Sinopsis Ashoka Samrat episode 382 bag 2 by Kusuma Rasmana.
Ashoka dari tempatnya sudah memegang obor yang menyala sambil berkata,
"Aku akan menjelaskan dalam bahasa yang sama. Kita akan menjawab orang yang
demikian dalam bahasa yang mereka pahami!". Ashoka lalu melemparkan obor ke arah
jasad Uttara yang bergantung dan sudah dilumuri minyak. Api obor pun segera
menyambar jasad Uttara segera membakarnya. Ketiga sekawan bertambah kaget dan
ngeri dengan aksi yang dilakukan Ashoka. Sedangkan Acharya dan Nayaka melihatnya
dengan penuh semangat.
Ashoka berkata, "Sejak hari ini, Aku minta semua orang untuk tidak takut pada siapa pun lagi. Magadha cukup kuat untuk mengatasi dan menghancurkan musuh-musuhnya!"
Para warga serentak bersorak mengelukan Ashoka, "Hidup, Pangeran Ashoka! Hidup Pangeran Ashoka! Hidup Pangeran Ashoka!".
Ashoka menyambut sorakan itu dengan mengangkat tangan kanannya.
Sushima, Siamak dan Mahamatya melangkah mendekati tempat Ashoka berdiri yang berupa kotak seperti mimbar sehingga posisinya lebih tinggi dari pada ketiga orang yang datang itu. Ashoka menatap ketiganya dengan sedikit angkuh.
Sushima berkata pelan sambil berkacak pinggang, "Aku memuji rencanamu, Ashoka. Seseorang harus belajar darimu tentang bagaimana membuat orang-orang bersorak untukmu!"
Ashoka menjawab, "Kau seharusnya belajar dari banyak perbuatan yang sudah kau lakukan"
Siamak menanggapi, "Sushima memang benar, kau menutupi kebenaran demi pujian mereka".
Ashoka berkata, "Kau benar, Siamak! Kalian dan aku mengetahui kebenaran. Kebenarannya adalah jasad itu bukanlah Gondna tapi hanya pembantu dekatnya, Uttara. Hanya kita yang tahu, tapi tidak dengan rakyat atau warga kerajaan. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka tidak perlu takut pada setiap Gondana lagi. Lihat mereka! Ini adalah motif dari drama ini yaitu untuk mengakhiri rasa takut di wajah mereka terhadap Gondana. Pajak Gondana tidak akan berlaku sekarang. Gondana dan pendukungnya harus takut karena keruntuhan mereka telah dimulai. Hari dimana aku menemukan wanita itu, dia akan dihukum karena telah menjadi musuh terbesar dari tanah airku! Dia tidak akan pernah membayangkan hal itu. Langkah pertamaku menuju impian dari Guruku untuk India bersatu telah dimulai!".
Ketiga sekawan itu tegang mendengar tekad Ashoka, mereka memandang Ashoka yang melangkah pergi dari tempat itu. Langkah Ashoka diikuti oleh Radhagupta dan Nayaka, dari tadi melihat ketegangan di wajah Sushima, Siamak dan Mahamatya.
Sushima berkata, "Ashoka tahu bahwa Gondana bukan seorang pria melainkan seorang wanita"
Siamak menanggapi, "Tentu dia berusaha untuk mengetahui siapa wanita itu"
Siamak, Sushima, Charumitra dan Mahamatya menemui Helena di
tempat persembunyiannya yang baru. Namun pondok yang didatangi mereka sepi
karena Helena tidak tampak.
"Pitamahi! Pitamahi!", teriak Siamak memanggil Helena. Pitamahi artinya nenek, seperti kata Pitamaha yang berarti kakek.
"Pitamahi! Pitamahi!", teriak Siamak memanggil Helena. Pitamahi artinya nenek, seperti kata Pitamaha yang berarti kakek.
Keemppat orang itu terus memanggil Helena sambil memeriksa ruangan itu. Helena muncul dan sedang marah, dia melemparkan sesuatu ke lantai. Kembali Helena menendang sesuatu di depan keempat orang tamunya itu.
Sushima bertanya, "Apa arti dari semua itu? Apa yang sebenarnya..."
Helena berkata marah, "Baru dimulai! Itu akan dimulai sekarang! Itu akan terjadi saat Ashoka akan mengungkap wajahku sebagai Gondana dan kau akan dibuktikan sebagai pendukungku".
Sushima berkata tegas, "Tenanglah! Tenang dulu, Ashoka hanya datang dan hanya tahu bahwa Gondana adalah seorang wanita, itu saja".
