Sinopsis Ashoka Samrat episode 386 by Kusuma
Rasmana. Di ruangan Kaurwaki, di istana Magadha, Pattalipputra. Ashoka
berkata kepada Kaurwaki, "Aku ingin kau meninggalkan Pattaliputra sekarang juga
dan pulang ke kerajaanmu". Ucapan Ashoka membuat Kaurwaki terhenyak dan
terkejut, seketika tangis Kaurwaki muncul diwajahnya.
"Buat pertemuan ini sebagai pertemuan terakhir kita. Lupakanlah aku dan tujuanmu itu. Berjanjilah Kaurwaki, berjanjilah bahwa kau akan setuju dengan permintaanku", kata Ashoka sambil mengulurkan tangannya ke arah Kaurwaki.
Lama Kaurwaki diam tidak menyambut uluran tangan Ashoka, matanya menatap Ashoka seakan tidak percaya dengan keputusan itu. Namun akhirnya dengan berat hati Kaurwaki memegang tangan Ashoka.
Kaurwaki menatapnya dengan perasaan memohon tetapi Ashoka melepaskan tangannya dari pegangan tangan Kaurwaki dan pergi dari ruangan itu dengan perasaan berat. Tinggal Kaurwaki dengan tangan masih terulur ke depan. Dia jatuh terduduk di lantai, mungkin karena badannya yang jatuh lemas, namun perasaan yang terluka lebih menyakitkan bagi Kaurwaki. "Ashoka...", guman Kaurwaki dengan lirih memanggil nama kekasihnya.
Begitu Ashoka berlalu dari kamar itu, Devi masuk ke ruangan itu
dan bergegas ke arah Kaurwaki yang masih terduduk di lantai. "Apa yang dikatakan
Ashoka?", tanya Devi.
Kaurwaki hanya bengong dengan tatapan kosong ke arah pintu. "Mengapa kau malah diam?", tanya Devi sambil mengguncang tubuh Kaurwaki. Dengan tetap menatap ke arah pintu, Kaurwaki menjawab, "Dia mengakuiku. Dia tahu siapa aku".
Devi tersenyum senang dan bertanya, "Benarkah itu? Apakah dia mengatakannya sendiri?"
Kaurwaki menjawab, "Itu tidak diperlukan. Aku tahu Ashoka-ku berbicara kepada cintanya, kepada Kaurwaki-nya hari ini. Dia tahu itu dengan pasti!", nada suara Kaurwaki terasa getir.
Devi berpikir, "Tapi Ashoka pernah mengatakan tidak ingin menunjukkan itu".
Dia bertanya pada Kaurwaki, "Dia tidak mengatakannya tapi bagaimana kau begitu yakin?"
Kaurwaki menjawab dengan pandangan menunduk, "Ashoka-ku bisa meminta apa yang dia inginkan hari ini, hanya karena dia tahu bahwa aku adalah cintanya, aku adalah Kaurwaki-nya. Kalau tidak, dia tidak akan memikirkan haknya kepadaku"
Devi bingung dengan penjelasan Kaurwaki, namun dia bertanya, "Kau harus senang jika dia mengakuimu. Apa sebenarnya yang Ashoka katakan kepadamu?"
Kaurwaki menjawab, "Devi, Aku tidak tahu apakah itu baik atau buruk untukku. Duniaku meminta perasaanku saat ini dengan membuatku bersumpah demi cintaku".
Kaurwaki mulai bangkit dari duduknya di lantai. Dia mendekati pembaringannya dan mulai mengemasi barang-barangnya. Devi menatapnya heran dan bingung.
Devi bertanya, "Ada apa ini? Apa yang kau lakukan?"
Kaurwaki menjawab tanpa menoleh, "Ashoka telah memintaku untuk pergi dari sini".
Devi kaget mendengar ucapan Kaurwaki. Dia lalu keluar ruangan itu dan bergegas menyusuri koridor. Saat melihat Dharma yang muncul di depannya hendak melangkah, dia segera memanggil Rani Dharma. Dharma segera menoleh kepadanya dan menyambut tangan Devi dengan pandangan heran.
"Bibi, Bibi! Itu Kau...eh Padmawati, Bibi", kata Devi yang hampir menyebut Kaurwaki. Dharma berkata, "Padmawati? Apakah dia ada masalah?".
"Cepat ikut aku, Bibi", kata Devi mengajak Dharma bergegas menuju ruangan Kaurwaki.
Ashoka dan Acharya Radhagupta sedang melangkah di teras istana
menuju pintu utama sambil berbicara membahas tentang Wirata. "Acharya, karena
kita belum punya petunjuk, belum ada bukti tentang keberadaannya, Aku berencana
pergi ke sumur tua itu untuk mencari petunjuk tentang Wirata", kata
Ashoka.
