Sinopsis Ashoka Samrat episode 323 bag 2 by Meysha
lestari. Siamak bertanya dengan heran, "apakah anda gila? Kau bicara
baik tentang Ahsoka hanya karena dia telah menyelamatkan dirimu sekali. Aku
tidak bisa melakukan iti! Anda harus mencari pilihan lain!" Helena dengan sedih
berkata, "aku menyerah! Tidak ada pilihan atau rencana lain. AKu tidak bisa
berpikir, aku merasa lelah atas semua ini. Kita harus mengakhirinya sampai di
sini saja." Siamak menolak melakukan itu, "orang tuaku telah terunuh. Bagaimana
aku bisa melupakan itu?" helena menyuruh Siamak pergi ke Macedonia atau Yunani
kalau dia tidak bisa melupakannya. SIamak berteriak kesal dan mengatakan kalau
Helena pengecut seperti Maurya, "ada darah Khurasani dan yunani dalam nadiku.
Aku akan membalas dendam. tak ada seorangpunyang bisa menghentikan aku sekarang!
Tidak juga kau!" Setelah berkata begitu Siamak berbalik peri. Helena coba
menarik lengannya, "tolong hentikan Siakam..!" Tapi Siamak menepis tangan Helena
dan merlangkah peri. Ashoka mendengar keributan itu dari belakang pilar. Helena
menatap kepergian SIamak dengan hati sedih dan berkata, "semua ini bukan
salahmu, Siamak. kau punya darah Yunani di dalam nadimu! Kau adalah darah
daging Justin!" Ashoka tertegun mendengar kata-kaata Helena.
Siamak melangkah di koridar dengan hati marah bercampur geram.
Ashoka muncul di hadapannya dnegan pedang terhunus. Siamak menghentikan
langkahnya. Ashoka menatap Siamak dnegan tajam lalu menunjukan gulungan kertas
di tanganya, "apa yang kau tahu tentang ini?" Siamak sedikit terkejut. Lalu
menjawab, "itu seperti kertaskerajaan..." Setelah berkata begitu dengan acuh tak
acuh, Siamak meninggalkan Ashoka. Ashoka mengejar Siamak. Siamak melangkah
dengan wajah cemas. Sesekali sudut matanya coba melihat gerakan Ashoka.
Ashoka meraih tubuh Siamak dan melemparkannya ke dinding.
Siamak mentap Ashoka dengan sedikit gentar. Ashoka mendekati Siamak dan
bertanya, "mengapa kau melarikan diri? dan dari siapa? Apakah kau punya sesuatu
untuk kau sembunyikan? Apa yang kau tahu tentang kertas ini?" Siamak pura-pura
tidak bersalah dan menyangkal. Ashoka berkata, "ini adalah tulisanmu!..." Siamak
menajwab, "itu mungkin tulisanku, tapi aku tidak membeirtahu siapapun tentang
lorong rahasia itu!"
Ashoka terlihat kesal dan berteriak marah. Dia mencengkeram
leher Siamak, "...mengapa kau mendukung musuh dalam peperangan itu? Shushim dan
aku coba yang terbaik untuk menyelamatkan ayah. Kau dimana? Kau bersama musuh
setelah mengetahui apa yang mereka lakukan pada kita. Bagaimana bisa kau
mendukung mereka demi keserakahan dan tahta? Aku mengerti keinginan SHushim atas
Tahta, karena dia putra sulung, tapi kau? Kau adalah noda terbesar dalam nama
Maurya." Ashoka lalau menampar Siamak bolak balik. Siamak kesal dan mendorong
Ashoka.
Kata Siamak, "aku tidak akan pernah menjadi noda dalam nama
maurya karena aku bukan berasal dari Maurya. AKu memang terliat dalam rencana
oembunuhan Bindusara, tapi karena dia telah membunuh ayahku, Justin." Ashoka
tertegun. Siamak melanjutkan, "aku tidak punya pilihan lain. sampai kapan aku
harus menanggung ketidak adilan ini? Ibuku tidak bisa mendapatkan kasih sayang
bindusara karena ibumu. Dia tidak di hormati karena ibumu. Kau pasti sudah
membakar dunia jika itu terjadi pada ibumu. Aku hanya membalas dendam."
Ashoka menjawab, "kau kan bisa melakukan dengan cara
terang-terangnya. Bukan menusuk semua orangdari belakang. Kau menyusun rencana
menentang kami. Semua itu bukan salahmu tapi salah darah dalam nadimu. Kau
berohong pada semua orang sampai sekarang tapi aku kan mengungkap semuanya. Kami
telah membuat kesalahan sekali dengan menyusui seekor ular tapi tidak lagi."
Siamak tiba-tiba memukul kepala Ashoka dengan keras, hingga Ashoka terhuyun
jatuh. Kesempatan itu di gunakan oleh Siamak untuk melarikan diri sambil
memanggil Bindusara. Ashoka mengejarnya.
Subhrasi sedang membaca akhir bab pertama. Ketika seorang
prajurit memberitahu tentang keributan yangterjadi di luar. Bindu, SHushim,
Charu dan Dharma bergegas keluar setelah meminta izin dari pendeta dengan wajah
cemas. Subhrasi menatap semua itu dengan tatapan heran.
Begitu tiba di luar, Siamak menghampiri Bindu dengan wajah
ketakutan dan minta di selamatkan dari Ashoka, "ayahanda raja..ayahanda raja...
selamat kan aku, ayah. Kak Ashaoka ingin membunuhku." Ashoka muncul dengan
pedang terhunus.
Di dalam, meski memdengar suara ribut-ribut itu, pendeta terus
membaca Ramayan dengan keras. Lalu di ikuti dengan Subhrasi.
Melihat Siamak yang bersembunyi di punggungnya dengan ketakutan
dan Ashoka yang datang dengan pedang terhunus, Bindu menegurnya, "apa ini
Ashoka? Seperinya sudah menjadi kebiasaanmu untuk menjadi penghalang dalam
setiap perbuatan baik." Ashoka menjawab, "ayah tidak percaya padaku, tapi
percaya pada Shushim. Orang dalam telah memberitahu Khurasani tentang lorong
rahasia." Shushim menbenarkan. Ashoka menunjukan kertas yang di bawanya, "ini di
temukan dalam baju Mir." Bindu melihatnya dan heran, "ini di tulis dalam bahasa
Yunani." Ashoka mengangguk, "ini di tulis oleh Siamak." Ashoka memyuruh Siamak
mengatakan yang sebenarnya di hadapan semua orang. Siamak mengaku menulis semua
itu. Semua orang terkejut! SInopsis Ashoka Samrat episode 324 by Meysha
lestari