Sinopsis Ashoka Samrat episode 322 by Meysha
lestari. Ashoka memberitahu Bindusara bahwa jawaban dari pertanyaannya
tersenbunyi dalam pertanyaan yang lain, "bolehkan aku?" Bindu mengangguk. Ashoka
bertanya, "apa yang telah terjadi pada ayah? Keyakinan yang tidak tergoyahkan
bahkan setelah kematian Drypad. Anda memberiku kesempatan untuk menjelaskan
sikapku bahkan ketika semua orang tak ada yang mempercayaiku. Apapun yang
kulakukan sebelum ke Takshila, anda mempercayaiku sepanjang waktu. Apa yang
terjadi, begitu aku kembali dari Takshila, anda meragukan setiap tindakanku.
Kemana perginya keyakinanmu padaku? Apa yang telah ku lakukan hingga aku jatuh
di depan mata hari ini? Apakah salah jika aku memilih untuk mengakhiri tradisi
perbudakan? Apakah karena aku membuat keputusan itu sendiri? Itu dusta! yangs
ebenarnya adalah setiap keputusan yang ku buat berdasarkan pemikiran yang pernah
anda dan Achary Chanakya lakukan atau katakan padaku dalam situasi tertentu. Aku
setuju, aku menjadi emosional dan membuat pengumuman. tapi aku telah jelaskan
pada mereka bahwa semua itu akan di putuskan setelah mendapat persetujuan ayah.
Situasi di luar kendali saat itu. Aku terpaksa mengambil keputusan demi kebaikan
rakyat. Sepanjang yang kutahu, hal seperti itu juga sangat penting juga bagi
anda. Aku tidak pernah membayangkan jika kata-kata ku di pelintir dan membuatku
jatuh di mata anda..."
Ashoka melanjutkan, "..aku tahu ayah marah padaku. Tapi
bagaimana ayah bisa meragukan ibu? Apakah ayah tahu bahwa aku dan ibu yang
selalu berada di sampingku sepanjang hari selama anda sakit? Mengapa anda selalu
percaya pada kebohongan yang di katakan orang daripada yang anda lihat sendiri.
Anda tidak pernah membeda-bedakan sebelumnya. Anda selalu mendengarka kedua
belah pihak sebelum membuat keputusan. Anda tidak mempercayaiku ketika Kaurvaki
mengatakan apa yang ada di hatinya. Anda mengirim aku jauh darimu. Aku bisa
mendapatkan 1000 kalinga tapi saat itu anda tidak mengirimku sebagai ksatria
tapi sebagai anak yang buruk, agar aku jauh dari pandangan matamu. Tapi aku
masih melakukan apa yang ayah katakan. Surat itu palsu, tapi anda
mempercayainya. Anda bahkan tidak terpikir sekalipun untuk mencari kebenarannya.
Apakah ini bukan tidak adil? Bahkan orang biasa di beri kesempatan untuk
menjelaskan maksudnya.Lalu mengapa anda tidak memberiku kesempatan? Anda sama
sekali tidak mempercayai aku sekarang, karena itu anda tidak menggizinkan Achari
radha Gupta membelaku. Aku tidak akan menjadi Yuvraj jika merugikan aku. Aku
tidak bisa membayarnya seperti ini. Bahkan anak-anak di Magadha mengerti cinta
dan dedikasiku pada tanah air. Semua orang mengeri akud atang kesini dengan
rencana. Tindakan ku adalah untuk membuat musuh percaya tapi anda juga
ikut-ikutan percaya. Anda sangat mempercayainya sehingga mulai menghukumku di
hadapan semua orang. Jawab aku, ayah. Mengapa anda berubah? Apakah anda begitu
lemah? Apakah itu sesuai bagi raja? Bagaimana ayah bisa tidak memahaminya? Aku
bertanya pada ayah. APakah yang seperi itu layak untuk duduk ditahta?" Shushim
ikut campur, "ayah adalah Samrat magadha sebelum menjadi ayahmu." Ashoka
mengangkat tanganya di udara membeir isyarat pada SHushim agar diam.
Ashoka menuntut penjelasan dari Bindusara, "kesalahan apa yang
telah aku lakukan? Apakah ayah sudah tidak mencintaiku lagi atau hati ayah juga
telah berubah padaku? Apakah ayah juga berpikir bahwa putra pelayan ini tidak
seharusnya menjadi yuvraj?" Bindu mengangkattanganya dengan marah, "cukup! Janga
kau berpikir kau akan mendapatkan simpatiku dengan mengatakan semua itu.
Pemikiranmu menjadi begitu rendah. Itu menunjukan awal kejatuhanmu. Kau tak mau
melihat masalah. Kau menjadi sangat sombong sehingga kau tak mau menerima
kesalahan dan kegagalan." DHarma coba mengatakan sesuatu tapi Bindu melarangnya
ikut campur, "Samrat Magadha sedang bicara dengan Yuvraj Magadha..."