"Tapi rencanamu ini sangat berbahaya, Ashoka", kata Acharya. Ashoka tidak menanggapi peringatan Acharya.
"Aku mohon pamit", kata Ashoka mencakupkan tangan berpamitan dan Acharya menjawab dengan anggukan. Ashoka lalu melihat ke arah prajurit yang segera memberikan sebuah potli (kantong uang) kepada Ashoka. Ashoka menerima potli itu dan segera naik ke punggung kuda putihnya, Garuda, yang sudah disiagakan oleh prajurit di halaman utama istana itu. Dia lalu pergi dari halaman itu menunggangi Garuda yang masih berjalan pelan. Acharya dan beberapa prajurit pengawal istana mengikuti kepergian Ashoka dengan pandangan mereka.
Kaurwaki berdiri tertegun di kamarnya, matanya tak lepas
memandang ke arah halaman, dimana saat itu Ashoka yang sedang berkuda tengah
meninggalkan istana. Dia jadi teringat tentang bagaimana Ashoka menyelamatkan
dirinya yang ketakutan diatas kuda Sushima yang berlari liar dan keduanya jatuh
ke jurang dan Ashoka merawatnya dengan baik dan penuh cinta. Kaurwaki berusaha
melupakan kenangan itu, dia segera melangkah mendekati barang-barangnya yang ada
di meja dekat pembaringan.
Dharma datang ke ruangan itu, dia langsung mendekati Kaurwaki.
Dharma datang ke ruangan itu, dia langsung mendekati Kaurwaki.
"Devi mengatakan bahwa kau akan pergi", kata Dharma. Kaurwaki yang menyiapkan barangnya menoleh, lalu menatap Dharma namun tetap diam. Sementara Devi menyusul masuk ke ruangan itu, dia berdiri agak jauh dari Kaurwaki dan Dharma.
Dharma berkata, "Kau tidak perlu pergi ke mana pun. Kau hanya akan tinggal di istana ini saja".
Kaurwaki bertanya, "Apakah Anda tahu bahwa aku mencintai putra Anda?"
Dharma mendekati Kaurwaki, dia memegang pipi Kaurwaki dengan kedua tangannya. Dharma mengangguk, "Aku ingin kau menjadi istri dari anakku. Aku tahu, bahkan sebelum kompetisi itu dimulai. Kau adalah gadis terbaik yang cocok untuk anakku".
Kaurwaki berkata, "Aku mohon ijin Anda, aku ingin menanyakan sesuatu". Dharma mengangguk mengijinkannya.
Kaurwaki bertanya, "Apa yang akan Anda lakukan jika Samrat meminta Anda untuk melakukan sesuatu?"
Dharma menjawab, "Setiap kata-kata Samrat adalah perintah bagiku".
Kaurwaki berkata, "Orang yang aku terima sebagai suamiku, segalanya bagiku, dia menginginkan agar aku pergi dari sini".
Ucapan Kaurwaki mengejutkan Dharma, demikian juga Devi yang walaupun sudah mendengar sebelumnya.
"Anda tidak akan mengingat bagaimana sakitnya ketika orang yang Anda cintai lebih dari diri Anda sendiri meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak Anda. Anda memberikan segalanya untuk cinta Anda. Namun Aku telah berjanji kepadanya", kata Kaurwaki dengan nada sedih.
Dharma hanya menatapnya dengan kekagetan dan rasa tidak percaya. Dharma masih berdiri terpaku di tempatnya, sementara Kaurwaki mengambil barang-barangnya dan melangkah pergi keluar ruangan itu.
Dharma seperti menyadari sesuatu, dia berbalik dan berteriak memanggilnya, "Berhenti, Kaurwaki!".
Kaurwaki kaget dan berhenti, demikian juga Devi kaget karena ternyata Rani Dharma mengenali Kaurwaki.
Kaurwaki yang terkejut dan menjatuhkan peti yang berisi barang-barangnya. Kaurwaki berbalik dan melihat Dharma sehingga keduanya saling melihat satu sama lain dan wajah keduanya menangis terharu. Dharma merentangkan kedua tangannya dan Kaurwaki bergegas mendekat dan memeluknya, sambil keduanya larut dalam suasana pertemuan yang emosional dan penuh keharuan itu. Devi ikut terharu melihat suasana pertemuan itu.
Kaurwaki melepaskan pelukan dan bertanya, "Bagaimana Anda mengenaliku? Sejak kapan dan bagaimana Anda mengetahuinya?"
Dharma menjawab, "Seorang ibu bisa membaca mata dari anak-anaknya. Aku telah melihat itu di mata Ashoka. Aku telah melihat betapa berartinya dirimu baginya".
Dharma teringat bagaimana Ashoka yang sangat panik dan mengkhawatirkan Kaurwaki yang terluka.
