Sinopsis Ashoka Samrat episode 282 bag 2 by Meysha
lestari. Ashoka memberitahu Kichak untuk menyiapkan apa yang dia harus
siapkan, "..untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Tapi aku kan tunjukan padamu apa
yang akan terjaid ketika kematian mengetuk pintu! Akan ada kedamaian dan
Ram-Rajya yang positif di Takshila begitu kau berakhir." kaurvaki meneriakan
"Jai Janani". Rakyat serentak menyambutnya dengan suara gegap gempita.
Charu memeritahu Shushim bahwa baru kali ini dia mendengar
orang bersorak untuknya sejak ayahnya mengumumkan diarinya sebagai pewaris, "aku
telah membuat daftar panjang undangan dan apa yang harus di lakukan. Kenapa kau
duduk seperi ini? Kau akan menjadi Samrat magadha. Mengapa kau bersedih?" Shusim
menyebut semua ini hanyalah mimpi sebelum sampai benar-benar terjadi, "aku tidak
akan percaya sampai aku duduk di tahta." Charu yakin kalau kali ini tidak akan
ada kendala merintangi jalan mereka. Samrat tidak akan pernah tahu tentang
keberadaan Ashoka." Mereka baru sadar kalau mereka telah meninggalkan pesan itu
di kamar Ashoka. mereka bergegas kesana.
Ada banyak pelayan di sana. Charu dan Shushim mengusir mereka
semua dan coba menemukan pesan itu lagi. Bindusara datang dan bertanya, "apa
yang kalian lakukan di sini?" Cahru berkata kalau dirinya kehilangan cincin di
sini. Shushim memberikannya pada Charu. Charu berakting, "ini adalah cincin
kesukaanku, karena ini cincin pemberian Samrat." Bindu melamun memikirkan
Ashoka. Dia bicara pada fotonya, "kau meninggal ketika kau jauh dari keluargamu.
Apa yang lebih buruk dari ini?" Shushim marah mendengarnya. Bindu menayadari itu
menatapnya, "aku tidak membandingkan dirimu dengan dia. Taapi sebenarnya, kau
memang punya beberapa kelemahan.."
Helena menyarankan agar Bindu mengontrol emosinya, "kita semua
merindukan Ashoka tapi kau tak perlu mengusap airmata untuk kematian seorang
ksatria pemberani seperti dia. Kau harus bangga!" Bindu tanpa bicara lagi pergi
dari sana.
Charu, Helena dan Shushim terus coba menemukan surat itu. Tapi
tidak menemukannya. Charu cemas jika seseorang menemukan surat itu, "bagaimana
kalau sampai pada Samrat?" Mereka bertiga terus mencari sambil berpikir, "siap
kira-kira yang mengambilnya?"
drupad coba untuk menghentikan anjingnya yang sedang menggigit
kertas di mulutnya, "itu bukaan untuk di makan." Drupat menarik kertas itu dari
mulut anjing. Bindu menyuruhnya berhati-hati, "mengapa kau menyusahkannya?"
Drupat menyangkal, "dia yang menyusahkan aku! AKu mengirimnya ke kamar kak
Ashoka untuk mencari bola. Tapi dia malah membawa ini. Apa yang harus aku
katakan pada kak Ashoka kalau dia kembali besok?"
Bindu menyebut Drupat nanhe Samrat, "tidak akan terjadi
apa-apa." Drupad tidak ingin dirinya di panggil dengan sebutan itu. Dia bertanya
pada Bindusara dengan nada protes, "mengapa ayah tidak menunggu kak Ashoka?
mengapa ayah mengumumkan kalau akan membiarkan kak Shushim sebagai pewaris?
hanya kak Ashoka yang layak menjadi Samrat." Drupad lalu mengejar anjingnya.
Bindu berpikir, "jika aku tahu sedikit saja tentang keberadaan Ashoka maka aku
tidak akan memilih orang lain. Aku harus memastikan segalanya sesuatu dengan
aturannya. Aku tidak berdaya karena aku seorang samrat juga."
Kichak terkejut mengetahui Samrat Bindusara mengumumkan Shushim
sebagai pewarisnya, "mungkin dia tidak begitu dekat dengan Dharma dan Ashoka
lagi." Amadhya menasehati Kichak agar meneruskan rencananya, "maha Kichakratri
ini pasti mengagumkan." Kichak menunjukan ironi dalam situasi Magadha sekarang
ini, "seorang ratu dan seorang pangeran akan di nobatkan sementara yang lain
akan mati disini. Kita akan melihat siapa yang akan mati sekarang. Ashoka atau
Kichak! Aku akan membuat strategi perang yang akan membuat Abimanyu Magadha ini
tidak akan bisa meloloskan diri." SInopsis Ashoka Samrat episode 283 by
Meysha Lestari