Bindu menatap Ashoka, "Aku bisa menerima niatmu, pikiranmu dan
dedikasimu yang tinggi sehingga kau bisa menentang segala sesuatu yang kau
anggap salah. Tapi kau mengambil tindakan yang ekstrim. Kau menyimpan perasaan
itu dalam hatimu dan tidak menunjukannya. Dan itu meledak seperti vulkanik. Kau
menghancurkan batasan, aturan dan etika. Kau berpikir kalau kau selalu benar.
Kau tak pernah menanyai dirimu sendiri. Kau tak pernah berpikir bahwa niatmu
bisa saja baik tapi apa akibat yang akan di sebabkannya. Niatmu mengakhiri
perbudakan itu bagus, tapi kita yang harus membayar segalanya memalui kas
negara. Kita harus menanggung masalah karena hal itu. Kaurvaki datang untuk
mengajariku. Dan aku harus di permalukan di hadapan semua orang karena
perkelahianmu dengan Shushim. Katakan padkau dengan sebenarnya, apakah kau
menyerang Jagannath?" Ashoka mengangguk, "tapi..."
Bindu memotong kata-kata Ashoka, "aku tidak membutuhkan
penjelasan. Aku tahu niatmu pasti baik, tapi kau tak punya kesabaran yang di
butuhkan oleh seorang Yuvraj. Aku tidak meragukan itu sekarang. Kau terbiasa
melakukan sesuatu yang kau anggap benar sehingga kehilangan kendali ketika kau
melakukan hal yang salah. Ini menunjukan kesombongan yang tidak pantas di miliki
oleh seorang Yuvraaj. Seorang Nayak harus sabar. Kalau kelakuanmu seperti itu
maka mimpi untuk menyatukan india akan hancur. Memberimu hak sama saja dengan
memberikan batu pada orang yang salah. Aku mengakui kalau aku sedang marah
padamu tapi keputusanku tidak ada hubungannya dengan itu sekarang. Aku berpikir
untuk melakukan kebaikan padamu dan Magadha dengan mencopot posisimu..!"
Shushim, Charu dan Mahamatya terlihat gembira. Bindu lalu
membuat pengumuman resmi tentang itu, "Ashoka hanyalah anakku dari hari ini dan
seterusnya dan bukan seorang yuvraj. Bukan ini saja, aku juga mengakhiri
kompetisi Yuvraj. Aku umumkan bahwa tidak akan ada Yuvraj hingga kematianku di
Patliputra. Tidak kau, ataupun Shushim!" Semua orang terhenyak kaget. Bindu
mengatakan kalau dia akan memutuskan siapa yang akan menjadi samrat menjelang
ajalnya nanti, "hingga saat itu, aku akan mengambil semua keputusan. Menyedihkan
memang, tapi aku tidak punya pilihan lain!" Setelah berkata begitu, Samrat
meninggalkan ruang pengadilan. Semua orang ikut pergi kecuali Ashoka dan
Shushim. Shushim melirik Ashoka. Keduanya lalu menatap tahta.
Subhrasi menemui Bindu di kamarnya dan meminta izin agar di
perbolehkan memiliki "Paath Ramayana" untuk besok dan seterusnya. Bindu setuju.
Subhrasi pergi. BIndu berdoa agar hanya hal-hal baik saja yang akan terjadi di
Magadha besok.
SHuhim merasa kesal karena ibunya sangat mempercayai Tantrik,
"dia banyak bicara tapi tak terjadi apa-apa." Tantrik muncul, "aku masih
mengatakan hal yang sama." SHushim mengucapkan salam padanya, "tak ada yang di
angkat sebagai Yuvraaj sekarang atas perintah ayah." Tantrik berkomentar betapa
orang mundur ketika sesuatu berjalan tidak semestinya. Apakah kau berpikir akan
menjadi Yuvraaj ketika pertama kali datang kesini?" SHushim menyangkal. Tantrik
menanyakan situasi yang sedang terjadi sekarang, "apakah kau tidak melihat kalau
situasi berubah menentang Ashoka?" Shushim menjawab, "Ashoka tidak pernah
menyerah. Setiap kali dia selalu kembali menjadi kompetitor yang lebih besar dan
lebih baik. Aku takut kalau ayah mungkin akan mengumumkan dia sebagai
pewarisnya." Tantrik berkata, "Ashoka tidak akan berada lama ditinggal di sini
lama, lalau bagaimana bisa jadi pewaris? Dia hanya mejadi tamu selama beberapa
hari di Patliputra. kau akan melihat kejatuhannya tak lama lagi." Shushim
penasaran. Tantri berkata, "waktu yang akan memberitahu..!" Sinopsis
Ashoka Samrat episode 323 by Meysha lestari
PREV NEXT