Devi berkata sambil mendekati Dharma dan Kaurwaki, "Bibi, sekarang hanya bibi yang dapat menghentikannya. Kaurwaki mirip seperti Chanda Anda. Dia setuju untuk pergi dari istana ini karena perkataan Ashoka".
Namun Kaurwaki hanya diam, tidak menanggapi ucapan Devi.
Dharma berkata, "Benar apa yang dikatakan Devi, Kau mengambil keputusan dalam kemarahan. Aku tidak menyalahkanmu dalam hal ini. Aku akan mengatur semuanya agar kembali seperti semula. Ashoka pasti mendengarkan aku".
Kaurwaki beralasan, "Tapi, Bu, Aku telah berjanji kepada Ashoka, bahwa aku akan mengikuti kemauannya. Aku tidak bisa mengingkari janji itu".
Kali ini Kaurwaki memanggil Rani Dharma dengan sebutan ibu.
Dharma berkata, "Tapi Aku adalah ibunya, Aku bisa membebaskanmu dari janji itu. Aku ingin kau bersama Ashoka demi alasan yang sama seperti dia memintamu untuk meninggalkannya. Dia akan membutuhkamu untuk memenuhi impiannya akan Akhanda Bharata. Dia tidak bisa melihatnya, tapi aku bisa. Kau akan berdiri kuat sebagai perisai dalam perjuangannya".
Dharma menyentuh pipi Kaurwaki, dan Kaurwaki terharu kembali atas rasa simpati Dharma. Keduanya lalu berpelukan lagi. Dharma merasa senang, ternyata putri Kaurwaki yang diharapkan itu ada di istananya dan Kaurwaki juga gembira karena Dharma sudah mengenali dirinya yang mencintai Ashoka.
Dharma memberi isyarat kepada Devi dan Devi pun bergabung dengan mereka, ketiganya berpelukan menumpahkan rasa bahagianya. Dharma merasa bahagia memeluk kedua gadis yang dekat dengan Ashoka, putranya itu.
Di sebuah ruangan dalam istana Pattaliputra, Siamak sedang
mengemasi barang-barang pakaian yang akan diperuntukkan bagi Helena. "Nenek
memang sudah tua tapi dia ingin tetap diperlakukan seperti anggota kerajaan
dimana pun dia akan tinggal. Aku akan memindahkan barang-barang ini ke gua
segera! Kau harus cepat, Siamak!", guman Siamak kepada dirinya sendiri, sambil
mengambil barang lain dan membungkus semua pakaian itu dengan selembar
kain.
Witthasoka datang ke ruangan itu dan bertanya heran, "Mau dibawa kemana barang-barang itu, Kak?", tanyanya.
"Apa itu penting bagimu?", tanya Siamak yang segera menenteng buntalan kain itu, dia menepiskan tangan Witthasoka yang berdiri menghalanginya. Dan Witthasoka jatuh ke lantai namun Siamak tak peduli, dia terus keluar dari ruangan itu. Witthasoka mengaduh kesakitan karena sikunya lecet karena jatuh.
Sementara Dharma masih memeluk Devi dan Kaurwaki, Sushima
diam-diam mengintip ke dalam ruangan Kaurwaki dan melihat kejadian itu. Devi dan
Kaurwaki melepaskan pelukan mereka kepada Dharma.
"Biarkan Ashoka datang kembali ke istana. Aku akan mengatur segalanya dengan benar. Kau jangan khawatir", kata Dharma. Kaurwaki hanya mengangguk sambil tersenyum. Sushima yang mengintip berusaha memikirkan tentang apa yang dikatakan Dharma.
Devi dan Dharma lalu meninggalkan ruangan Kaurwaki. Sushima segera bersembunyi saat melihat Dharma dan Devi keluar melewati pintu ruangan itu.
Kaurwaki yang sendirian di ruangan itu berguman, "Tidak ada yang bisa memisahkan Ashoka dariku sekarang!".
Kaurwaki tersenyum sumringah, hatinya tenang dan gembira atas perlakuan Dharma kepadanya.
Melihat Kaurwaki sendirian di kamarnya, Sushima bergegas akan masuk, namun Charumitra menyentuh pundaknya, membuat Sushima berbalik dan agak kaget melihat ibunya sudah dibelakangnya.
"Ibu minta Kau tidak membuang-buang waktu dengan orang-orang yang tidak berguna itu, Sushima. Ibu ingin kau hanya fokus kepada Putri Chanda!", kata Charumitra.
Sushima berkata, "Itu akan ditentukan nanti, putri siapa yang akan aku nikahi. Tapi Padmawati ini akan menemui nasibnya hari ini!".
Charumitra akan berkata, namun Sushima memberi isyarat agar ibunya diam dan tidak mencegahnya.
Charumitra berpikir, "Akan menjadi masalah jika Sushima bertindak membahayakan Padmawati".
Namun dia tidak melarang putranya yang masuk ke kamar Kaurwaki.