Sinopsis Ashoka Samrat episode 300 by Meysha lestari

Sinopsis Ashoka Samrat episode 300 by Meysha lestari. Ashoka berkata kalau banyak musuh yang masih hidup, "keadilah penuh tidak akan terjadi pada Achary Chanakya dan Drupad sampai kita berhasil menangkap mereka. Aku baru menyadari hari ini betapa susahnya menghukum orang yang kita cintai bagaimanapun buruknya mereka." Ashoka melangkah pergi. Kaurvaki menghampiri Dharma. Dharma mengucapkan terima kasih pada Kaurvaki, "aku akan selalu berhutang budi padamu." Kaurvaki menjawab, "jangan seperti itu, ratu."

Sharma berkata, "aku adalah ibunya. Sudah sewajarnya kalau aku mempercayai dia dalam keadaan apapun. Tapi sangat tidak biasa melihat mu  mendukungnya sebagai tameng setiap saat. Aku ingin kau berjanji padaku, maukah kau selalu bersama Ashoka sepanjang hidupnya, melindungi dan mendukung dia?" jaganath datang kesana, dia mendengar perkataan Dharma, "apakah ratu tahu apa yang ratu minta dari anakku?" Kaurvaki merasa malu dan pergi dari tempat itu. Dharma menyahut, "aku tidak sadar dengan apa yang kuucapkan, tapi aku tidak akan menariknya kembali. Aku tidak akan berpikir dua kali di masa depan untuk menjadikannya kenyataan." Jagannath mengangguk gembira, "ayah mana yang tidak menginginkan pendamping hidup seperi Ashoka untuk putrinya.." Ashoka dan Kaurvaki mendengar pembicaraan itu. Ashoka berpikir kalau dirinya akan memenuhi misinya dulu, setelah itu baru memikirkan keinginan pribadinya.

Asgoka sangat merindukan Drupad. Raj vaid memberikan abu Drupad pada Ashoka. Ashoka menatap vas berisi abu drupa dengan mata berlinang. Ashoka menanam sebatang pohon di tepi sungai. Ashoka menuang abu drupad di atas akar pohon itu, lalu menutupnya dengan tanah, "maafkan aku dik, karena tidak bisa menyelamatkanmu. AKu tidak akan membiarkan pengorbananmu sia-sia. Ini janjiku padamu. Aku juga berjanji akan menghukum siapapun pelakunya. Aku akan menjadi bagian dari sekarang dalam misi ini. Ini akan selalu mengingatkan aku akan misiku juga akan dirimu. Sampai aku berhasil mengukum mereka, aku tidak akan tenang."

Bindu di kamarnya di temani oleh Dharma. Bindu sangat terpukul mengetahu kebenaran tentang Helena, "mengapa ini semua terjadi padaku? Kapanpun aku mempercayai seseorang, mereka selalu mengkhianatiku.  Kakak tertuaku merencanakan pemberontakan melawanku dan adikku. Kupikir Mir itu teman baikku. AKu membeirnya kehormatan dan posisi tapi dia juga mengkhianatiku. Noor adalah istriku. Dia juga tidak mendukungku. Sekaran ibu. DIa membesarkan aku, bagaimana dia bisa melakukan semua itu? Aku dan rakyat Magadha selalu menganggap dia sebagai dewi ketika menghukum Justin. Hari ini aku menyadari betapa dia sangat membenci aku. Dia berencana membunuhku melalui anak ku tercinta. Drupad meninggal. Tapi dia diam saja. Bagaimana dia bisa berubah menjadi batu? bagaimana istana ini menjadi begitu lemah? AKu tak pernah menyadarinya. Aku tidak bisa menanggani keluargaku bagaimana aku akan bisa menangani seluruh negeri ini? Bagaimana aku bisa berjuang melawan musuh jika ada musuh dalam rumahku sendiri? Kau tidak akan tahu bagaimana susahnya menerima Ashoka sebagai pelakunya. AKu merasa bersalah. Dia selalu mengatakan yang sebenarnya padaku, tapi aku tidak mempercayainya. Aku bahkan hampir menghukum mati dirinya. Jika aku saja merasa sakit memikirkan ini, bagaimana dengan dia yang menghadapai semua ini? Bagaimana perasaannya?"

Sushim berkata pada Charu, "Rajmata Helena masih dalam pengaruh mantra Tantrik. Kita harus bisa memastikan kalau tidak aka kesulitan yang akan menghampiri kita." Ashoka datang dan menatap Shushim dengan geram, "apapun yang terjadi, kau tidak akan bisa meloloskan diri kali ini." Shushim membalas dengan lantang, "kau tak punya bukti untuk menentangku." Ashoka menjawab, "aku memang tidak punya bukti, tapi aku tak perlu bukti untuk membuktikan kau bersalah." Charu menengahi, tapi Ashoka memperingatkannya agar tidak ikut campur, "kalau tidak akau bisa lupa kalau anda adalah ibu besarku."


PREV   1    2 
Bagikan :
Back To Top