kichak marah merlihat begitu banyak orang berkumpul di bawah
untuk memberi dukungan pada Ashoka.
Ashoka berkata, "sejarah memiliki contoh tentang orang-orang
yang coba menganggap dirinya sebagai dewa. Mereka telah di kutuk. Sampai
sekarang kau masih memainkan permainan itu. Lihat apa yang aku lakukan sekarang?
Kau ingin melemahkan seorang anak dengan mengorbankan ibunya dalam acara Maha
Srivratri. Kali ini kau yang di korbankan. kau ingin menumpahkan daran di hari
Maha Srivatri. Memang akan ada darah, tapi darahmu! Kau harus bersujud dai depan
orang-orang yangtelah kau sakiti dna kau aniaya. Dalam 2 hari aku akan
mengakhiri kekuasaanmu di Taskhila!"
Dharma berterima kasih pada dewa karena mengembalikan kekuatan
Ashoka. Bahmi menatap pohon tulsi yang layu dan kering. Dia berkata, "sebuah
rumah dimana pohon tulsi mengeringd an layu akan di kutuk."