Helena berkata kalap, "Haa, jadi Ashoka tahu Gondana itu wanita? Hanya wanita, tapi aku curiga Ashoka telah melihat wajahku. Hal ini sudah ditakdirkan dan dia tidak akan mengampuni siapa pun!"
Siamak berkata, "Aku tidak percaya ini, haruskah Nenek berkata begitu? Nenek telah membuat Ashoka jatuh, kita selalu sukses dalam tujuan itu. Keberhasilan terbesar kita adalah kematian guru Ashoka, Chanakya dan kita mengusirnya dari Magadha!"
Helena tetap berkilah, "Kita tidak akan pernah menang atas Ashoka. Dia kembali seperti burung abadi setiap kali. Dia telah kembali lebih kuat saat ini. Kali ini dia bukan Ashoka yang dapat kita jebak dalam perangkap kita"
Sushima mengangguk membenarkan, "Ashoka bukan bocah lagi dan permainan ini bukan untuk para bocah"
Siamak berkata, "Kakak Sushima jangan menakut-nakuti kita semua dengan mengatakan hal itu. Kita harus memikirkan langkah selanjutnya!".
Sushima menjawab ketus, "Aku sudah tahu itu, Siamak, Aku sudah memikirkan itu!"
Sushima menoleh kepada Helena dan berkata, "Kau akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman segera". Helena dan Siamak hanya saling berpandangan. Charumitra dan Mahamatya hanya diam.
Di istana Pattaliputra, di ruangannya, Ashoka sedang bersama
Acharya Radhagupta. Mereka sedang mengecek daftar para pengkhianat dan musuh
yang sudah dibuat oleh Ashoka. Yaitu : Tantrik, Dakshina, Uttara yang ketiganya
ditandai sudah mati, sisanya Gondana yang masih buron. Lima orang lainya yang
merupakan pembunuh gurunya yaitu Sushima, Mahamatya, Siamak, Charumitra dan
Helena, hanya Helena yang ditandai dengan coretan karena sudah mati.
"Mereka yang masih hidup ini adalah hambatan dalam mimpiku memberi rasa aman dan menyatukan tanah India. Empat dari mereka adalah keluargaku sendiri. Bayangkan saat membuat negara agar selalu aman dan aku harus berperang melawan keluargaku sendiri?"
Acharya Radhagupta menjawab, "Itu adalah takdirmu, Ashoka. Mimpi Akhanda Bharata harus diwujudkan dengan menghancurkan mereka". Ashoka mengangguk menghargai pendapat Acharya.
Ashoka berkata, "Acharya, Aku yakin, kita berdua saja tidak bisa menjalankan misi ini. Aku harus membuat pengkhianat dari keluargaku sendiri seperti Sushima dan Siamak menjadi lemah dulu untuk mendapatkan Gondana. Satu-satunya penghubung kita adalah Nirankush. Kita harus menangkap dia kembali untuk menangkap Gondana!". Acharya hanya diam menyimak.
Di persembunyian Helena, Sushima berkata sambil memegang bahu
Helena, "Rajmata yang aku hormati, Ashoka hanya bisa memikirkan hubunganku
dengan Gondana tapi dia tidak pernah bisa membayangkan bahwa orang mati seperti
Anda masih hidup. Jika dia tidak dapat menangkapmu maka bagaimana dia akan
menangkap kami?"
Helena berkata, "Tidak akan butuh banyak waktu jika dia mendapatkannya!".
Sushima mengangguk menjawab, "Aku tahu dia akan melakukan segala cara yang mungkin untuk menemukan Gondana. Namun yang pasti dia tidak akan pernah mencari Gondana di dalam istana kita dan di kamarku!".
Semua orang yang mendengarnya heran dengan rencana Sushima, namun Sushima hanya melihat Helena dengan nyengir.
Helena berkata, "Tidak akan butuh banyak waktu jika dia mendapatkannya!".
Sushima mengangguk menjawab, "Aku tahu dia akan melakukan segala cara yang mungkin untuk menemukan Gondana. Namun yang pasti dia tidak akan pernah mencari Gondana di dalam istana kita dan di kamarku!".
Semua orang yang mendengarnya heran dengan rencana Sushima, namun Sushima hanya melihat Helena dengan nyengir.
CUPLIKAN : Di persembunyian Helena, Charumitra bertanya,
"Bagaimana tentang Nirankush? Kau telah memikirkan dengan baik tentang Rajmata.
Dia bisa aman tapi bagaimana dengan Niranksuh?". Sushima menjawab, "Aku
berencana mengirim Nirankush ke Wirata. Bila Ashoka mampu mencapai dia disana,
maka dia pasti menemukan kegagalan atau bahkan kematiannya!". Di suatu tempat
tampak sosok kesatria dengan pedang dalam tampilan siluet.