Sinopsis Ashoka Samrat episode 293 by Meysha
lestari. Bindu peri ke kamar Acharuy Chanakya. Dia melihat Ashoka dan
memanggilnya, "Ashok..." Ashoka bergegas bangkit mendengar panggilan ayahnya.
Bindu menawarinya sesuatu. Ashoka menggelengkan kepala. Bindu tahu kalau Ashoka
sedang sedih. Dia membujuknya, "bahkan Achar Chanakya tidak akan senang
melihatmu seperi ini. Ambil ini demi dirinya." Ashoka menurut.
Kedua ayah dan anak itu duduk di sofa saling berhadapan. Bindu
menyuapi Ashoka dengan tangannya dan Ashoka balas menyuapinya. Bindu berkata,
"aku telah belajar sesuatu dari guruku. Kau harus membuat dirimu kuat ketika ada
masalah." Ashoka menyahut, "guruku pernah berkata bahwa tiada salahnya ketika
berduka sesekali. Cinta dari orang yang kau cintai akan memberimu secercah
harapan." Bindu menambahkan, "jika semua terlihat gelap dalam hatimu, maka kau
harus memejamkan mata dan dengarkan kata hatimu. Tidak ada yang tidak mungkin!"
Ashoka mengangguk setuju, "aku tidak akan bisa melakukan sesuatu tanpa dukungan
darimu." Bindu mengangguk, "kita punya motif yang sama. Guru kita Chanakya akan
menunjukan jalan untuk kita."
Charu memberitahu Shushim kalau mereka tidak punyabpilihan
lain, "aku banyak mendengar tentang seorang Tantrik. Dia bisa membuat segalanya
terjadi." Shushim bertanya, "bagaimana kita bisa menemukan dia?" Charu
memberinya tanda, "siapapun yang berhasil bertemu dengannya tidak kan kembali
hingga dia menyerahkan diri sepenuhnya pada Tantrik." Helena tidak punya waktu
untuk semua itu, "aku akan pergi besok ke tempat ayahku." Siamak juga tidak
tertarik mendengarnya. Kedua nenek dan cucu itupun pergi.
Charu yakin mereka akan mempercayai apa yang dia katakan ketika
Shushim di nobatkan sebagai Yuvraaj. Mahamatya coba untuk mengatakan sesuatu,
tapi SHushim lebih dulu memuji ibunya, "aku akan melakukan apapun untuk menang
dari Ashoka!"
Di hadapan Samrat, Ashoka berkata kalau dirinya akan melakukan
apapun untuk menemukan pembunuh Acharu Chanakya dan menghukumnya, "aku akan
memenuhi impian Achary untuk menyatukan India dan memenuhi semua janji yang aku
buat untuknya." Bindu menepuk kepala Ashoka dengan lembut, "restuku selalu
bersamamu. restu orang tua akan membantumu mengatasi segala rintangan."
Shushim memikirkan perkataan ibunya ketika dia tiba di tempat
yang tidak biasa. Shushim menantap keatas dan bertanya-tanya, "bagaimana aku
akan memanjat gunung ini di malam hari? Mustahil!" Tapi sisi lain dari dirinya
memberinya nasehat agar melihatnya sebagai tangaa menuju kesuksesan, "tapi jika
kau ingin kalah dari Ashoka, maka menyerahlah!" Askhirnya Shushim memutuskan
untuk mendaki gunung itu. Dia membayangkan Ashoka coba mendaki gunung yang sama
dari sisi berbeda. Ashoka menanyainya, "apa yang terjadi? Kau ingin mengalahkan
aku?" Shushim tak mau istirahat, dia memacu dirinya sendiri, "aku harus menang!
Sudah hak ku untuk duduk di tahta. Aku akan mendapatkannya apapun caranya!"
Bayangan Ashoka menjawab, "apapun yang kau inginkan, aku akan mendapatkannya
sebelum dirimu!" Shushim berteriak marah. Bayangan Ashoka berhasil mendaki
gunung lebih duludari Shushim. Dia menertawai Shushim. Dia akhirnya tiba di
puncauk, "aku menang!"